TRIBUNNEWS.COM - Pengguna media sosial Instagram tengah dihebohkan viralnya video aksi seorang pawang ular yang beratraksi dengan seekor King Kobra.
Satu akun yang ikut menyebarkan video aksi pawang ular King Kobra bernama @ndorobeii.
Video tersebut memperlihatkan seorang pria bertelanjang dada tengah bermain-main dengan seekor ular King Kobra.
Terlihat sejumlah warga menyaksikan dari aksi pawang ini.
Sesekali King Kobra tersebut mencoba melakukan serangan, namun dapat dihindari.
Ketika sang pawang memegang bagian kepala, King Kobra berhasil mengigit pergelangan tangan kanannya.
Setelah terpatuk, pria tersebut terus melakukan aksi nekatnya.
Di video kedua dalam postingan tersebut memperlihatkan pria yang beratraksi dengan King Kobra tadi dibawa ke dalam sebuah ruangan.
Terdapat juga sejumlah orang di ruangan bertembok hijau tersebut.
Tubuh bagian atas pria ini tampak diperiksa oleh seorang perempuan.
Sedangkan di slide berikutnya, @ndorobeii membagikan sebuah foto yang menunjukkan pria tersebut sudah terbujur kaku.
Baca: UPDATE 16 Negara Positif Diserang Virus Corona, Tewaskan 106 Orang, 4.515 Positif Terinfeksi
"Pawang ular di patuk king cobra nya sendiri berkali kali saat melakukan atraksi ( bermain dgn ular).
Akhinya meninggal dunia.
Lokasi : Toho , mempawah , kalimantan barat.
Minggu , 26 Januari 2020," tulis @ndorobeii, Senin (27/1/2020).
Diketahui pawang ular yang tewas terpatuk ular King Kobra tersebut bernama Norjani (70).
Ia merupakan warga di Desa Pak Utan, Kecamatan Toho, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.
Kapolres Mempawah, AKBP Tulus Sinaga mengatakan kejadian ini berawal ketika Norjani menemukan ular King Kobra di dekat rumahnya, Sabtu (25/1/2020).
Tulus menjelaskan Norjani memang dikenal memiliki kemampuan menangkap ular. Bahkan sebelumnya Norjani sudah melakukan hal yang sama.
"Beliau melakukan atraksi ular tersebut dengan beragam aksi," kata Tulus dikutip dari Program Indonesia Update KompasTV, Selasa (28/1/2020).
Sekitar pukul 18.30 WIB, Norjani mulai mengalami demam dan dilarikan ke Klinik Susteran di Kecamatan Menjalin, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.
Setelah mengalami demam dan dibawa ke klinik tersebut, Norjani sempat mendapat perawatan medis.
Namun, nyawanya tak tertolong.
Baca: Tambahan Ribuan Tenaga Medis ke Wuhan untuk Tangani Virus Corona Belum Bisa Efektif, Ini Alasannya
Dugaan kuat kepergian Norjani akibat dua gigitan ular King Kobra di bagian tangan sebelah kanan dan keningnya.
"Hasil pemeriksaan dokter karena begitu (gigitan ular, red)," ujar Tulus.
Tulus meminta masyarakat untuk selalu berhati-hati, mengingat Kecamatan Toho sendiri masih terdapat banyak perkebunan dan wilayah hutan.
Sehingga masih dimungkinkan terdapat banyak hewan buas termasuk ular berbisa.
Ia juga mengimbau warga sekitar wilayah tersebut untuk belajar dari kejadian ini.
"Tidak usah melakukan hal-hal yang nggak penting-penting"
"Kalau memang kira-kira tidak bisa menangkap dengan sendirian, ajak lain dan gunakan alat. Jangan pula, seolah kita berkemampuan, sesungguhnya belum," tandas Tulus.
Baca: Tata Tertib Pelaksanaan SKD CPNS 2019, Peserta yang Terlambat Tidak Diperkenankan Mengikuti Seleksi
Bisa ular Kobra
Ular Kobra mempunyai bisa berjenis haemotoxcin dan neurotoxcin.
Bisa ini bisa melumpuhkan saraf-saraf dan otot-otot korban dalam waktu hanya beberapa menit saja.
Ini juga bisa mempengaruhi pernapasan.
Tercatat ribuan kematian terjadi setiap tahunnya di Asia Selatan dan Tenggara akibat gigitan ular jenis ini.
Dilansir Encyclopaedia Britannica, gigitan ular yang lebih besar bisa berakibat fatal tergantung pada jumlah racun.
Orang yang digigit Kobra usahakan tidak banyak bergerak. Ini supaya peredaran darah yang mengandung racun tidak bertambah cepat.
Lakukan juga cara imobilisasi yaitu langkah menunda racun menjalar ke seluruh tubuh dan merusak organ-organ tubuh.
Caranya bisa mengingat bagian tubuh yang tergigit seperti tangan atau kaki menggunakan kayu. Sehingga bagian tubuh tersebut tidak banyak bergerak.
Kemudian segera bawa korban gigitan ke rumah sakit untuk memperoleh penanganan lebih lanjut.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)