TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Pemerintah Jawa Barat kembali merilis data terbaru pasien terjangkit Covid-19, Minggu (22/3/2020).
Dari data baru tersebut, kasus virus corona bertambah menjadi 59 kasus.
Sebelumnya Jawa Barat menangani kasus 55 pasien terjangkit virus corona.
Artinya per Minggu (22/3/2020) jumlah tersebut bertambah sedikitnya 4 kasus.
Dari 59 kasus, 9 orang terjangkit virus corona di antaranya meninggal dunia.
Ada pun kabar gembiranya, 5 orang telah dinyatakan sembuh.
Meski begitu Jawa Barat menempati urutan kedua sebagai wilayah dengan pasien virus corona terbanyak.
Daerah yang paling terpapar virus corona adalah DKI Jakarta.
Hingga sore kemarin dari data yang terpantau terlapor Minggu (22/3/2020), total 307 kasus.
Total tersebut bertambah dari data sebelumnya sebanyak 267 kasus di DKI Jakarta.
Artinya adanya penambahan sedikitnya 40 kasus.
Ada juga penambahan dari 23 kasus pasien virus corona meninggal dunia bertambah menjadi 29 kasus.
Kemudian terbanyak ketiga menangani virus corona adalah Provinsi Banten.
Pada 21 Maret 2020, Banten mencatat ada 47 kasus.
Baca: Lebih Dari Setahun Gantikan Momo, Regina Poetiray Sempat Ragu Gabung dengan Geisha
Baca: Mulai 1 April, Akses Keluar Rawa Bokor Tol Sedyatmo Ditutup, Lalin Dialihkan ke Tegal Alur
Namun hingga 22 Maret 2020, tidak ada penambahan kasus.
Hanya saja pasien virus corona meninggal dunia bertambah satu orang menjadi 3 orang.
Total Kasus Virus Corona 514 Kasus
Pemerintah kian gencar menangani virus corona atau Covid-19 ini.
Selain itu pemerintah terus melakukan monitor data pasien terjangkit virus corona.
Jumlah kasus virus corona di Indonesia per (22/3/2020) bertambah 64 kasus.
Dari jumlah terlapor sebelumnya yakni 450 kasus.
Adapun dari jumlah kasus tersebut, 48 orang meninggal dunia.
Jumlah kasus virus corona meninggal dunia itu bertambah 10 orang.
Sebelumnya pada (21/3/2020) terlapor 33 orang dengan kasus virus corona meninggal dunia.
Kabar ini disampaikan Juru bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto dalam konferensi pers seperti diyatangkan di Channel Youtube BNPB Indonesia, Minggu (22/3/2020).
"Ada penambahan kasus baru yang kita catat sampai dengan hari ini pukul 12.00. Ada penambahan kasus positif 64 orang," ujar Yurianto.
Baca: Tetangga Beri Kesaksian soal Balita Tewas Dianiaya Ayah, Ibu Tiri dan Tante, Gara-gara Hal Sepele
Baca: Menteri Kesehatan Malaysia Sebut Air Hangat Bisa Cegah Corona, Langsung Dibantah oleh Dokter dan WHO
"Sehingga totalnya 514 kasus," jelasnya.
Kemudian ada tambahan sembilan orang sembuh.
"Ada juga penambahan kasus yang sudah sembuh dan dibolehkan pulang sebanyak sembilan orang. Sehingga totalnya 29 orang," jelasnya.
Sementara kasus yang meninggal bertambah 10 orang.
Dengan begitu sudah 48 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Indonesia.
Aplikasi PIKOBAR untuk Warga Jabar
Aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat) memiliki fitur periksa mandiri.
Lewat fitur tersebut, warga Jabar dapat memeriksakan diri dengan melaporkan gejala-gejala yang dialami.
Setelah itu, PIKOBAR yang menggunakan artificial intelligence akan memberikan diagnosis awal dan mengeluarkan rekomendasi.
Apakah warga Jabar yang melapor mesti mendapatkan penanganan dokter atau cukup beristirahat di rumah.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, warga Jabar yang memiliki gejala-gejala COVID-19, seperti batuk, pilek, dan demam, bisa cek kesehatan lewat fitur tersebut.
Baca: Menteri Kesehatan Malaysia Sebut Air Hangat Bisa Cegah Corona, Langsung Dibantah oleh Dokter dan WHO
Baca: 22 Remaja Malah Merencanakan Aksi Tawuran Saat Libur Sekolah, 3 di Antaranya Pelajar Perempuan
"Masyarakat jangan panik dulu, mesin canggih ini bisa menjawab di aplikasi ini (PIKOBAR)," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, saat meluncurkan aplikasi PIKOBAR di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (20/3/2020).
"Apakah Anda punya gejala, batuk. Batuknya berdahak atau kering. Disertai pusing atau tidak. Terus sampai semua pertanyaan terjawab. Nanti, hasilnya, tidak perlu ke dokter cukup istirahat, Anda perlu minum obat, atau perlu ke dokter," katanya.
Guna menghadirkan fitur periksa mandiri, Pemerintah Provinsi Jabar berkolaborasi dengan Prixa.Ai--perusahaan yang mengembangkan aplikasi dan fitur periksa mandiri.
Medical Database Coordinator Prixa.Ai, Kafi H Khaibar Lubis mengatakan fitur periksa mandiri dalam PIKOBAR khusus memeriksa gejala-gejala penyakit pernapasan, khususnya COVID-19.
Menurut dia, artificial intelligence periksa mandiri bisa mendeteksi 29 penyakit pernapasan.
"Kali ini kami bikin engine (dalam PIKOBAR) khusus untuk memeriksa gejala-gejala COVID-19 ini. Jadi, kami memisahkan penyakit-nya khusus COVID-19, di dalam ada 29 penyakit-penyakit yang berkaitan dengan pernapasan," kata Kafi.
"Kami akan mengarahkan pasien, perlu di rumah saja, menunggu beberapa hari, minum obat-obatan yang dibeli sendiri di rumah, atau pasien harus mendapatkan penanganan dari dokter," ucapnya.
Baca: Tak Pakai Masker Saat Virus Corona, Kriss Hatta: Apa Gua Merasa Percaya Diri?
Baca: Meski Dilarang Pemerintah Kota Fuchu, Warga Jepang Tetap Rayakan Sanrekyu di Tepian Sungai Tama
Jika ada warga Jabar yang mesti mendapatkan penanganan, kata Kafi, fitur periksa mandiri dalam PIKOBAR akan menyarankan pengguna untuk menghubungi 119 atau nomor hotline Dinas Kesehatan Provinsi Jabar.
"Karena kami tidak memberikan diagnosis secara pasti misalnya. Tapi, kemungkinan gejala-gejala yang ibu/bapak alami mirip dengan penyakit ini. Dan kemungkinannya ini," katanya.
Dengan adanya fitur periksa mandiri dalam PIKOBAR, Kafi berharap kepanikan masyarakat Jabar terkait COVID-19 bisa menurun. Apabila memiliki gejala COVID-19, masyarakat bisa mengakses fitur periksa mandiri.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Kasus Virus Corona di Jawa Barat Jadi 59, 9 Meninggal, 5 Sembuh