TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pihak Pollux Meisterstadt Batam atau Pullux Habibie Batam dan Main Contractor proyek pembangunan Pollux Habibie angkat bicara terkait robohnya pagar kolam resapan dan dugaan gedung miring.
General Manager Pollux Meisterstadt Batam, Richie Laseduw mengatakan, musibah yang sifatnya force majeur ini terjadi akibat belom terkoneksinya antara drainase di dalam proyek dengan drainase kota sehingga menyebabkan area resapan menjadi meluap dan meruntuhkan dinding.
“Memang benar, karena meluap, air cukup banyak tertampung pada area kolam resapan depan Ruko Blok F dan mengalir ke tembok pagar kolam resapan sehingga mengakibatkan pagar tersebut roboh. Faktor yang menyebabkan hal ini terjadi akibat curah hujan yang tinggi dan drainase yang belum terhubung,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Jumat (31/1/2020).
Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Kota Batam Rabu sore (29/1) lalu, mengakibatkan tembok pagar kolam resapan di depan area ruko Blok F kawasan megasuperblok Pollux Meisterstadt Batam atau Pollux Habibie Batam menjadi rubuh serta mengalirkan sejumlah material bangunan tembok ke arah Perumahan Citra Batam yang lokasinya bersisian langsung dengan dinding sepanjang kurang lebih 25 meter tersebut.
Paska kejadian tersebut, ujar Richie, selaku pengembang pihaknya mengaku bertanggung jawab dan langsung melakukan beberapa langkah terkait, diantaranya langsung meminta pihak kontraktor untuk segera melakukan pembersihan di area-area yang terkena dampak dari robohnya pagar serta mendata rumah-rumah dan barang milik warga di Perumahan Citra Batam yang terkena kerusakan untuk selanjutnya dilakukan penggantian kerugian.
Menurut Richie, tidak kurang sebanyak 75 tenaga harian, staff dan security Pollux Meisterstadt yang dibantu sejumlah warga, Pemerintah Kota serta pihak kepolisian sudah turun ke lokasi untuk bekerjasama melakukan pembersihan.
Baca: Fakta Baru Kematian Siswi SMP Berseragam Pramuka di Drainase, Ibu Curiga, Pengakuan Ayah Janggal
Baca: Awalnya Hilang, Bocah SMP Berseragam Pramuka Ditemukan Jadi Mayat, Korban Sering Dibully Bau Lontong
Sebanyak tiga unit excavator dan tujuh unit dumptruck juga diturunkan ke lokasi kejadian untuk mempermudah pembersihan puing-puing beton.
“Sehari setelah kejadian atau pada tanggal 30 Januari 2020 kemarin sekitar pukul 05.00, jalanan yang tertutup puing dan lumpur sudah bersih dan kembali dapat dilalui kendaraan. Meski begitu, pembersihan masih tetap berlangsung sampai hari ini hingga esok. Bahkan tenaga harian kembali kita tambahkan sekitar 50 orang,” jelas Richie.
Selain melakukan pembersihan, sebagai antisipasi penanggulangan sementara, lanjut Richie, dalam lahan proyek juga sudah dibuatkan tambahan kolam retensi dan pompa sebanyak tiga unit.
Hal ini dilakukan sambil menunggu pembangunan tembok pagar kolam resapan yang baru.
Nantinya akan dilakukan perhitungan dan redesain ulang untuk bangunan pagar dan saluran di dalam lahan proyek maupun di luar proyek termasuk, juga akan dibuat dua buah sumur resapan yang berada di lokasi perumahan Citra, sesuai desain konsultan Amdal.
“Selanjutnya, proses desain pagar baru berikut perhitungannya akan dimintakan persetujuan ke dinas terkait sebelum dilakukan pelaksanaan. Karena itu, secepat mungkin, pihak Pollux akan membuat kembali bangunan tembok pagar kolam resapan di depan ruko Blok F tersebut,” katanya.
Dikatakannya, pihak perseroan berkomitmen untuk terus menjamin pembangunan proyek Pollux Habibie Batam dengan senantiasa mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan, baik kepada pekerja proyek maupun masyarakat sekitar.
Baca: Banjir Besar, Mendagri Tito Singgung Jakarta Tak Punya Sistem Drainase Serap Air ke Bawah
Baca: Sistem Drainase di Trotoar Baru Dinilai Pemicu Genangan Air di Jakarta
Manager Managemen Konstruksi, Bima menjelaskan, untuk ke depannya diharapkan musibah serupa tidak akan terulang lagi dengan terkoneksinya drainase di dalam proyek Pollux Habibie Batam dan drainase kota.
“Bisa dipastikan ke depannya keberadaan pagar pemisah cukup aman dikarenakan saluran selokan yang sudah terkoneksi dengan drainase umum,” pungkas Bima.
Membantah bangunan miring
Dian Adi Cahyono, Project Manager PT PP (Persero) Tbk selaku Main Contractor proyek pembangunan Pollux Habibie mengatakan, pihaknya membantah isu yang berkembang di masyarakat sejak dua hari terakhir yang menyatakan bahwa konstruksi bangunan apartemen Pollux Habibie mengalami kemiringan sehingga dianggap tidak layak.
“Gedung apartemen dan mall dikerjakan dengan metode dan quality control yang kontinu sehingga PT PP (Persero) Tbk selaku kontraktor utama proyek pembangunan Pollux Habibie menjamin kualitas dan tentunya memenuhi spesifikasi, persyaratan serta aturan yang berlaku,” ujar Dian.
Menurutnya, PT PP beserta konsultan manajemen konstruksi yang telah ditunjuk juga terus melakukan pengecekan secara berkala pada seluruh bangunan dan diperoleh hasil bahwa tidak ada kemiringan pada bangunan tersebut.
Diberitakan Trbun Batam, tembok pembatas proyek Pollux Habibie di Batam dengan rumah warga di Perumahan Citra Batam roboh, Rabu (29/1/2020) sehingga membuat warga sekitar marah.
Baca: Kepala Bappenas Janjikan Sistem Drainase yang Lebih Baik di Ibu Kota Baru
Baca: Sebuah Mobil Nyemplung Masuk Dam Kawasan Kuto 9 Ilir Palembang, Diketahui Ada Anak Kecil
"Itu satu mobil warga terjebak di reruntuhan tembok. Begitu juga sepeda motor milik Pak Edy," ungkap Ketua RT 02 RW 01, Yogi Subroto Hadi Hartono kepada Tribun Batam.
Walau tak ada korban jiwa akibat peristiwa ini, namun kerugian material dirasa cukup besar oleh warga sekitar tak jauh dari runtuhnya tembok raksasa ini.
Pantauan Tribun Batam di lokasi, runtuhnya tembok ini pun membuat jalan perumahan sekitar blok C dan blok D berlumpur.
"Kejadiannya sekitar pukul 5 sore tadi," ungkap warga sekitar.
Menurut pengakuan seorang warga, robohnya tembok pembatas Pollux Habibie Batam sempat mengakibatkan banjir hingga genangan air masuk ke rumah warga di Perumahan Citra Batam.
"Itu banjirnya berjarak 100 meter dari tembok itu," ungkap warga bernama Mulyadi, Rabu (29/1/2020) kepada Tribun Batam.
Tak hanya itu, menurutnya kejadian ini juga membuat warga di Blok C maupun Blok D perumahan ketakutan.
Pasalnya, jarak antara tembok dan rumah warga sangat dekat.
"Pemisahnya hanya jalan," sambungnya.
Menurut RT 02 RW 01, Yogi Subroto Hadi Hartono, pihak konsultan konstruksi dari Pollux Habibie Batam sendiri pernah membicarakan perihal pembangunan tembok pembatas ini.
Namun sayang, menurutnya konsultan Pollux tak terlalu komunikatif hingga beberapa keluh kesah warga tak tersampaikan dengan baik.
"Agak susah ditemui memang. Namun, saat pembangunan tembok itu warga dilibatkan," ungkapnya.
Insiden robohnya tembok pembatas Pollux Habibie Batam membuat warga Perumahan Citra Batam ketakutan.
Pasalnya, beberapa warga takut kejadian ini akan kembali terjadi.
"Masa proyek besar temboknya roboh? Paku buminya tak ada mungkin. Karena di sebelah sana, tembok seperti ini ada lagi," kata salah satu warga kepada Tribun Batam di lokasi sambil menunjuk jalan menuju gang tak jauh dari lokasi kejadian, Rabu (29/1/2020).
Warga ini pun mengatakan, kejadian ini sempat membuat banjir cukup tinggi, sehingga rumah warga di Blok C maupun Blok D RT 02 RW 01 digenangi air.
"Lihat saja itu, lumpurnya masih lengket. Macam air bah tumpah tadi banjirnya," tambahnya.
Sementara itu, Ketua RT 02 RW 01, Yogi Subroto Hadi Hartono mengatakan jika kerugian paling parah berada di Blok C.
Pasalnya, warga di sana tak dapat mengakses jalan masuk menuju rumah mereka akibat reruntuhan tembok masih menghalangi.
"Ada sepeda motor, mobil, dan alat elektronik. Namun tak ada korban jiwa," ungkapnya.
Pantauan Tribun Batam, di Blok C sendiri berjejer enam unit rumah. Tampak bebatuan berukuran besar masih menghalangi jalan sekitar rumah-rumah itu. (Tribunnews/TribunBatan/Ichwan Nur Fadillah)