TRIBUNNEWS.COM - Pengakuan pimpinan King Of The King, Dony Pedro sebagai anggota TNI aktif berbuntut panjang.
Kapen Kodiklat TNI AD, Letkol Kav Christian Gordon angkat bicara terkait pengakuan Dony Pedro tersebut.
Ia mengatakan, di lingkungan Pussenif TNI memang ada satuan yang tertera dalam gambar KTA Dony Pedro.
Dalam gambar kartu tersebut, tertera foto dan nama Dony Pedro.
Kartu ini berisi keterangan seperti pangkat, NRP, jabatan, kesatuan, hingga masa berlaku.
Menurut gambar kartu tersebut, Dony Pedro adalah anggota TNI yang bertugas di Pussenif.
Jabatannya adalah Pama Pussenif dan pangkatnya adalah Lettu Inf.
Sementara itu, kartu tersebut dikeluarga di Bandung pada 1 Agustus 2012.
Terkait Dony Pedro adalah anggota TNI, Christian Gordon mengatakan pihaknya butuh penelusuran dan penyelidikan lebih lanjut.
"Yang pasti masih dalam penyelidikan dan penelusuran," ujar Christian Gordon ketika dikonfirmasi Tribun Jabar di Kota Bandung, Rabu (5/2/2020).
Sementara itu, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Candra Wijaya mengungkapkan, Dony Pedro memang benar bahwa anggota TNI aktif.
Ia membenarkan Dony berdinas di Pussenif.
"Benar bahwa saudara Dony Pedro anggota TNI aktif, pangkat Letnan Satu, berdinas di Pussenif," ungkap Candra kepada Kompas.com, Rabu (5/2/2020).
Adapun Dony saat ini ternyata sedang menjalani proses hukum pengadilan militer di Bandung.
Candra mengatakan, proses hukum itu dilakukan sejak 31 Januari 2020.
"Yang bersangkutan sudah mulai menjalani proses hukum sejak tanggal 31 Januari 2020 di Pomdam III/Siliwangi karena diduga telah melakukan tindak pidana penipuan," ujarnya.
Sebelumnya, Juanda (48), pengikut sekaligus petinggi King of The King menyebut Dony Pedro sebagai anggota TNI aktif.
Dony mengaku bertugas di Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI AD di Bandung.
"Kepada saya, Dia (Dony Pedro) bilang tentara aktif," kata Juanda, baru-baru ini, dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com, Senin (3/2/2020).
Dony ternyata juga sempat menunjukkan kartu tanda prajuritnya.
Karena itu, Juanda percaya bahwa Dony bukan tentara gadungan.
"Saat saya ke sana (rumah Dony Pedro) seragam (TNI)-nya digantungin," kata Juanda.
Klaim King Of The King
Seperti diketahui, dalam beberapa pekan ini, publik dibikin heboh oleh kemunculan kerajaan-kerajaan fiktif dengan klaim-klaim yang tak masuk akal.
Kerajaan fiktif itu misalnya adalah Keraton Agung Sejagat, lalu ada Sunda Empire yang kerap berkegiatan di Bandung.
Belum reda pembicaraan mengenai dua kelompok tersebut, kini muncul lagi Indonesia Mercusuar Dunia atau King of The King, yang disebut-sebut juga merupakan kerajaan fiktif.
Beberapa klaim tak masuk akal mengenai King of The King adalah kepemilikan Supersemar, memiliki harga Rp 60 triliun, hingga bisa melantik pemimpin-pemimpin di seluruh dunia.
Juanda menyebut, Pedro adalah sosok yang melantik pemimpin di dunia.
"Itu adalah Raja Diraja, nanti beliau lah yang akan melantik dari seluruh presiden dan raja-raja di seluruh dunia," kata dia saat dihubungi Kompas.com, dikutip TribunJabar.id pada Minggu (2/2/2020).
Selain itu, ada klaim lain dari Indonesia Mercusuar Dunia yang tak kalah fantastis, yaitu terkait jumlah harta kekayaan dan kepemilikan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar).
Juanda mengatakan, King of The King memiliki Supersemar.
Kemudian, harga kekayaan yang dimilikinya mencapai Rp 60 triliun.
Juanda mengklaim, harta itu ada juga yang masih dalam bentuk surat aset peninggalan Soekarno di Bank Swiss.
Dia mengatakan kekayaan tersebut nantinya akan diambil untuk tiga hal utama.
Pertama melunasi utang-utang luar negeri Indonesia, kedua membagikan kepada masyarakat Indonesia, dan ketiga untuk membeli Alutsista (Alat Utama Sistem Senjata).
"Dibagikan ke rakyat dari Sabang sampai Merauke per kepala Rp 3 miliar," kata dia.
Ngontrak di Bandung
Wartawan TribunJabar.id telah melihat langsung ke rumah yang disebut pernah dijadikan tempat beraktivitas kelompok King of The King.
Rumah yang pernah ditempati Dony tersebut berada di Jalan Wiranta Nomor 79, Kota Bandung.
Adapun rumah kontrakan itu dikelola oleh Kiat Pambudi (40).
Kiat mengaku mengenal sosok Dony Pedro.
"Saya baca di pemberitaan disebut markas. Setahu saya ini hanya tempat silahturahmi," katanya, kepada TribunJabar.id.
Lebih lanjut Kiat mengatakan, sosok Dony terkesan arogan bagi orang yang tak kenal.
Padahal, aslinya Dony tak seperti itu.
"Hubungan dengan saya secara pribadi baik. Tapi kalau belum kenal kesannya arogan, karena mungkin pernah menjadi aparat," katanya.
Ternyata, Kiat juga sempat berbicara hal-hal yang serius dengan Dony.
Hal-hal serius itu misalnya adalah soal uang-uang Eropa.
"Sempat ngobrol soal tongkat Nabi Musa, uang-uang Eropa banyak katanya. Tapi saya tanya sama teman, ternyata uang yang ditunjukkan bukan uang Eropa, tapi Jerman. Memang agak aneh pemikirannya," ujarnya.
Sementara itu, Asbat, seorang tetangga rumah kontrakan tersebut, juga mengaku mengenal Dony.
ia mengatakan, istri Dony cukup baik padanya.
"Istrinya cukup baik pada kami, berbagi makanan. Kadang kalau saya lagi di depan rumah lihat-lihat dikasih rokok. Itu harus diterima," ujar Asbat.
Secara terpisah, Sekdis Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Bandung Inci Dermaga mengatakan Pemkot Bandung tidak punya wewenang untuk bertindak apalagi organisasi Indonesia Mercusuar atau King of The King tidak tercatat di Kesbangpol.
"Walau tak tercatat di Kesbangpol, tapi kami diperintahkan pusat untuk menyelidikinya," ujar Inci melalui telepon , Sabtu (1/2/2020). (Laporan TribunJabar.id/Ery Chandra dan Kompas.com/Devina Halim)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Nasib Dony Pedro King Of The King, Jalani Proses Hukum di Pengadilan Militer di Bandung,Ini Kasusnya