“Namun apakah itu terinfeksi virus corona atau bukan tentu masih menunggu hasil pemeriksaan rontgen guna melihat apakah pada paru-paru yang bersangkutan ada bercak atau dikenal dengan pneumonia,” kata Rustami.
Ia menjelaskan kalau pasien tersebut dirujuk dari poli klinik PT BSM dengan memiliki gejala batuk dan demam.
Karena saat ini ada peningkatan kasus corona, maka dikatakan Rustami penanganan pasien tersebut dilakukan dengan standar penanganan, dimana petugas menyambut kedatangan dengan Alat Pelindung Diri (APD).
“Penanganan pasien seperti ini, membuktikan Ketapang siap untuk melakukan penanganan ketika ada dugaan kasus corona. Bahkan saat ini sedikitnya ada 15 baju astronot atau pelindung diri yang disediakan,” pungkasnya.
Tak Diawasi
Dihubungi terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kalbar, dr Harisson MKes mengatakan, WNA Cina yang dirawat di RSUD Agoesdjam Ketapang tak termasuk orang dalam pengawasan atau pemantauan karena sudah enam bulan kembali ke Kalbar.
“Pasien ini sebenarnya sudah enam bulan di Ketapang. Jadi sebenernya sudah lewat masa yang kalau kita curigai. Dia sudah enak bulan di sini, lalu keluhan sakitnya demam dan batuk sesak nafas dan ada diare. Sudah sakit selama lima hari dan sekarang di rawat RS Ketapang,” ujarnya saat ditemui awak media.
Kadis menyatakan, pasien ini tidak masuk dalam kategori pasien dalam pengawasan atau orang dalam pemantauan. “Jadi pasien bukan yang patut kita curigai sebagai pasien corona, pasien sendiri sudah menunjukkan penyembuhan,” ujarnya.
Ia mengatakan, dokter spesialis sudah jelas mengatakan bahwa tidak ada virus corona. Lalu, lanjut Kadiskes, dokter spesialisnya juga mengatakan sanggup merawat karena memang bukan pasien corona.
“Karena memang sudah kembali ke Ketapang enam bulan lalu. Jadi tidak ada kecurigaan, tapi pasien diminta untuk dikirim ke Pontianak. Nanti di Pontianak dia berobat seperti orang sakit pada umumnya. Jadi tidak dilakukan isolasi hanya berobat biasa saja,” jelasnya.
Ia memastikan, hasil pemeriksaan di RS Ketapang juga bukan corona tapi infeksi biasa.
Dokter Harisson memastikan bahwa pasien tersebut terkena infeksi paru-paru bukan infeksi corona karena melihat perjalanan dari pasien sendiri dan sudah berada enam bulan di Ketapang.
“Semua orang dari Cina juga sudah tidak bisa masuk ke Kalbar jadi tidak melakukan kontak dengan orang asing,” pungkasnya.
Dari penelusuran Tribun, warga Cina ini bekerja di PT IKIPTD yang merupakan satu di antara investor di wilayah PT KIP di Kecamatan Muara Pawan.
Manajemen PT KIP memastikan TKA tersebut sudah lama berada di Indonesia tepatnya di Kabupaten Ketapang sejak November 2019.
"Memang benar bekerja sebagai koordinator alat berat (eksavator) di PT PT IKIPTD. Yang bersangkutan sudah berada di Ketapang sejak 6 November 2019," kata Legal Corporate PT KIP Group, Hermawan, saat ditemui di kantornya, kemarin.
Dijelaskan Hermawan, pasien bukan karyawan PT BSM.
“Dia karyawan di PT PT IKIPTD yang merupakan salah satu investor perusahaan yang berada di wilayah industri kita,” timpalnya.
Hermawan menambahkan, dirinya sendiri baru mengetahui kejadian tersebut pada Selasa (3/3/2020) sekitar pukul 23.00 WIB.
Informasi yang didapatnya, pasien sempat datang ke Rumah Sakit Fatima sebelum akhirnya diarahkan ke RSUD Agoesdjam Ketapang karena mengalami sakit batuk dan demam.
“TKA tersebut berasal dari Kota Henan yang jaraknya sekitar 1.002 Kilometer dari kota Wuhan. Namun TKA tersebut sudah lama berada di Indonesia dan belum ada pulang ke Cina," terangnya.
Dijelaskannya, total TKA yang bekerja di wilayah PT KIP sendiri berjumlah 53 orang. Namun pada Desember 2019 lalu kata Hermawan ada yang mengambil cuti sehingga tersisa 23 orang yang satu di antaranya adalah pasien tersebut.
“Pada 12 Februari ada 6 orang TKA yang masuk namun semua setelah melalui proses dan prosedur yang ada. Bahkan kita lakukan kembali pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Dinkes Ketapang pada 15 Februari terhadap seluruh karyawan termasuk para TKA yang ada bahkan pasien yang saat ini disolasi, saat itu diketahui kondisinya dalam keadaan sehat,” tandasnya.
Sementara itu Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang mencatat saat ini total ada 1.050 Tenaga Kerja Asing (TKA) yang berada di wilayah Kabupaten Ketapang.
"Itu data untuk wilayah Ketapang per Februari 2020," kata Kasubsi Teknologi Informasi, Intelijen dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Ketapang, Dhani, saat dihubungi Tribun, kemarin.
Dhani menyebutkan sejak Januari hingga Februari 2020 ada sebanyak 27 TKA yang telah meninggalkan wilayah Indonesia dengan mengajukan Exit Permit Only (EPO).
"Yang telah meninggalkan wilayah Indonesia Januari ada 27 TKA dan untuk Februari 0 atau tidak ada. Untuk yang keluar masuk kita tidak mengetahui soalnya kita non-TPI. Tetapi pada awal Februari kemarin ada 6 TKA yang masuk mengurus KITAS," jelasnya.
Selain itu, dijelaskan Dhani dari total 1.050 TKA tersebut mayoritas berasal dari Tiongkok.
Sisanya ada yang berasal dari Malaysia dan India.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul UPDATE Sekeluarga Asal Bengkayang Dirujuk ke Abdul Aziz, Warga Cina di Ketapang ke Soedarso! Corona?,
dan RSUD dr Abdul Aziz Tempatkan Pasien Sekeluarga Baru Datang dari Korsel Diruang Isolasi,
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano