TRIBUNNEWS.COM - Ajakan melawan kekerasan seksual khususnya di tingkat remaja tak bisa asal dilakukan.
Butuh berbagai pendekatan untuk menyukseskan misi positif tersebut. Salah satunya melalui media kesenian dengan melibatkan diskusi rekan sebaya.
Konsep tersebut juga diterapkan dalam pelaksanaan program Citradaya Nita (CN) 2019 - Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara (PPMN) di Posyandu Remaja SMA N 1 Girimarto, Wonogiri, Sabtu dan Minggu (11-12/1) lalu.
Secara keseluruhan ada sekitar 80 tim penggerak Posyandu Remaja SMA N 1 Girimarto yang terlibat dalam acara ini.
Menggandeng sejumlah pegiat seni dari Solo, mereka menggelar kampanye kesetaraan gender dan tolak kekerasan seksual pada remaja dengan film dan karya mural.
Fasilitator acara Ika Yuniati, Sabtu, menilai cara ini cukup efektif untuk menggaet anak muda.
“Dengan pendekatan film dan gambar mural begitu anak muda minimal tertarik melihat, kemudian mau mendiskusikannya,” kata ika.
Diskusi film dilaksanakan pada Sabtu siang. Menggandeng penggerak isu gender, Larasati Creative Lab, mereka memutar karya fiksi berjudul Telur Setengah Matang.
Film berdurasi 15 menit ini telah diputar di berbagai festival dalam dan luar Solo. Isinya tentang konflik psikologis remaja perempuan yang hamil di luar nikah.
Bersama sang ayah, ia memperjuangkan nasibnya, untuk terus bersekolah.
Anggota Larasati Creative Lab, Helvana, menyebut film ini mengulas soal banyak hal mulai kesehatan reproduksi, pendidikan seks pada remaja, relasi dalam hubungan, sistem pendidikan dan kesehatan, fenomena sosial kekerasna dalam pacaran, dan aborsi, beberapa kampanye gender yang mereka lakukan selain film.
Misalnya pembuatan video tentang catcalling, poster, dan masih banyak lagi. Menariknya, semua itu direspon positif di media sosial mereka @LarasatiCreativeLab.
Sementara, pembuatan mural melibatkan komunitas penggerak kesenian Ruang Atas Space & Gathering.
Ruang Atas bersama tim Posyandu Remaja menggarap empat konsep karya yang terkait dengan remaja
Pertama soal kampanye tolak perundungan di sekolah, kampanye kesetaraan, tolak kekerasan seksual, dan pendekatan personal para korban lewat mural interaktif bertagar #KamuTidakSendiri dan #MasihAdaHarapan.
“Tren selfi dan memotret sesuatu di Instagram sedang digandrungi. Kami berharap mural ini bisa jadi media yang menarik simpati anak muda agar kampanye anti bullying, stop kekerasan pada remaja, dan ketidaksetaraan gender lebih terpublikasikan. Lewat Instagram, Facebook, atau laman media sosial lainnya,” tambah Ika. Tim Humas Citradaya Nita Wonogiri