News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Kronologi Ojol vs DC di Sleman Yogyakarta, Driver Diizinkan Tak Gunakan Atribut

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para Driver ojol saat berada di depan Polsek Depok Timur setelah terjadi kericuhan dengan sekelompok orang yang diduga DC.(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

TRIBUNNEWS.COM - Kronologi keributan antara massa driver ojek online (ojol) dengan debt collector (DC) di Sleman, Yogyakarta.

Keributan antara massa driver ojol dengan debt collector tersebut menjadi perhatian publik.

Beragam video pun keributan pun beredar luas di media sosial.

Suasana di sejumlah titik di Kabupaten Sleman terlihat mencekam dalam video-video tersebut.

Sementara itu pihak kepolisian mengungkapkan kronologi lengkap keributan antara ojol dengan DC.

Para Driver ojol saat berada di depan Polsek Depok Timur setelah terjadi kericuhan dengan sekelompok orang yang diduga DC. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Baca: Bentrok Ojol vs Debt Collector di Yogyakarta, Driver Desak Polisi Beri Jaminan Keamanan

Kepolisian menyebut peristiwa itu berawal dari kejadian di Jalan Wahid Hasyim, Depok, Sleman, pada Selasa (3/3/2020).

Dilansir Kompas.com, Kabid Humas Polda DIY Kombes Yuliyanto mengungkapkan kejadian berawal dari diberhentikannya seorang driver ojol oleh DC.

"Saya akan sampaikan dari awal, peristiwanya pada Selasa sore itu ada ojol yang dihentikan oleh DC."

"Setelah terjadi dialog, ojol berinisial A mengakui bahwa telat membayar satu bulan," ujar Yulianto, Jumat (6/2/2020).

Oknum DC dan driver ojol A kemudian didatangi driver ojol berinisial L.

L meminta A untuk meninggalkan lokasi.

Perdebatan pun beralih antara L dengan DC.

"Kemudian terjadilah pemukulan terhadap L. Kemudian L pada Rabu siang membuat laporan polisi di Polsek Depok Timur," urainya.

Setelah ada peristiwa pemukulan terhadap L, Selasa sore sejumlah driver ojol medatangi lokasi.

Baca: UPDATE Driver Ojol vs Debt Collector di Sleman, Begini Pengakuan Pengguna Ojol Pascabentrok

Sedangkan pihak DC saat itu membubarkan diri sehingga tidak sampai berlanjut.

Kemudian pada Rabu (4/3/2020) pagi, massa ojol mendatangi kantor PT Bala Manunggal Abadi (BMA) di Jalan Wahid Hasyim Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman.

Saat didatangi massa ojol, kantor tersebut dalam kondisi kosong.

Sehingga tidak ada pihak yang bisa dimintai klarifikasi oleh pihak ojol.

Sementara itu pada Selasa (3/3/2020), foto terduga pelaku pemukulan berinisial T beredar di media sosial.

Massa driver ojol di Babarsari - Driver ojol vs debt collector, bentrikan bermula dari menarik motor seorang driver di jalanan. (KOMPAS.com/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Setelah ramai di media sosial, T merasa nama baiknya tercemar.

Baca: Viral Kecelakaan Driver Ojol dengan Anak SMA Pengemudi Range Rover di Jogja, Begini Faktanya

Pada Rabu (4/3/2020), T melaporkan kejadian tersebut ke Ditreskrimsus Polda DIY.

Bersamaan dengan pelaporan di Polda DIY, rekan-rekan DC mendatangi kantor Grab yang di pertokoan Casa Grande.

Tujuannya untuk meminta klarifikasi.

Yulianto menjelaskan ketegangan dan keributan pun terjadi di kantor Grab.

"Karena semakin berkembang, semakin banyak rekan-rekan ojol mendatangi kantor Grab."

"Karena situasi semakin panas, proses klarifikasi dialihkan ke Polsek Depok Timur," ungkap Yuliyanto.

Yulianto menyebut, mediasi kemudian dilakukan di Polsek Depok Timur yang dihadiri Kapolres Sleman, Polsek, dan pejabat Polda DIY.

Massa kemudian membubarkan diri setelah mediasi selesai.

Akan tetapi, ternyata ada pesan beranti yang menyebut massa akan mendatangi kembali kantor PT BMA.

Di kantor tersebut, terjadi perusakan.

"Terjadi perusakan, berkas-berkas di PT BMA dikeluarkan, kemudian juga ada meja dan komputer yang terbakar," tuturnya.

Baca: Cemburu karena Istri Berhubungan dengan Mantan Suami, Driver Ojol Nekat Bakar Diri

Sementara itu di lokasi lain, tepatnya di pertigaan Jalan Babarsari, Depok, Sleman, juga ada keributan.

Keributan ini diketahui melibatkan antara massa driver ojol dengan sekelompok orang.

Pihak kepolisian pun dapat meredam keributan tersebut.

Kedua pihak pun sepakat damai setelah dimediasi pihak kepolisian.

Lebih lanjut Yuliyanto menegaskan, proses hukum tetap akan dilaksanakan.

Mulai dari terkait fidusia atau leasing, pengeroyokan, penganiayaan, hingga aksi perusakan kantor Grab dan PT BMA.

Termasuk, menindak menindaklanjuti laporan pelanggaran UU ITE yang diterima ke Polda DIY.

"Kami harapkan kepada seluruh komunitas dan masyarakat bahwasanya Polri akan tegas melakukan penegakan hukum."

"Masyarakat diminta dukungannya membuat situasi DIY yang kondusif, kami minta semua pihak memercayakan penyelesaian perkara ini kepada Polri," ujarnya.

Baca: VIRAL Driver Taksi Online Antar Suami-Istri yang Bawa Jenazah Bayi, Warganet Doakan si Pengemudi

Dibolehkan Narik Tanpa Atribut

Dilansir artikel Tribunnews sebelumnya, dampak bentrokan yang terjadi antara driver ojol dengan DC pada Kamis (5/3/2020), pihak operator ojol memberi izin para driver untuk tidak mengenakan atribut.

Hal ini setelah terjadinya bentrokan antara driver ojek online (ojol) dengan anggota debt collector (DC) Kamis (5/3/2020).

Informasi tersebut dibagikan di media sosial.

"funfact : malam ini kamu gabakal liat orang jaketan ojol dijalan," tulisnya melalui akun Twitter @PenjahatGunung pada Kamis malam.

Bukan hanya itu, pihak ojol juga mengimbau para driver untuk menghindari sejumlah lokasi yang dikhawatirkan masih tidak aman untuk dilalui pengemudi ojol.

Baca: Kerugian Warga Lingkungan Rumah Pasien Corona karena Viral, Tak Boleh Ngantor hingga Dihindari Ojol

Mereka pun meminta para driver untuk tidak mudah terprovokasi.

"Sehubungan dengan kondisi yang kurang kondusif di area Babarsari, Seturan, dan sekitarnya, demi keamanan Anda dan penumpang, Anda diperbolehkan untuk tidak menggunakan atribut.

Hindari lokasi tersebut dan jangan ikut terprovokasi.

Terima kasih," begitu bunyi imbauan operator ojol yang dibagikan akun Twitter @PenjahatGunung, Kamis malam.

"Kalau dari pihak Gojek atau Grab membolehkan mitranya tidak menggunakan atribut demi keamanan bersama," ungkap Alita saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (6/3/2020) pagi.

Alita juga mengatakan, sebagian driver memilih untuk tetap mengenakan atribut karena merasa masih aman.

"Amannya sih tidak mengenakan atribut, namun beberapa driver yang merasa masih aman menggunakan atribut masih ada," ujarnya. 

(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P/Widyadewi Metta AI) (Kompas.com/Wijaya Kusuma)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini