TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Bencana banjir yang dipicu hujan dengan intensitas tinggi sejak Rabu (19/2/2020) hingga Kamis (20/2/2020) pagi ini di Kota Pekalongan, menyebabkan seorang warga meninggal dunia.
Hal tersebut diungkapkan petugas PMI Kota Pekalongan, Ariful Amar saat dihubungi Tribunjateng.com, Kamis (20/2/2020).
"Kami mendapatkan laporan dari warga yang bernama Agit Anggoro (30). Yang bersangkutan meminta bantuan merujuk seseorang warga ke rumah sakit. Tim lalu menuju ke tempat dimana warga yang meminta bantuan tersebut. Alamatnya di Poncol Baru Gang Kataliya," kata Amar kepada Tribunjateng.com, Kamis (20/2/2020) dini hari.
Menurut Amar, korban yang meminta dirujuk ke rumah sakit bernama Alwi Yahya (59).
"Korban dirujuk ke RS Siti Khotijah Pekalongan," ungkapnya.
Amar mengungkapkan, dari keterangan saksi, korban terjatuh di depan rumahnya.
Baca: Sama-sama Berduka Ditinggal Ashraf Sinclair untuk Selamanya, Noah Justru Kuatkan BCL Sabar Mama
Baca: Ucapan Terakhir Ashraf Titip BCL Ini Baru Disadari Sebagai Pamitan, Melaney Ricardo Sampai Tertegun
Saat itu korban diinformasikan hendak mengambil gayung yang terbawa arus aliran banjir.
"Korban masih membersihkan air yang masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba korban terjatuh, lalu tidak sadarkan diri. Setelah ditolong, kondisi nadi lemah serta muka pucat. Sehingga harus langsung dibawa ke rumah sakit terdekat," ujarnya.
Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan pihak rumah sakit, korban sudah meninggal dunia setelah 20 menit dilakukan pemeriksaan.
"Tim pun langsung membawa korban banjir yang meninggal dunia ke rumah duka di Keputran, Kecamatan Pekalongan Timur," tambahnya.
Saat disinggung mengenai jumlah pengungsi saat ini, PMI Kota Pekalongan mencatat ada 7 titik lokasi pengungsian.
"Sampai Kamis (20/2/2020) pukul 02.30, tercatat pengungsi akibat banjir ada sekira 780 jiwa," kata dia.
"Bila dirinci adalah pengungsi di Masjid Alkaromah ada 393 orang, Aula Kelurahan Tirto 48 orang, Musala Al Ikhsan 62 orang. Lalu TPQ RW 8 Kelurahan Tirto berjumlah 172 jiwa, Musala RSUD Bendan 43 jiwa, Masjid Muhajirin Pabean 25 orang, dan Aula Kecamatan Pekalongan 39 jiwa," tambahnya.
Baca: Sempat Histeris Saat Pemakaman Ashraf, Kini Noah Sinclair Anak BCL Sudah Ngobrol Ditemani Sepupu
Baca: Masih Berlangsung Sayembara Berhadiah 2 Unit iPhone 11 bagi yang Temukan Harun Masiku dan Nurhadi
Sebelumnya, sebagian Kota Pekalongan terendam banjir setelah diguyur hujan lebat dan disertai petir sejak Rabu (19/2/2020) malam.
Ratusan warga sudah dievakuasi dari rumah mereka yang terendam banjir.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kota Pekalongan, Saminta mengatakan, banjir disebabkan meluapnya Sungai Meduri dan Sungai Bremi.
"Data sementara yang masuk, ada 494 orang yang sudah dievakuasi akibat banjir. Jumlah itupun masih akan bertambah," kata Saminta.
Dia menyampaikan, ketinggian air di rumah warga sekira 40 sentimeter hingga 70 sentimeter.
"Selain rumah, seluruh wilayah jalan utama Kota Pekalongan juga tergenang air. Ketinggian mulai dari 10 sentimeter hingga 50 sentimeter," ungkapnya.
Saminta mengungkapkan, BPBD Kota Pekalongan sudah melakukan langkah dalam bencana banjir kali ini.
Yaitu menyiapkan posko pengungsian dan mengevakuasi warga yang terdampak banjir.
"Distribusi logistik pengungsian akan segera dilakukan setelah ada assesment dan data valid di setiap lokasi pengungsian. Karena sampai dini hari ini masih ada 6 titik pengungsian yang belum masuk ke BPBD," ujarnya.
Pihaknya menambahkan, sampai saat ini Kota Pekalongan masih diguyur hujan dengan intensitas ringan. (Indra Dwi Purnomo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Satu Warga Pekalongan Meninggal, Tak Sadar Seusai Terjatuh, Hendak Ambil Gayung di Depan Rumah