News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Viral

4 Siswi SMK di Bogor Terlibat Perkelahian, Ini Peran Sekolah agar Kasus Tak Terulang

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Empat orang siswi di Bogor terlibat perkelahian di Jalan Raya Citayam, perbatasan antara Kota Depok dan Kabupaten Bogor, pada Senin (20/1/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Viralnya video perkelahian empat siswi di Bogor telah ditindaklanjuti kepolisian.

Dilansir TribunJakarta.com, Kasubag Humas Polres Metro Depok, AKP Firdaus LDP mengatakan dari hasil penyelidikan sementara, perkelahian itu diketahui terjadi pada Senin (20/1/2020).

Menurut sejumlah saksi, terdapat dugaan bahwa siswi yang terlibat perkelahian ini berasal dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di daerah Bogor.

“Saat ini kami dari penyidik Polrestro Depok dan Polsek Bojonggede sedang melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut, mengecek apakah benar informasi bahwa yang terlibat salah satunya pelajar SMK di kawasan Bogor,” ucap Firdaus, Rabu (22/1/2020).

Firdaus pun menjelaskan pihaknya masih mendalami motif dari perkelahian tersebut dan pihaknya pun belum menerima laporan resmi.

“Sampai sekarang kami masih menggali informasi terutama terkait salah satu pelajar itu, nah mereka ini adalah yang menyerang atau mereka yang sedang duduk-duduk di kendaraan,” pungkasnya.

Sementara itu, seorang saksi, Andi, berdasarkan informasi yang beredar, ia mendapat kabar bahwa motif dari perkelahian tersebut disebabkan urusan asmara percintaan.

“Dengar-dengar sih katanya gara-gara asmara, tapi gak tahu benar atau nggak. Kan bisa aja memang tawuran gitu, tapi kok ini cewek ya yang berantem saya juga bingung,” ungkap Andi.

Tanggapan Psikolog

Psikolog dari Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi. mengaku telah berulangkali menangani kasus remaja serupa.

Menurutnya, perkelahian di antara remaja yang dipicu urusan asmara kerapkali dikarenakan kegagalan komunikasi yang menjadikan mereka salah paham.

"Bisa saja masalah kesalahpahaman karena itu biasa terjadi pada remaja," tutur Adib saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (24/1/2020).

"Akhirnya mereka menyesal berantem karena cowoknya nggak jelas," sambungnya.

Psikolog di www.praktekpsikolog.com itu pun menerangkan, anak-anak di usia remaja memang memiliki hormon yang bergejolak.

Hal itulah yang membuat remaja memiliki keberanian tinggi untuk berkelahi.

Di sisi lain, Adib menuturkan, remaja juga mudah tersulut emosinya.

Ketika berani melawan temannya, mereka merasa diapresiasi oleh teman-teman lainnya.

"Karena mereka merasa kalau berani dengan teman itu adalah kelebihan, nggak cemen sehingga mungkin dia supaya diapresiasi temannya," jelas Adib.

"Padahal ini (perkelahian) sesuatu yang harusnya mereka malu," sambungnya.

Peran Sekolah

Untuk menghindari kasus serupa, Adib mengatakan pihak sekolah memiliki peran untuk mencegah kasus ini terulang.

Menurut Adib, hal utama yang perlu ditanamkan oleh guru pada murid-muridnya adalah akhlak.

"Sekolah harus menanamkan akhlak, terutama rasa malu kalo berantem atau melakukan sesuatu yang tidak pantas," kata Adib.

Lebih lanjut, Adib menyebutkan, sekolah juga perlu memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler bagi murid-muridnya.

Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler maupun kelompok belajar, murid-murid akan lebih memiliki kesibukan.

Selain itu, Adib menambahkan, guru juga perlu memberi pekerjaan rumah (PR) pada siswa-siswinya.

"Anak itu harus dikasih PR yang banyak biar nggak ada waktu untuk berantem seperti itu," ujar Adib.

"Bisa juga PR-nya itu berbentuk kerja kelompok jadi para remaja lebih mengedepankan sisi intelektual daripada sisi-sisi negatif," sambungnya.

Menurut Adib, perkelahian di antara remaja terjadi karena rendahnya kesadaran belajar mereka.

"Itu kan karena kesadaran belajar rendah, mereka nggak tertantang untuk belajar padahal belajar ini penting," tutur Adib.

Oleh karena itu, Adib mengatakan, guru-guru perlu membangun kesadaran akan pentingnya belajar bagi para siswa.

Ia menambahkan, tugas sekolah berupa proyek-proyek kreatif juga sangat disarankan sehingga siswa tidak sekadar belajar teori saja di sekolah.

"Perlu adanya project, jadi PR-nya itu misalkan memasarkan sesuatu ke masyarakat, membuat mesin tertentu," kata Adib.

"Jadi kreatifitasnya siswa-siswi berkembang," sambungnya.

Selain itu, menurut Adib, melatih siswa untuk dapat mengkomunikasikan masalahnya juga sangat diperlukan.

Lebih lanjut, Adib pun menyarankan pihak sekolah untuk mensurvei kembali tempat-tempat yang pernah digunakan siswa untuk berkelahi.

Tempat-tempat siswa berkumpul pun perlu disurvei untuk mengantisipasi kejadian buruk.

"Perlu mengantisipasi dengan mensurvei tempat nongkrong, karena bahaya narkoba, merokok, berkelahi," tutur Adib.

Adib juga menyampaikan bahwa remaja perlu diajarkan untuk dapat berpikir jernih.

"Memang harus dikasih pemikiran jernih bahwa segala sesuatu ya harus dikomunikasikan, jangan sampai miscommunication," kata Adib.

"Lagipula sesama laki-laki saja nggak pantas berkelahi, apalagi sesama perempuan," sambung Adib.

Viral di Media Sosial

Video perkelahian empat orang siswi di pinggir jalan menggegerkan media sosial.

Diketahui perkelahian tersebut berlokasi di Jalan Raya Citayam perbatasan antara Kota Depok dan Kabupaten Bogor.

Keempat siswi yang masih mengenakan pakaian sekolah itu beradu pukul hingga saling jambak.

Sejumlah warga pun tampak berdatangan melerai mereka.

Video ini viral dalam unggahan akun Twitter @TiarMbot, yang diunggah pada Rabu (22/1/2020) sore.

Hingga Jumat (23/1/2020) siang, video tersebut telah ditayangkan lebih dari 608 ribu kali, dibagikan lebih dari 10 ribu kali, dan disukai sekitar 20 ribu orang.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta) (TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini