TRIBUNNEWS.COM, MANGUPURA – Kasus babi mati yang dibuang secara sembarangan terus terjadi di Kabupaten Badung, Bali.
Bahkan pembuangan bangkai babi itu tidak hanya ada di satu wilayah, melainkan menyebar di beberapa wilayah di Badung.
Seperti halnya Sabtu (22/2/2020) kemarin, bangkai babi ditemukan di sungai Subak Umalas wilayah banjar Kayu Tulang Canggu.
Bangkai babi yang sudah membengkak itu terpaksa dikubur secara gotong royong oleh warga setempat.
Bahkan aparat kepolisian dari Polsek Kuta Utara juga ikut membantunya, begitu juga Polmas Canggu, BPD Canggu, Kelian Dinas dan Adat banjar Kayu tulang beserta pengurus sekaa teruna.
Pembuangan bangkai babi itu dinilai sebagai tindakan pencemaran lingkungan yang bisa di proses secara hukum.
Baca: Bupati TTU Sebut Sudah 120 Ekor Ternak Babi di TTU Mati Mendadak
Baca: Babi yang Mati karena Virus ASF Dibuang di Sungai Badung
Baca: Dalam Sepekan, 14 Ekor Babi Satu Kandang Milik Peternak Ini Mati
Sehingga pihak jajaran setempat berharap tidak ada pembuangan bangkai babi lagi ke sungai maupun tempat umum.
“Iya, kemarin kami besama masyarakat mengubur secara bergotong royong bangkai babi yang ditemkan di saluran air Subak Umalas, Canggu.
Penguburan ini kita lakukan lantaran pembuangan babi itu merupakan pencemaran lingkungan,” ujar Kapolsek Kuta Utara Kompol Dewa Putu Gede Anom Danujaya, SH,SIK saat dihubungi, Minggu (23/2/2020).
Menurutnya, masyarakat berharap agar tidak ada yang mengotori lingkungan setempat.
Selebihnya, membuang bangkai babi yang akan menimbulkan bau busuk.
“Kami mohon kepada peternak babi jangan membuang bangkai babi ke sungai atau parit. Kalau sampai ada lagi akan diproses oleh Kepolisian, apabila terbukti maka akan dikenakan tindak pidana,” jelasnya menirukan suara masyarakat.
Pihaknya mengatakan ada sebanyak tiga bangkai babi yang dikubur bersama warga.
Bahkan pihaknya berujar, pembuang bangkai babi secara sembarangan bisa di proses hukum.