TRIBUNNEWS.COM - Siswi SMPN 1 Turi, Tita Farza Pradita yang menjadi salah satu korban hanyut saat kegiatan susur sungai Sempor Sleman menceritakan peristiwa yang menimpanya.
Tita menyebut, sebelum hanyut ia sempat bertemu dengan pembina ekstrakurikuler Pramuka-nya.
Pembina hanya mengatakan kepada Tita dan teman-temannya agar berhati-hati.
Ia pun sempat menyaksikan saat pembinanya diperingatkan oleh warga sekitar di sungai untuk menghentikan kegiatan.
Namun, pembinanya tak mengindahkan peringatan warga dan mengatakan bahwa kematian di tangan Tuhan.
"Sempet (ketemu pembina), cuma bilang hati-hati."
"Sama warga udah diingetin mending nggak usah tapi tetep itu (nekat).
"Sempat mendengar (warga memperingatkan), kata kakak pembina 'nggak apa-apa kalau mati juga di tangan Tuhan'," ujar Tita Farza Pradita dilansir dari kanal YouTube Kompastv, Sabtu (22/2020).
Baca: Pengakuan Tersangka Susur Sungai SMP 1 Turi, Punya Ide Tapi Tinggalkan Peserta Meregang Nyawa
Baca: Siswi SMPN 1 Turi Tewas Susur Sungai saat Ultah ke-13, sang Ayah Ungkap Permintaan Terakhir Anaknya
Baca: 10 Korban Tewas Susur Sungai SMPN 1 Turi Ditemukan, Operasi SAR Gabungan Resmi Ditutup Hari Ini
Lebih lanjut, Tita menceritakan, saat di garis start debit air sungai belum terlalu deras.
Debit air kemudian semakin deras saat menjauh dari garis start hingga teman Tita yang bernama Via mengeluh tidak kuat menahan arus.
Tita pun meminta Via untuk berpegangan dipundaknya.
Di waktu yang sama, adik kelas Tita meminta tolong kepadanya.
"Ada adik kelas bilang, 'mbak minta tolong teman saya sudah hanyut dari atas'," ucap Tita.
Lantas Tita menggandeng satu adik kelas di tangan kanan dan satu adik kelas di tangan kirinya.
Namun, saat menjadi tumpuan, ia dan ketiga temannya hanyut terbawa arus sungai yang tiba-tiba semakin deras.
Tita menyebut, ia dan teman-temannya hanyut sekitar 10 meter.
Ia kemudian tersangkut di batu sementara ketiga teman yang ditolongnya hanyut.
Lantaran ketakutan, Tita menangis dan minta tolong, hingga beberapa saat kemudian ada warga yang menyelamatkannya menggunakan tali.
"Bertiga itu sama saya kan jadinya berempat, itu tenggelam semua terus saya tersangkut di batu, tapi yang saya tolong itu hanyut."
"Saya menangis dan minta tolong terus ada warga yang menolong pakai tali," papar Tita.
Dua Jenazah Terakhir Siswa SMPN 1 Turi Korban Susur Sungai Ditemukan 700 Meter dari TKP Laka Air
Dua jenazah korban insiden susur sungai Pramuka SMPN 1 Turi akhirnya ditemukan pagi ini, Minggu (23/2/2020).
Dua korban ini ditemukan mengambang di DAM Dukuh, Donokerto, Turi.
Korban pertama ditemukan sekitar pukul 05.00, sedangkan korban kedua ditemukan pukul 07.15.
"Posisi kedua jenazah sama waktu ditemukan, kemungkinan awalnya ndelik (sembunyi) di balik fondasi DAM," ucap personel SAR MTA Yogyakarta, Gandung Kusmardana saat ditemui di posko utama di Lembah Sempor.
Lokasi penemuan ini berada sekitar 400-700 meter dari tempat kejadian perkara kecelakaan air bah yang menewaskan 10 siswi SMPN 1 Turi pada Jumat (21/2/2020) sore.
Keduanya dibawa ke RS Bhayangkara Yogyakarta untuk identifikasi.
Dengan demikian seluruh korban insiden ini telah ditemukan.
Rencananya operasi pencarian oleh tim SAR gabungan akan ditutup hari ini.
Informasi yang dihimpun Tribunjogja.com menyebutkan, tim gabungan melakukan pencarian mulai pukul 05.00 WIB.
Korban terlihat mengambang pada jarak 400 meter di sungai dengan kedalaman 2 meter kemudian berhasil dievakuasi.
Dua Jenazah Terakhir Siswa SMPN 1 Turi Korban Susur Sungai Ditemukan 700 Meter dari TKP Laka Air
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Dua Jenazah Terakhir Siswa SMPN 1 Turi Korban Susur Sungai Ditemukan 700 Meter dari TKP Laka Air
(Tribunnews.com/R Agustina, TribunJogja.com)