Saat kejadian, situasi di kampung saat itu sedang sepi.
Ibu-ibu tengah melakukan pengajian.
Namun setelah berupaya pergi ke rumah masing-masing keempat bocah langung di bawa ke puskesmas dan klinik.
Armi dan Elzar dibawa ke Klinik Cisanca.
Sementara Saeful Ulum, dan Rizki mendapatkan perawatan ke puskesmas.
4. Tiga korban luka parah
Dari keempat korban sengatan tawon itu, tiga bocah di antaranya mengalami luka cukup parah.
Kendati sudah mendapatkan perawatan namun mereka belum pulih sepenuhnya.
Rizki contohnya, ia mengaku masih sering merasa pusing.
Rizki juga mengaku sekujur badannya masih terasa sakit.
Rasa panas juga muncul dari luka-luka bekas sengatan tawon di seluruh tubuhnya.
Rizki mengaku kapok karena disengat tawon.
Ia juga sangat sedih karena temannya meninggal dunia.
"Enggak tahu kalau bakal nyerang tawonnya. Apalagi Armi sampai meninggal karena disengat," ucapnya.
Meski menggunakan celana jeans, sengatan tawon masih terasa ke bagian paha dan kakinya.
Rizki juga sempat menggunakan penutup wajah dari kardus saat akan merusak sarang tawon.
5. Damkar Turun Tangan
Kabar empat bocah itu akhirnya sampai di telinga Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Garut.
Setelah itu Damkar turun tangan untuk mengamankan sarang tawon tersebut.
Dinas Pemadam Kebakaran, mencopot sarang tawon pada Kamis (21/11/2019) malam.
"Harus malam hari diturunkannya. Biar tawonnya lagi enggak aktif. Kalau siang masih aktif dan berbahaya," ujar Danramil Bayongbong, Kapten Inf Jaja, Kamis (21/11/2019).
Menurut Jaja, sarang tawon tersebut berada di rumah warga bernama Maryam.
Akibat serangan tawon, seorang anak bernama Armi Fauzi meninggal dunia.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Teror Tawon, Kakek di Kerinci Tewas Setelah Disengat Ribuan Tawon, Warga Tak Berani Menolong, https://jabar.tribunnews.com/2019/11/27/teror-tawon-kakek-di-kerinci-tewas-setelah-disengat-ribuan-tawon-warga-tak-berani-menolong?page=all.