TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Nurseno SP Utomo diperiksa Polres Garut meski disebutkan jika Kandang Wesi bukan sebagai kerajaan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Garut.
Kemarin malam, Nurseno memberi klarifikasi kepada Bakesbangpol.
Ia menjelaskan mengenai isu yang berkembang seputar Kandang Wesi.
Selama 1,5 jam, Nurseno menjelaskannya kepada Kepala Bakesbangpol Garut, Wahyudijaya.
Usai memberikan klarifikasi kepada Bakesbangpol hingga pukul 20.30 WIB, Nurseno langsung menuju Mapolres Garut.
Di Polres Garut, ia sudah dinanti untuk memberikan keterangan.
Pemeriksaan kepada Nurseno langsung dilakukan oleh Kasatreskrim Polres Garut, AKP Maradona Armin Mappaseng.
Sejak pukul 21.00 WIB, polisi mulai meminta keterangan kepada Nurseno. Pemeriksaan baru berakhir pada Sabtu (25/1/2020) pukul 02.00 WIB.
Baca: Potret Lokasi Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Ada Batu Pamegaran yang Jadi Asal Usul Kandang Wesi
Baca: Heboh Kerajaan Kandang Wesi di Garut, Sang Raja Beberkan Aktivitasnya, Bantah Ajarkan Aliran Sesat
Selama lima jam, Nurseno menjawab pertanyaan yang diajukan polisi.
Nurseno mengatakan, polisi mengajukan sejumlah pertanyaan terkait Kandang Wesi.
Serta sejumlah isu yang beredar di masyarakat.
"Pemeriksaan berjalan santai dan tenang. Saya jawab pertanyaannya juga tidak tertekan," kata Nurseno usai diperiksa polisi.
Penjelasan yang ia sampaikan, tak jauh berbeda dengan yang dijelaskan kepada Bakesbangpol.
Ia menilai, isu kerajaan yang menimpanya merupakan hal yang biasa.
Baca: Usai Geger Sunda Empire, Ada Raja Kandang Wesi di Garut, Ini Pernyataan Sang Raja
Baca: Diisukan Ajarkan Aliran Sesat, Raja Kandang Wesi: Kalau Ajak Orang Salat ke Arah Timur Baru Sesat
"Ada hikmah di balik semua ini. Dari Bakesbangpol juga sudah menyatakan kalau hanya sebuah padepokan. Gelar raja itu karena saya sebagai pelestari budaya," ujarnya.