TRIBUNNEWS.COM, NUSA DUA - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mewakili Presiden Jokowi untuk membuka Rapimnas Kadin 2019 di BICC The Westin Nusa Dua, Kuta Selatan, Badung, Bali, Jumat (29/11/2019).
Acara ini dihadiri oleh para pelaku usaha di Indonesia.
Mereka berkumpul selama dua hari, mulai dari tanggal 28-29 November 2019 dalam perhelatan tahunan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2019 untuk menetapkan sasaran dan program kerja dunia usaha untuk meningkatkan perekonomian nasional.
Acara ini juga diramaikan dengan rangkaian acara pendukung diantaranya Kadin Bali Golf Tournament, Gala Dinner di Kediaman Gubernur Bali, Tur Bounty Nusa Lembongan Day Cruise, Pameran produk UKM, perbankan dan karya seni penyandang disabilitas.
Pembukaan ditandai dengan pemukulan kendang oleh Wapres Ma’ruf Amin didampingi Ketua Kadin, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua DPD RI La Nyala Matalitti dan Menteri BUMN Erick Tohir.
“Pertama saya ingin menyampaikan apresiasi kepada Kadin dan seluruh jajarannya atas terselenggaranya Rapimnas Kadin 2019. Semoga kegiatan Rapimnas ini menghasilkan rekomendasi yang dapat diterima oleh semua pihak dan dapat dijalankan bersama-sama. Sehingga bisa berkontribusi terhadap perekonomian Nasional Indonesia,” kata Wapres Ma’ruf Amin, Jumat (29/11/2019).
Sebagaimana termaktub dalam UUD 1945 tujuan negara adalah memajukan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Untuk itu, Kadin sebagai organisasi independen dan sebagai mitra pemerintah, diharapkan dapat menjalankan program kegiatan yang sejalan dengan program prioritas pemerintah dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia.
“Pemerintah telah menetapkan berbagai program yang ditujukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan mengoptimalkan potensi sumber daya yang ada, guna pelaksanaan program yang tepat sasaran tersebut maka diperlukan peran serta pelaku dunia usaha untuk mewujudkannya," tambahnya lagi.
Menurut Ma'ruf Amin, pertumbuhan Nasional saat ini menghadapi tantangan yang cukup besar diantaranya laju perekonomian nasional yang cenderung melambat, sebagai akibat ketidakpastian perekonomian global perang dagang antara Amerika Serikat dan China yang berkepanjangan serta resiko geopolitik.