TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - BPBD Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan BPBD setempat masih melakukan upaya darurat pascabanjir bandang di dua dusun hingga Senin (24/2/2020) pagi.
Dua dusun terdampak yaitu Dusun Melempo dan Dusun Mentareng di Desa Obel Obel, Kecamatan Sambelia, Lombok Timur.
BPBD dan multipihak bekerja sama dalam upaya darurat, khususnya penanganan warga yang harus mengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo dalam rilisnya mengungkapkan meskipun genangan telah surut, sejumlah warga mengungsi di tenda pengungsian dan musala yang berada di Dusun Melempo.
Sisa material banjir bandang dan lumpur masih terus dibersihkan oleh masyarakat yang dibantu petugas.
Di samping itu, suplai air bersih juga disalurkan melalui mobil damkar dan bantuan logistik lain berupa permakanan dan air mineral.
Lebih dari 150 personel gabungan membantu upaya penanganan darurat tersebut.
Mereka berasal dari TRC BPBD, tim SAR, Satpol PP, Bakesbangpol Depdagri, Dinas Perhubungan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, aparat pemerintah kecamatan, forkopimda Sambelia, TNI, Polri.
Baca: Nirwono Yoga Evaluasi Teknis Banjir Jakarta, Bamus Betawi Tegur: Kita Kufur, sebagai Umat Beragama
Baca: Cristiano Ronaldo Tertinggal Jauh dari Ciro Immobile di Daftar Top Skor Liga Italia
Banjir bandang yang terjadi pada Minggu (23/2/2020) mengakibatkan kerusakan fisik bangunan dan infrastruktur.
"Rumah warga rusak ringan sebanyak 4 unit, sedangkan kerusakan infrastruktur berupa tembok sisi barat masjid Darul Qur'an jebol," kata Kepala Pelaksana BPBD NTB, Ahsanul Khalik.
Selain kerusakan tersebut, Ahsanul menyampaikan bahwa tanggul sungai pemukiman Jebol di tiga titik dan jaringan perpipaan air bersih warga sepanjang 3 km rusak terbawa banjir.
Warga terdampak berjumlah 81 KK atau 255 jiwa.
Tidak ada korban jiwa akibat bencana banjir bandang ini.