News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

7 Fakta Perjuangan Pemancing Bertahan Hidup di Laut, dari Gigitan Hiu hingga Bertahan Tanpa Makan

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Daryono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perjuangan 12 Pemancing Bertahan Hidup di Tengah Laut

TRIBUNNEWS.COM - Cerita dramatis dialami oleh rombongan pemancing yang berasal dari Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

Rombongan pemancing berjumlah 12 orang ini harus berjuang bertahan hidup selama 4 hari di atas laut setelah kapal yang mereka tumpangi tengelam.

Perjalanan rombongan pemacing yang dipimpin Ekky Azwar berangkat dari darat pada Jumat (23/11/2019) lalu.

Ada beberapa kejadian menegangkan yang harus mereka hadapi, dari serangan hiu hingga harus bertahan tanpa makanan sebelum mereka akhirnya selamat.

Berikut 7 fakta perjuangan 12 pemancing yang bertahan hidup di tengah laut yang berhasi dirangkum Tribunnews.com: 

Baca: Tagar #RakyatTolakKerasFPI Trending, Begini Penjelasan FPI Soal Kesetiaan NKRI & AD/ART Khilafah

1. Kepulan asap di kapal

Perjuangan 12 pemancing bertahan hidup di tengah laut  (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Dikutip dari channel YouTube tvOneNews, Ekky mengatakan, awalnya mereka berniat memancing di lokasi yang berjarak 6 jam perjalanan laut dari darat.

“Niatnya kami mau memancing di Banggai laut,” ungkap  Ekky.

Ketika sudah melakukan perjalanan selama 5 jam, mulai terjadi kerusakan di kapal yang ditumpangi oleh Ekky dan rombongan.

Ketika itu muncul kepulan asap dari bagian mesin kapal.

Sontak kejadian ini membuat rombongan panik.

Ada yang berupaya menyiram kepulan asap dengan peralatan seadanya.

Sangat disayangkan kepulan asap semakin pekat dan membuat rombongan pemancing ini semakin panik.

Takut jika kapal meledak, Ekky dan ke-11 temannya memutuskan mengenakan jaket keselamatan.

“Ada yang mengambil pelampung, untuk siap-siap jika kapal meledak,” kata Ekky.

Baca:Bocah Tewas Terjepit Komidi Putar, Iptu Pramana: Belum Tetapkan Tersangka, Tapi Salah Pihak Operator

2. Gunakan kasur untuk mengambang

Perjuangan 12 pemancing bertahan hidup di tengah laut (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Selain mengenakan jaket keselamatan, rombongan juga mengambil sebuah kasur yang ada di dalam kapal untuk digunakan alat pertolongan.

“Kasur itu untuk mempersatukan kita saat berada di permukaan laut,” lanjut Ekky.

Ekky dan rombongan mulai terombang-ambing hingga matahari tenggelam.

Baca: Kunjungi Labuan Bajo, Menpar Wishnutama Harap Ekonomi Kreatif Dirasakan hingga Masyarakat Daerah

 3. Diserang hiu dua kali

Perjuangan 12 pemancing bertahan hidup di tengah laut (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Ekky mengaku selama 4 hari rombongannya sempat dua kali diserang hiu.

Penyerangan tersebut terjadi di hari pertama dan hari kedua saat terombang-ambing di tengah laut.

Dalam serangan pertama, seorang rekan Ekky mengalami luka yang cukup parah di bagian betis.

“Kawan disambar hiu waktu itu malam gak ada yang melihat,” tutur Ekky.

Pertolongan diberikan kepada korban dengan membungkus kaki yang terluka untuk mencegah darah menetes ke laut.

Langkah ini dilakukan untuk mencegah  hiu datang kembali.

Pasca serangan hiu, Ekky dan rombongan berubah posisi dengan meletakkan semua kaki di atas kasur.

“Kita mengubah posisi kaki di atas kasur, katanya, telapak kaki tenang jika di permukaan air laut,” terang Ekky.

Beserta kawan-kawannya, Ekky mengaku pasrah dan berdoa supaya tidak terserang hiu kembali.

Di serangan hari kedua, Ekky dan rekan-rekan memberikan perlawan dengan memukul hiu tersebut dengan bilah bambu yang digunakan untuk mendayung rakit.

Syukur serangan yang kedua ini tidak melukai Ekky dan rombongan.

Baca: 25 Instansi Pusat dan Daerah yang Memperpanjang Pendaftaran CPNS 2019 hingga Desember

4. Bantuan dari ikan lumba-lumba

Perjuangan 12 pemancing bertahan hidup di tengah laut (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Ekky mengaku selama 4 hari rombongannya sempat dua kali menemukan rakit.

Masih di hari kedua, Ekky mengatakan ada rombongan lumba-lumba menghampri mereka.

Lumba-lumba ini berada di sekeliling rakit mereka baik dari arah kiri, kanan, dan belakang.

Menurutnya, lumba-lumba ini mengikuti rakit yang mereka ditumpangi.

“Lumba-lumba mengiringi kita sampai kita menemukan rakit kedua,” ujar Ekky.

Baca: Simak Cara Atasi Instagram Down, Cek Pakai Situs Web Ini

5. Bertahan tanpa makan dan minum

Perjuangan 12 pemancing bertahan hidup di tengah laut (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Ekky mengaku selama terapung-apung di laut, rombongan bertahan hidup tanpa makan dan minuman.

Menurunya, yang bisa menyelamatkan mereka adalah keyakinan untuk bertahan hidup.

"Makanan dan minuman tidak ada, kita saling memberi semangat dan menguatkan hati," ungkap Ekky.

Baca: 7 Jenis Motor Custom yang Populer di Indonesia, dari Cafe Racer hingga Bobber

6. Diselamatkan nelayan

Perjuangan 12 pemancing bertahan hidup di tengah laut (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Setelah terapung-apung tanpa kejelasan, di hari ketiga, Ekky dan rekan-rekannya melihat nelayan yang sedang memancing di perairan Morowali.

Mereka berusaha keras menarik perhatian nelayan tersebut dengan memanggil-manggil mereka.

Usaha tidak berhenti di situ.

Mereka mengambil sebatang bambu di mana bagian ujungnya diikatkan baju keselamatan lantas dilambaikan sebagai penanda keberadaan rombongan.

“Biar mereka lihat,” turut Ekky.

Atas usaha keras, nelayan yang sedang memancing melihat keberadaan rombongan dan akhirnya menyelamatkan mereka.

Baca: Ancam Mafia Minyak dan Gas, Jokowi: Akan Saya Gigit Orang Itu!

7. Kondisi sekarang

Safarudin korban serangan (Tangkap layar cahnnel Youtube TvOneNews)

Ekky mengatakan kondisinya dan rekan-rekannya saat ini sudah membaik, termasuk seorang temannya yang sempat digigit ikan hiu kini telah mendapatkan perawatan medis.

“Alhamdulillah sudah baik dan pulih,”  aku Ekky. 

Seorang rekan Ekky yang mejadi korban serangan hiu, Safarudin mengungkapkan kondisinya kini sudah baik setelah mendapat perawatan di RSUD  Luwo, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah.

"Kondisi kita sudah membaik, 4 hari kami sudah mendapat perawatan di rumah sakit," ujar Safarudin dikutip dari program Kabar Siang tvOne, Jumat (29/11/2019).

(*)

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini