News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mobil Dinas Bupati Karanganyar Jeep Rubicon Bupati Karanganyar Nyangkut di Tengah Bebatuan Sungai

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tangkap Layar YouTube Metro TV Mobil dinas mewah milik Bupati Karanganyar menyangkut di tengah sungai saat mencoba melintas di proyek Waduk Jlantah.

TRIBUNNEWS.COM - Mobil dinas mewah milik Bupati Karanganyar, Juliyatmono tersangkut di tengah bebatuan sungai.

Mobil dinas seharga hampir Rp 2 miliar itu dikendarai oleh orang nomor satu di Karanganyar  untuk meninjau proyek waduk Jlantah, Jatiyoso.

Namun, saat mencoba melintasi sungai, Jeep Rubicon Wrangler tersebut tersangkut di antara bebatuan sungai.

Mobil dinas yang memang merupakan mobil offroad itu digunakan sang bupati untuk melalui jalur-jalur yang sulit ditempuh untuk mobil biasa

Dikutip dari tayangan kanal YouTube metrotvnews, Sabtu (4/1/2020), akhirnya mobil dinas Bupati Karanganyar itupun terpaksa ditarik menggunakan ekskavator.

Tangkap Layar YouTube Metro TV Mobil Dinas Bupati Karanganyar, Jeep Wrangler Rubicon Rp 1,98 Miliar Nyangkut dan Dievakuasi Menggunakan Ekskavator

Juliyatmono kala itu memastikan akan memanfaatkan mobil dinasnya yang baru untuk mengarungi medan terjadl di Kabupaten Karanganyar.

"Saya pasti akan naik sendiri ke tempat-tempat terjal supaya semua lihat, ini memang layak di daerah pegunungan. Ini desainya offroad, untuk medan terjal," tegas Juliyatmono yang Tribunnews rangkum melalui tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (27/12/2019).

Pengadaan mobil dinas Bupati Karanganyar tersebut sempat mendapat berbagai tanggapan.

Beberapa pihak menyatakan komentar pro dan kontra.

Namun, menanggapi komentar-komentar tersebut, Juliyatmono menegaskan soal efisiensi dari mobil dinas itu lebih penting ketimbang harga.

Dikutip dari tayangan YouTube Metro TV, Jumat (27/12/2019), Juliyatmono menerangkan hal itu.

"Karena mungkin terlalu mahal, dari nilainya. Orang melihatnya dari sisi empati dianggap sebuah hal yang boros, berlebihan, dan sebagainya," katanya.

"Tapi dari sisi saya pribadi sebagai Kepala Daerah, selama ini sudah sangat efisien," jelasnya.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini