Jumat malam, Merapi meletus lagi pukul 21.46 WIB.
Data letusan dari BPPTGK Yogyakarta, amplitudo letusan 40 mm dengan durasi 180 detik.
Ketinggian kolom abu mencapai 1.000 m arah ke barat.
Erupsi pada Jumat (27/3/2020) malam merupakan yang kedua setelah pagi tadi.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 10.56 WIB.
Erupsi perdana dengan amplitudo 75 mm dan durasi 7 menit, pada Jumat siang.
Erupsi pertama bulan ini ketinggian kolom asap erupsi mencapai 5.000 meter dari puncak.
"Sejak aktif kembali pada Mei 2018, Gunung Merapi memang kembali menunjukkan aktivitasnya. Tapi tidak ada masalah," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat (27/3/2020).
Aktivitas Merapi akhir-akhir ini, lanjut Hanik, sebenarnya sama seperti erupsi freatik pasca-letusan tahun 1872 dan 1930.
Saat itu pascaletusan magmatik terjadi setelah beberapa kali letusan freatik.
Ia menambahkan sulit memastikan apakah ada pergerakan magma menuju permukaan akibat letusan freatik di Merapi.
"Yang patut diwaspadai itu kan kalau ada pergerakan magma ke permukaan, saat ini masih belum ada," kata dia.
Menurutnya, ini belum membahayakan karena dampak letusan berupa awan panas hanya mampu menjangkau kurang dari 3 kilometer, berdasarkan volume kubah yang sebesar 396.000 m3.
Hanik menjelaskan awan panas tersebut bersumber dari bongkaran material kubah lava dan lontaran material vulkanik. (Tribunjogja.com/iwe/xna)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Merapi Meletus, Warga Lencoh Selo Dengar Gemuruh dan Lihat Kilatan Listrik