TRIBUNEWS.COM - Seorang penumpang Garuda dari Jakarta ke Pontianak, Kalimantan Barat, Rendy Lesmana, mengaku kehilangan seekor burung kicau berjenis kacer seharga satu unit yang disimpan di bagasi pesawat.
Burung itu merupakan burung kicau yang dibawa Rendy ke Jakarta dari Pontianak, untuk mengikuti kontes kicau mania, Kamis (12/12/2019) pekan lalu.
Namun, setelah semua sangkar diperiksa satu per satu, burung kacer sudah tidak ada. Kondisi bagian atas sangkar juga rusak dan masih berbungkus kain.
Untuk mengetahui cerita lengkap dari raibnya burung kacer seharga satu unit mobil, berikut fakta-faktanya yang sudah dirangkum Tribunnews.com.
Baca: 10 YouTuber Punya Bayaran Tertinggi di Tahun 2019, PewDiePie Kalah dari Bocah 8 Tahun
1. Kronologi
Dirangkum dari pemberitaan Kompas.com, peristiwa hilangnya burung kacer mliki Rendy terjadi pada Selasa (17/12/2019).
Awalnya Rendy melakukan penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak menggunakan maskapai pelat merah, Garuda Indonesia,pada Kamis (12/12/2019).
Keberadaan Rendy di Jakarta diketahui untuk mengikuti mengikuti kontes burung kicau.
Ia berangkat dari Jakarta pukul 18.15 WIB dan tiba di Pontianak sekitar pukul 20.00 WIB. Ada delapan ekor burung yang ditaruhnya dalam enam sangkar di bagasi pesawat itu. Terdiri dari tiga ekor burung murai, dua ekor burung kacer, dan tiga ekor burung love bird.
2. Tidak menggunakan fasilitas kargo
Rendy sengaja tidak menggunakan kargo, dengan alasan tidak ingin burung peliharaan yang diikutkan dalam kontes nasional itu mengalami stres.
Ia juga memastikan saat membawa burungnya di dalam bagasi pesawat itu sudah melalui prosedur yang benar dan sesuai ketentuan berlaku.
Bahkan, ia juga telah membayar biaya sebesar Rp 3,5 juta untuk membawa burungnya melalui bagasi Garuda Indonesia tersebut.
"Kami tidak mau burung ini stres, burung ini untuk kontes tingkat nasional,"
"Enggak mungkin kami gunakan kargo, karena kami jaga stamina dan kondisi burung, jangan sampai stres," ujarnya seperti dikutip dari Kompas.com.
3. Harga Burung
Rendy mengatakan burung kacernya yang pernah ditawar seharga Rp 150 juta.
Namun menurut, dirinya bukan masalah harganya yang menjadi berharga melainkan ada sesuatu yang lain.
"Kalau kerugian ini tidak bisa dinominalkan, karena ini burung kesayangan, berprestasi lagi," ucap dia.
Baca: Hasil Seleksi Administrasi CPNS Kementerian PUPR, Masa Sanggah Berakhir Senin (23/12/2019)
4. Tanggapan Garuda
Dikutip dari Kompas.com, Station Manager Garuda Indonesia Isman Kamanjaya di Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat membenarkan kejadian tersebut.
Menurut dia, pascaburung kicau dilaporkan hilang, telah dilakukan mediasi antara pihaknya dan pemilik burung, Rendy Lesmana, di Polsek Bandara Internasional Supadio, Pontianak.
"Kesepakatan (dalam mediasi di Polsek Bandara Supadio Pontianak) tidak tercapai," kata Isman kepada sejumlah wartawan di Bandara Supadio, Kamis (19/12/2019).
Isman enggan menjelaskan lebih jauh terkait permasalahan tersebut.
Terlebih upaya mediasi yang dilakukan gagal.
"Kesepakatan yang diambil setelah tidak terjadi kesepakatan kekeluargaan, Pak Rendy akan menempuh jalur hukum, itu saja ya, terima kasih," ujarnya.
Baca: 6 Fakta Viralnya Foto Ojol yang Sedang Belajar, Kisah Dibalik Pengambilan Foto hingga Identitasnya
5. Komentar penghobi
Penghobi sekaligus juri lomba kicau burung tingkat nasional, Ujang Tarmana mengatakan harga burung kicau memang bisa mencapai Rp 150 juta bahkan lebih.
Terlebih ketika si burung merupakan burung unggulan yang memiliki banyak prestasi dari lomba-lomba dari berbagai gelaran.
Baik lomba tingkat regional maupun nasional.
"Tergantung prestasinya dan juara-juara di event regional harganya semakin tinggi. Dengan kualitas burung di atas rata-rata," kata Ujang saat dihubungi lewat sambungan telepon, Jumat (20/12/2019).
Semakin sering burung kicau memenangkan perlombaan, harga burung tersebut akan semakin mahal.
"Harga akan naik sendiri," beber Ujang.
Ujang mengatakan harga burung kacer normal yang siap dilombakan berkisar Rp 1.000.000- Rp1.500.000.
"Termurahnya harganya segitu," katanya.
Ujang melanjutkan ada beberapa kriteria yang digunakan untuk menilai burung kicau, khususnya kacer dalam sebuah perlobaan.
Seperti kemampuan si burung untuk seberapa banyak dapat menirukan suara jenis-jenis burung yang lain dalam satu tarikan nafas.
"Selain itu juga dapat dinilai dari gayanya main, kalau kita sebut dengan istilah dudukannya"
"Itu yang bikin istimewa dan mahal," kata pria yang berdomisili di Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat ini.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kronologi Hilangnya Burung Kacer Seharga Rp 150 Juta di Bagasi Garuda Indonesia dan Burung Kacer Rp 150 Juta Hilang di Bagasi Pesawat, Ini Respons Garuda Indonesia
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)(Kompas.com/Hendra Cipta)