Laporan Wartawan Serambinews.com, Rahmad Wiguna
TRIBUNNEWS.COM, KUALASIMPANG - Pernah menjadi korban banjir bandang pada 2006, menjadikan Suriyani MY Spd sebagai sosok wanita peduli terhadap sesama.
Setahun terakhir, wanita ini tak pernah absen membagikan nasi bungkus gratis kepada masyarakat.
Melalui bendera Berbagi Nasi Tamiang (Bernas) yang ia bentuk bersama teman-temannya, Suriyani memang telah berhasil menggugah kepedulian masyarakat untuk berdonasi dalam bentuk nasi bungkus.
Alasan dipilihnya nasi bungkus sebagai bentuk donasi ini sangat sederhana.
Selain murah dan tidak membebani donatur, nasi merupakan makanan pokok yang selalu dibutuhkan manusia.
Baca: Seorang Wanita di Aceh Timur Dicambuk 100 Kali karena Berzina dengan Dua Pria
Baca: Ini Pemicu Kecelakaan Maut yang Menewaskan Siswa SD di Aceh Tamiang
Baca: Citilink Tujuan Banda Aceh Putar Balik ke Bandara Kualanamu Setelah Sempat Terbang 20 Menit
“Intinya kami ingin membantu orang tanpa membebani orang yang berniat memberi bantuan,” kata Suriyani, yang berjuluk wanita 1.000 nasi bungkus itu kepada kepada Serambinews.com, Selasa (17/12/2019).
Suriyani yang akrab disapa Nin, memulai aktivitasnya setiap Jumat.
Nin bersama relawan lainnya mengumpulkan donasi nasi bungkus dari siapa saja untuk kemudian disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Bersama tim relawan, ia biasanya menyasar ke RSUD Aceh Tamiang untuk membagikan nasi untuk pasien.
Selepas itu Nin dan rekan-rekannya menyusuri ke persimpangan jalan untuk berbagi kepada penarik becak.
“Donasi dalam bentuk uang juga kami belikan nasi bungkus,” lanjut wanita yang kesehariannya mengajar di sebuah sekolah dasar negeri di Aceh Tamiang ini.
Rutinintas ini berubah lebih menantang ketika penyaluran diarahkan ke lokasi yang terdampak bencana.
Ya, beberapa waktu lalu Nin, kedapatan mengayuh sendiri perahu untuk membagikan nasi bungkus ke daerah yang dilanda banjir di seputaran Lapangan Bawah, Kecamatan Kota Kualasimpang.
Seluruh rumah di daerah bantaran sungai Tamiang itu terendam dengan ketinggian air lebih satu meter.
Nin bersama seorang temannya yang juga wanita nekat menerobos banjir mendatangi satu per satu rumah yang tergenang banjir untuk membagikan nasi bungkus.
Aksinya ini sempat viral setelah video maupun fotonya mengayuh perahu beredar di media sosial.
“Spontan saja. Ketika tahu di daerah itu banjir, kami langsung ke sana. Spontan saya kayuh perahu karena kasihan banyak warga yang sejak malam sudah tidak makan karena terkurung di rumah,” jelasnya.
Nin memahami betul kondisi korban banjir.
Dulu, pada pada 2006 dia bersama keluarganya pernah menjadi korban banjir bandang.
Rumahnya di Kecamatan Seruway terendam air yang memaksa dia dan keluarganya mengungsi.
Pengalaman inilah yang menempa Nin menjadi sosok yang sangat peduli terhadap sesama.
Tak jarang dirinya dilanda haru luar biasa ketika mendapati warga yang begitu antusias menerima nasi bungkus.
Nin juga belum bisa melupakan wajah seorang kakek penderita paru di RSUD Aceh Tamiang yang menjadi langganan nasi bungkusnya.
Sang kakek itu baru saja meninggal dunia.
Nasib Nek Semah di Kampung Menanggini, Kecamatan Karangbaru yang tinggal sendirian juga menjadi perhatian seriusnya.
Sakit sesak nafas akut membuat Semah tak mampu beraktivitas lugas.
Kondisi ini membuat rumah Nek Semah dipenuhi debu tebal yang memperparah kesehatannya.
“Anak-anak Bernas pernah satu hari penuh menghabiskan waktu di rumah Nek Semah untuk membersihkan rumahnya. Debu di rumahnya sangat tebal, karena memang beliau tidak bisa apa-apa karena sakit,” jelasnya.
Nin sudah total menceburkan diri di jalur kemanusiaan dan berkomitmen untuk terus berada di ranah ini.
Dia memastikan tidak mencari apa-apa dalam misi ini, kecuali ridha Allah swt.
Namun satu yang menjadi kegalauannya.
Yaitu kaderisasi kaum muda untuk melanjutkan perjuangan yang sudah dirintisnya bersama sejumlah temannya.
“Sekarang ini sifatnya hanya relawan, artinya tidak ada ikatan. Saya sangat berharap suatu waktu ada anak-anak muda yang memilih jalur kemanusiaan ini secara serius,” ucapnya.(Rahmad Wiguna)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kisah Nin, Wanita 1.000 Nasi Bungkus dari Tamiang, tak Kenal Lelah Berbagi, Hingga Menerobos Banjir