Ia menyayangkan kenapa di tubuh Pramuka terjadi hal seperti itu.
"Misalnya, kemarin saya baca itu sakit sekali saya merasa. Kok ada Pramuka kok yel-nya Islam yes kafir no," ujar Gus Mus.
"Ada yang kafir itu opo? Itu urusannya apa dengan Pramuka, tidak ada urusan. Itu bodoh dan gendeng, wis gitu aja. Wong enggak ada hubungannya," ucap dia.
Protes Orang Tua Murid
Salah satu orang tua murid juga mendengarkan yel-yel tersebut saat menunggu anaknya pulang sekolah.
"Saya kaget karena di akhir tepuk kok ada yel-yel Islam Islam yes, kafir-kafir no. Spontan saya protes dengan salah satu pembina senior. Saya menyampaikan keberatan dengan adanya tepuk itu, karena menurut saya itu mencemari kebinekaan Pramuka," ujar salah satu orang wali murid berinisial K, Senin (13/1/2020).
Setelah orang tua tersebut melayangkan protes, seorang Pembina Pramuka senior menyampaikan permintaan maaf dan akan menyelesaikan dengan pembina terkait.
Tanggapan Kepala Sekolah
Esti Kartini, Kepala SD Negeri Timuran Kota Yogyakarta, baru mengetahui hal tersebut dari media sosial.
Esti juga membenarkan bahwa di sekolahnya sedang menjadi tempat praktis Kursus Mahir Lanjutan (KML) Pembina Pramuka.
"SD Timuran hanya ketempatan untuk praktik KML dari Kwarcab," ungkapnya.
Penjelasan Kwarcab Pramuka Kota Yogyakarta
Haroe Poerwadi selaku Ketua Kwarcab pramuka Kota Yogyakarta mengatakan bahwa pembina Pramuka tidak diajarkan tentang tepuk maupun yel-yel berbau SARA tersebut.
Namun, peserta (KML,-red) yang sedang praktik itu tiba-tiba menyampaikan tepuk yang diakhiri dengan yel itu.