TRIBUNNEWS.COM - Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi buka suara terkait kecelakaan Bus Sriwijaya.
Diberitakan sebelumnya, Bus Sriwijaya yang mengangkut 48 penumpang terjatuh ke jurang di Liku Lematang, Kecamatan Dempo Selatan, Pagaralam, Sumatera Selatan, Selasa (24/12/2019).
Menurut Budi Setiyadi, kecelakaan yang terjadi di Pagaralam itu dimungkinkan karena beberapa sebab.
Ia menerangkan, kecelakaan dapat terjadi karena kondisi jalan, cuaca, kendaraan dan faktor pengemudi.
Berdasar penuturan Budi, jalan di Pagaralam secara spesifik memang jalur dengan turunan tajam.
"Di sekitar sungai Lematang, memang itu turunan tajam. Tikungannya juga tajam, dan kemudian licin," tutur Budi Setiyadi sebagaimana Tribunnews kutip melalui YouTube Kompas TV, Kamis (26/12/2019).
"Jadi, kalau hujan cukup berbahaya bagi masyarakat yang tidak biasa," tambahnya.
Budi melanjutkan, aspek kondisi kendaraan juga bisa menjadi penyebab kecelakaan.
Berdasarkan pengakuan seorang penumpang selamat, kata Budi, disebutkan Bus Sriwijaya melaju dengan kecepatan tinggi.
Kecepatan tinggi itu, ujar Budi, bisa disebabkan oleh rem yang tidak berfungsi dengan baik, bisa juga karena kondisi jalan yang menurun.
"Karena mungkin begitu rem, di situ ada air, mungkin bisa geloyor (jatuh). Tapi saya tidak tahu kejadian itu, pada saat hujan atau habis hujan?," tuturnya.
"Mungkin, kalau habis hujan lebih bahaya lagi. Kalau hujan kan mungkin lebih waspada?," katanya.
Ia juga menduga, kecelakaan di Pagaralam tersebut disebabkan karena faktor pengemudi.
Budi menyatakan akan meminta keterangan kepada kondektur Bus Sriwijaya yang selamat.