TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Tidak harus impor dari luar negeri, produk surfaktan karya anak bangsa yang diberinama Surfaktan Merah Putih lebih unggul dibandingkan produk luar negeri.
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik (suka air) dan lipofilik (suka minyak atau lemak sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.
Surfaktan Merah Putih mampu menurunkan tegangan permukaan yang lebih baik dan memiliki harga jual kompetitif dibandingkan dengan produk impor sejenis.
Selain sektor industri dan farmasi, surfaktan juga digunakan untuk keperluan eksplorasi minyak bumi.
Secara teknis, surfaktan akan dinjeksikan ke dalam bumi sehingga saat sumur minyak bumi yang tersumbat atau minyak bumi yang masih menempel di bebatuan akan terlepas dan lebih mudah disedot dengan pompa.
Surfaktan akan mampu meningkatkan produktivitas sumur minyak bumi, bahkan mampu mengeluarkan minyak mentah dari lapangan atau sumur minyak tua yang sudah tidak berproduksi lagi.
Baca: 4 Deodorant Alami Untuk Usir Bau Badan, Ada Baking Soda, Minyak Kelapa, Ampuh Atasi Masalah Ketiak
Baca: Gelapkan Sepeda Motor, Pria di Gresik Kurung Diri Satu Jam di Kamar Ketika Hendak Ditangkap Polisi
Baca: Empat Negara yang Kena Dampak Wabah Virus Corona Hari Ini, Turki hingga Jamaika
“Produk Surfaktan buatan anak bangsa ini sangat ditunggu dan diharapkan oleh pelaku industri minyak dan gas di Indonesia,” ujar Direktur Utama Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi dalam keterangannya, Rabu (11/3/2020).
Petrokimia Gresik sendiri telah menandatangani perjanjian uji coba mini plant untuk memproduksi Surfaktan bekerjasama dengan Surfactant Bioenergy Research Centre Institut Pertanian Bogor (SBRC IPB) di Gresik, Selasa (10/3/2020) kemarin.
Selama ini produksi minyak bumi di Indonesia menggunakan metode primer (disedot dengan pompa) dan sekunder (didorong dengan air), sedangkan pemanfaatan surfaktan termasuk metode tersier atau Enhanced Oil Recovery.
Rahmad menjelaskan, dalam memproduksi Surfaktan Merah Putih ini, dibutuhkan bahan baku methyl ester dari mini plant SBRC IPB di Gunung Putri Bogor beserta gas dari unit asam sulfat Petrokimia Gresik.
Baca: Dulunya Tambang, Cagar Alam Gunung Gamping Kini Jadi Tempat Wisata Favorit
Baca: Tanpa Bagas Adi, Kekuatan Arema FC Timpang Saat Jumpa PSIS Semarang di Liga 1 2020
Baca: FAKTA Pasutri Bunuh Diri di Malang: Dugaan Motif hingga Begini Isi Pesan Surat Wasiat untuk Anaknya
"Kami akan menyuplai gas SO3 dari pabrik Asam Sulfat dan membeli bahan baku methyl ester yang diproduksi oleh SBRC IPB di Gunung Putri, Bogor," jelas Rahmad.
Sedangkan pemasaran produk Surfaktan Merah Putih akan dilakukan oleh Petrokimia Gresik bersama-sama dengan SBRC IPB beserta dukungan marketing dan technical assistance dari Komunitas Migas Indonesia (KMI).
Rahmad menyatakan, kerja sama ini sejalan dengan program transformasi bisnis Petrokimia Gresik yang salah satu sasarannya adalah diversifikasi produk untuk meningkatkan revenue dan profitabilitas.