News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Eksklusif Tribunnews

Ken Setiawan,Dirikan Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center untuk Menebus Dosa

Editor: Rachmat Hidayat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ken Setiawan, Pendiri NII-Crisis Center

Kelompok radikal gaya baru menggunakan demokrasi sebagai celah untuk masuk ke masyarakat lewat ormas legal dan kegiatan seolah olah membantu masyarakat, masuk sekolah, kampus dan kegiatan kemasyarakatan sehingga banyak tertipu dengan propagandanya.

Baca: Hilang 5 Tahun dan Sudah Dianggap Mati, Gadis dari Tasikmalaya Ini Muncul Lagi Dalam Keadaan Sehat

Walapun sebatas radikal pemikiran namun mereka sangat berbahaya karena setiap saat mereka mengajarkan kebencian terhadap orang diluar kelompok, kepada pemerintah, aparat dan menganggap pancasila sebagai taghut/ berhala yang dalam doktrin mereka harus di tolak, di ingkari dan ditinggalkan.

Ini sangat berbahaya sebab gerakan mereka cukup masif, sementara kegiatan pencegahan masih sangat minim sehingga banyak korban terus berjatuhan dari kalangan generasi muda.

Baca: Deretan Kebijakan Anies Baswedan Bertentangan dengan Pemerintah Pusat, Normalisasi hingga Formula E

Intoleransi kini sudah menjadi penyakit akut bangsa dimana pelakunya tidak mau menerima perbedaan, hanya kelompoknya yang dianggap benar dan ini menjadi pintu gerbang radikal dan terorisme.

Apa saja yang dilakukan NII-Crisis Center?
Kami menerima laporan dari keluarga yang mana anggota keluarganya terpapar radikalisme. Keluarga dapat menghubungi Hotline 0819932-12345 atau WhatsApp : 0898-5151-228.

Pertama kami melakukan identifikasi mengenai orang yang terpapar ini. Dari kalangan apa dan pekerjaannya apa.  Setelah itu kami melakukan investigasi, untuk mengetahui bagaimana ia bisa terpapar. Dan darimana orang itu bisa bergabung dengan organisasi radikal.

Baca: Andar Sofian Sang Pemilik Saham Juventus, Bermula dari Mimpi yang Menjadi Kenyataan

Selanjutnya, kami akan melakukan rehabilitasi. Rehabilitasi dilakukan dirumah yang bersangkutan. Metodenya dengan memberikan pemahaman yang benar tentang agama dan kenegaraan.

Berapa lama waktu agar orang yang terpapar radikalisme bisa menyadari pemahaman yang mereka yakini selama ini salah?
Tergantung, bisa satu jam. Bahkan paling lama satu bulan. Kami biasanya mendengar argumen mereka dulu, lalu kami balikkan argumen mereka. Tapi kami lebih menangani orang yang memang sudah goyah dengan radikalisme. Kalau mereka masih kukuh dengan pendirian yang mengatakan selain negara islam maka orang itu kafir, ya susahnya.

Namun tak ada yang tak mungkin. Kebanyakan pasien ini ada keinginan untuk berubah lebih baik. Dan kembali ke jalan yang benar sesuai dengan kaidah islam.

Baca: Akui Diserang Soal Penggrebekan PSK Setelah Kritik Ahok, Andre Rosiade: Berasa Jadi Anies Baswedan

Terkait presiden menolak memulangkan WNI yang berada di syiria pasca ISIS kalah, bagaimana menurut Anda?
Keputusan ada ditangan presiden. Kalau memang harus dipulangkan, pemerintah harus siap untuk deradikalisasi supaya mereka bisa diterima masyarakat.

Baca: Sylvano Comvalius Rasakan Dampak Besar atas Keputusannya Pergi dari Arema FC

Perlu diketahui juga, apa alasan mereka ingin pulang. Jangan sampai desakan dan gejolak disana membuat mereka ingin pulang. Tapi kalau kepulangan mereka memang ingin berubah dan mengaku menyesal, harusnya mereka bersedia berpedoman kembali pada pancasila.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini