TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Kelian Dinas Banjar Sala, I Wayan Nama membenarkan bahwa kedua villa dimaksud merupakan milik keluarga Kerajaan Arab Saudi.
Bahkan pihaknya mengungkap penyelidikan kepolisian terkait permasalahan villa ini sudah berjalan sejak enam bulan lalu.
Aparat dari Polda Bali datang mengumpulkan data, dan meminta keterangan dua orang warga yang tanahnya dibeli maupun disewa untuk pembuatan villa.
Proyek pembangunannya, kata dia sudah berjalan sekitar tujuh atau delapan tahun lalu.
Diduga karena kerap dibongkar pasang, sehingga proyek tak kunjung selesai.
“Belakangan saya tahu ternyata di sana akan dibuat dua vila, satu Amrita yang dibuat untuk pribadi, dan satu lagi Villa Kama untuk dikomersilkan."
"Tapi pembangunan tak kunjung selesai karena sering bongkar pasang. Seingat saya sudah tiga kali."
"Sudah bagus, tak sampai lama dibongkar lagi dibangun lagi pakai desain baru,” tandasnya.
Selama ini pihak yang mengatas namakan villa tersebut merupakan warga dari Malang.
“Yang namanya dipinjam untuk vlila ini, setahu saya orang Malang. Katanya teman pelapor (putri raja) saat kuliah dulu."
"Saya pernah ketemu saat urus izin. Setahu saya, villa ini saat ini hanya mengantongi IMB saja,” ujarnya.
Nama mengungkapkan, saat ini pengerjaan proyek villa ini sedang digenjot, hal tersebut terlihat dari membludaknya jumlah pekerja proyek.
“Waktu ini saya sidak ke sana, ada ratusan pekerja. Pekerja dengan jumlah banyak ini baru datang sejak beberap bulan ini."
"Kadang pengerjaannya kembang kempis, lagi ramai, lagi sepi, tidak pernah konsisten, entah apa sebabnya saya juga tidak tahu,” ungkapnya.
Satu Proyek Dikebut, Satu Mirip Rumah Hantu