TRIBUNNEWS.COM, TANAH DATAR - Sekira pukul 14.00 WIB, Rinaldi (50) menyeret sang ayah berinisial SB (87) ke tepi jalan raya.
Rinaldi menyeret sang ayah yang telah berusia renta dari kediamannya di Jorong Bintungan, Nagari Panyalaian, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar.
Rupanya sebelum diseret ke luar rumah hingga tepi jalan raya, sang ayah telah diperlakukan mengerikan oleh anaknya.
Rinaldi berkali-kali melukai sang ayah menggunakan parang hingga meninggal.
Saat sang ayah menghembuskan nafasnya, Rinaldi malah berteriak-teriak histeris.
"Setannya sudah aku bunuh," ucap Rinaldi ditirukan Kapolres Padang Panjang, AKBP Sugeng Hariyadi, yang dihubungi Kompas.com, Selasa (14/1/2020).
Baca: Pengakuan Seorang Ibu Bunuh Anaknya yang Masih Balita, Ditinggal Berpesta hingga Kelaparan
Jasad sang ayah yang telah bersimbah darah diseret sampai ke tepi jalan raya.
Ketika sampai di depan warung tepi jalan raya, pelaku langsung diamankan.
"Saat di depan warung tepi jalan raya, keluarga bersama warga mengamankan pelaku."
"Lalu membawa korban kembali ke dalam rumah," sebut Kasat Reskrim Polres Padang Panjang, AKP Hidup Mulia.
Mengetahui adanya kejadian tersebut, pihak kepolisian langsung mendatangi lokasi.
Sementara SB dibawa ke RSUD Padang Panjang. Rinaldi langsung di bawa ke Polres Padang Panjang.
Baru diobati
Melansir dari Kompas.com, motif pembunuhan ayah oleh anak kandungnya ini masih diselidiki.
Dugaan sementara karena R kerasukan dan tak sadarkan diri saat beraksi.
• Nagita Slavina Panik Diterjang Badai Salju, Raffi Ahmad Soroti Keberadaan Rafathar: Aduh Ya Allah
"Saat ini, tersangka sudah kita tangkap dan sedang menjalani pemeriksaan," kata Sugeng.
Menurut pihak keluarga, Rinaldi sudah bertingkah aneh sejak 3 hari yang lalu.
Akhirnya keluarga membawa paranormal untuk mengobati Rinaldi.
Saat kejadian, pelaku rupanya baru saja diobati oleh paranormal.
Setelah Rinaldi tidur, keluarga mengantarkan paranormal itu pulang sementara pelaku dan korban berada di rumah.
Setelah paranormal diantarkan pulang, pelaku kembali mengalami kesurupan.
Saat itulah sang anak membunuh ayahnya dengan sadis.
"Diduga dia melukai ayahnya dengan benda tajam saat ia kesurupan," ujar AKP Hidup Mulia.
Meski demikian, pihak kepolisian masih mendalami modus pelaku melakukan aksi kejam tersebut.
"Kasus ini masih dalam penyelidikan kami," katanya.
Pembunuhan tukang pijat
Lelah masih membekas di wajah Mat Hamdah (54), tapi ia masih ingat pakaian yang Kasniti (49) kenakan di hari itu enam bulan lalu.
Hasil pernikahan dengan Mat Hamdah, Kasniti yang dikenal sebagai tukang pijat ibu-ibu dan bayi ini melahirkan enam anak dan dikaruniai empat cucu.
Mat Hamdah dan Kasniti tinggal di rumah sederhana di Jalan Kramatlangon, Gang IV, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan Gresik, Gresik, Jawa Timur.
Tanpa pamit Kasniti keluar rumah, enam bulan kemudian jasadnya ditemukan sudah membusuk di salah satu kamar kos milik Muhanif (85).
Jarak rumah korban dan kamar kos Muhanif di Jalan Panglima Sudirman Gang XVI, No 26, Kelurahan Sidomoro, Kecamatan Kebomas, Gresik, sekitar 1 kilometer.
"Saat itu meninggalkan rumah tidak pesan apa-apa. Tahu-tahu tidak pulang," kata Mat Hamdah ditemani anak-anaknya selesai memakamkan Kasniti di pekuburan Sumursongo, Rabu (4/12/2019).
Mat Hamdah, dibantu anak-anaknya, mencari keberadaan istri dan ibu mereka tapi tak ada hasil. Lima hari kemudian mereka melapor ke Polres Gresik.
Tak hanya minta bantuan polisi, Mat Hamdah menyambangi orang pintar untuk menerawang keberadaan istrinya tapi usahanya sia-sia saja.
Berhari-hari berlalu hampir enam bulan lamanya sejak Kasniti menghilang, Mat Hamdah kedatangan tamu anggota Polres Gresik yang memintanya ke RSUD Bhayangkra Polda Jatim.
Rasa penasaran Mat Hamdah terjawab, setelah melihat mayat perempuan di depannya yang polisi tunjukkan ternyata istrinya yang selama ini ia cari.
"Pas baju yang dikenakan itu baju yang saya kenali dan juga giginya. Jelas, saya ingat gigi istri saya," kata Mah Hamdah yang terduduk lemas di lantai ruang tamu saudaranya.
Mat Hamdah yang berprofesi sebagai tukang batu ini tak pernah menyangka, istri yang ia sayangi meninggal mengenaskan di salah satu kamar kos laki-laki.
Selama hidupnya Kasniti tidak pernah punya musuh, setiap hari kerjaannya sebagai tukang pijat yang hanya melayani ibu-ibu dan anak di rumah.
"Tidak ada masalah keluarga saat istri menghilang," imbuh dia.
Minggu, (1/12/2019) Muhanif kedatangan calon penghuni kos. Otomatis pemasukannya bertambah, karena dari 22 kamar kos, hanya 11 yang terisi.
Salah satu kamar yang diincar calon penyewanya hari itu berada paling depan, tepat di dekat pintu keluar dan pohon mangga. Tapi kondisinya tergembok dari luar.
Dari sekian kunci yang dipakai Muhanif untuk membuka gembok kamar kos yang diinginkan penghuni baru tak ada yang cocok, sehingga harus dibuka paksa.
Menurut Christina, gembok untuk menguni kamar tersebut tidak sama dengan gembok yang disediakan Muhanif kepada penghuni kosnya.
"Gemboknya diganti," ujar dia.
Bukan main kagetnya Muhanif dan calon penghuni baru, karena hidung mereka dipaksa mencium aroma busuk jasad manusia berkelamin perempuan di atas tempat tidur.
"Itu benar kos laki-laki, bukan kos keluarga. Penyewa di sana susah untuk dimintai data," ungkap Lurah Sidomoro, Christina Triandajani, Senin (2/12/2019).
Buru-buru Muhanif menuju rumah M Chakul Yakin, Ketua RT 05. Keduanya kembali ke kos dan sama-sama menyaksikan mayat dalam kondisi sudah membusuk.
Wajah mayat perempuan itu menghitam, sudah kempis dan tengkoraknya terlihat. Tangan sudah tak utuh, badan kurus menyusut dan perutnya membesar.
"Setelah dibuka paksa, langsung kelihatan mayat perempuan itu seperti onggokan," sambung Christina.
Penghuni terakhir kamar kos di mana jasad Kasniti ditemukan adalah Untung, asal Jombang, tukang jagal di rumah pemotongan hewan di Gresik.
Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Panji Pratistha Wijaya menjelaskan, Untung meninggalkan kamar kos Muhanif sejak Mei 2019.
(TribunJakarta/ TribunPadang/Kompas)