Ia, saat ini merasa tak takut atas kejadian tersebut dan merasa memiliki banyak teman di sekelilingnya.
"Tidak takut, sering berkumpul dengan orang banyak," jelasnya dan menerima ajakan tos dari wartawan tribunjateng.
Sementara pihak guru sekolahan tersebut tidak mau diwawancara dan satu guru menyebut kejadian tersebut terjadi di luar jam pengajaran, yaitu sore, sekitar jam 17.00 WIB.
Sementara Kepala Desa Karangmlati, Agus M Kartono mengatakan, pihak sekolah dan pihak lain belum memberikan pemberitahuan atau laporan resmi atas kejadian tersebut.
Lanjutnya, namun secara pengakuan-pengakuan yang ia temukan, ia menyebut ada kejadiannya dan perilaku tersebut.
"Kondisi perkembangan anak dan jadwal bermain anak pengaruh besarnya dari orangtua," jelasnya.
Ia menjelaskan, Pemerintah Desa dalam hal ini sudah melakukan rakor tadi, untuk menindaklanjuti kejadian tersebut.
Ia mengatakan, pihaknya mengimbau agar masyarakat khususnya orangtua memperhatikan betul waktu belajar dan jadwal bermain anak.
"Karena warga Desa Karangmlati yang berusia anak-anak rata-rata sekolah dasar, kemudian Sore disusul dengan sekolah madrasah," jelasnya.
Lanjutnya, pihaknya akan melakukan pemantauan dari berbagai elemen, yaitu perangkat desa, hansip, bersama dengan babinsa dan babinkamtibmas utuk melakukan pantauan, baik di waktu pagi, siang, sore dan malam dengan pos kampling yang kita lakukan secara swadaya.
Ia menyebut pemasangan cctv dan kemanan di wilayah tersebut sangat penting dilakukan.
"Karena di belakang SD tersebut merupakan tanah kosong dan tempat umum untuk menuju daerah lain, kita prioritaskan cctv," jelasnya. (ivo)
Upaya dugaan penculikan anak di Demak gagal.
MAS, korban yang masih duduk di sekolah dasar tersebut lalu menggigit dan melempar terduga pelaku menggunakan batu yang ia temui.