TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan speedboat yang mengangkut Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) terjadi di Sungai Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah pada Senin (9/3/2020) pukul 12.30 WBIB.
Berikut ini update terkini kecelakaan speedboat Paspampres mengenai jumlah korban hingga penjelasan TNI.
Kecelakaan terjadi saat Paspampres yang merupakan tim pendahulu tengah mempersiapkan kunjungan Raja Belanda di Palangkaraya.
Rencananya, Raja Belanda, Willem Alexander dan Ratu Maxima, bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan berkunjung ke lokasi tersebut minggu ini.
Baca: Fakta Kecelakaan Speedboat Paspampres di Sungai Sebangau, Ini Penyebabnya, Dandim Kuala Kapuas Tewas
Baca: Kronologi Lengkap Kecelakaan Speedboat Paspampres, 7 Personel Selamat, Dandim Kuala Kapuas Tewas
Dirangkum Tribunnews, berikut ini update kecelakaan speedboat Paspampres:
1. Total korban tewas
Mengutip Kompas.com, korban tewas dari kecelakaan speedboat Paspampres di Sungai Sebangau mencapai tujuh orang.
Korban ketujuh, Mansyah yang merupakan anggota Manggala Agni, ditemukan pada Selasa (10/3/2020).
"Kondisinya sudah meninggal dan dia sudah lebih putih daripada yang lain karena sudah terendam lebih lama," terang Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Hendra Rochmawan, Selasa.
Selain Mansyah, lima korban tewas lainnya terdiri dari seorang ASN, tiga pegawai Taman Nasional Sebangai, dan seorang istri polisi hutan taman nasional.
Tak hanya itu, Komandan Kodim 1011/Kuala Kapuas, Letkol Kav Bambang Kristianto Bawono, juga tewas dalam kecelakaan tersebut.
Sementara dua penumpang lainnya dalam kondisi kritis.
2. Penyebab kecelakaan
Kecelakaan speedboat rombongan Paspampres, Senin siang, terjadi karena mengalami tabrakan dengan perahu Taman Nasional Sebangau.
Baca: Detik-detik Tabrakan Nahas Perahu Rombongan Paspampres, 6 Orang Tewas Termasuk Dandim Kuala Kapuas
Baca: FAKTA Kecelakaan Speedboat Paspampres di Palangkaraya, Kronologi hingga Dandim Sempat Hilang 4 Jam
Akibatnya, perahu terbalik setelah bertabrakan.
Mengenai kecelakaan ini, telah dibenarkan oleh Komandan Paspampres, Mayor Jenderal TNI Maruli Simanjutak.
"Betul. Awalnya tim kami mau mengecek sebuah lokasi menggunakan perahu, lalu perahunya kecelakaan dengan perahu lain," ujar Maruli, Senin, dilansir Kompas.com.
Perahu milik taman nasional saat kejadian berisi delapan orang.
Sementara speedboat rombongan Paspampres mengangkut 18 penumpang.
Dalam perahu rombongan Paspampres, ada tujuh anggota Paspampres dan delapan anggota TNI.
Serta seorang warga Amerika Serikat dan pengawalnya.
3. Ucapan duka dari Raja Belanda
Raja Belanda, Willem Alexander, menyampaikan duka citanya atas kecelakaan speedboat rombongan Paspampres yang terjadi pada Senin siang.
Dikutip dari Kompas.com, hal ini disampaikan Raja Willem pada Selasa pagi, saat menyampaikan pernyataan persnya bersama Jokowi di Istana Bogor.
Baca: Kronologi Kecelakaan: 4 Tewas Saat Innova Tabrak Pendemo di Pasuruan, Elf Terguling di Tulungagung
Baca: Menteri Siti Nurbaya Melayat ke Rumah Duka Dua Korban Kecelakaan Speedboat Sei Sebangau Kalteng
"Kami turut berduka cita secara mendalam atas kecelakaan tragis kapal Paspampres di Sungai Sebangau, kemarin," ucap Raja Willem.
"Doa kami untuk para korban dan keluarganya," lanjutnya.
4. Penjelasan TNI
Berdasarkan penjelasan Kepala Penerangan Kodam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Aulia Fahmi Dalimunthe, kecelakaan yang melibatkan speedboat rombongan Paspampres dan Taman Nasional Sebangau terjadi saat keduanya dari arah berlawanan.
"Dari arah yang berlawanan, Mas, satu berangkat (L300), yang satu kembali (KMC RBB)," terang Fahmi, Senin, dilansir Kompas.com.
Lebih lanjut, Fahmi mengungkapkan kecelakaan terjadi setelah speedboat rombongan Paspampres selesai mengecek Taman Nasional Sebangau.
Sayang, dalam perjalanan kembali menuju Pelabuhan Kereng Bangkirai, speedboat rombongan Paspampres tabrakan dengan perahu milik Taman Nasional Sebangau yang mengangkut logistik.
Faktor kecelakaan, jelas Fahmi, adalah karena kedua speedboat saling berhadapan di tengah sungai yang terbilang sempit.
"Penyebabnya faktor medan, sungai yang sempit tidak bisa buat selisihan," katanya.
"Kebetulan TKP di tikungan sungai," tandas dia.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, Kompas.com/Devina Halim/Ihsanuddin/Achmad Nasrudin Yahya)