News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Wacana Larangan Mudik, Sri Sultan HB X Tunggu Kebijakan Pemerintah Pusat

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sri Sultan Hamengkubuwono X belum tetapkan Jogja KLB dalam kasus virus Corona.

Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA  - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X,  menunggu keputusan dari pemerintah pusat terkait kebijakan larangan mudik.

Ini seusai mengikuti rapat yang dilakukan via teleconference dengan para gubernur daerah lain, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Menko PMK), Muhadjir Effendy, Selasa (31/3/2020).

Sultan menjelaskan bahwa agenda besar pertemuan tersebut adalah membahas kebijakan mudik.

Ia mengatakan bahwa rapat tersebut masih dalam rangka menghimpun masukan dan rekomendasi gubernur sebelum pemerintah pusat menentukan kebijakan lanjutan yang diputuskan langsung oleh Presiden.

"Jadi sebetulnya nggak ada keputusan. Nanti kita mengusulkan harapan seperti apa. Satu materinya, mudik itu dilarang atau nggak. Kelihatannya tadi kita sepakat bagaimana DKI Jakarta kalau pemudik tidak boleh pulang, maka di-close. Dan orang dari luar tidak boleh masuk DKI dan sekitarnya. Berarti ada warga yang mungkin PHK dan mungkin perlu dibantu untuk hidupnya. DKI Jakarta harus menanggung 3,7 juta orang kalau itu dilakukan. Ini bagaimana masalah ini," bebernya.

Ia menjelaskan masalah tersebut bukan hanya menjadi persoalan DKI Jakarta, namun juga provinsi lain mengingat banyak pendatang yang bekerja maupun tinggal di sana.

Baca: Dukung Perppu atasi Covid-19, PAN: Dananya Jangan Berasal dari Sumber Utang Luar Negeri

Baca: Ramalan Zodiak Besok Rabu 1 April 2020: Leo Cemas Hadapi Kendala, Capricorn Bersemangat Capai Tujuan

Sri Sultan pun mengatakan bahwa mereka yang tinggal di DKI Jakarta butuh kepastian untuk tetap tinggal di dalam DKI Jakarta yang notabene merupakan zona merah  penyebaran virus corona covid-19.

Besaran bantuan yang diberikan, dikatakan Sultan juga menentukan apra pendatang tersebut  tinggal atau memilih pulang ke kampung halaman masing-masing.

"Kalau kecil, lebih baik dia pulang. Harus menarik untuk biaya hidup karena tidak boleh dan tidak ada orang jualan. Bagaimana dia makan wong nggak punya penghasilan," urai Sultan.

Raja Keraton Yogyakarta tersebut menambahkan, bahwa bila tidak menempuh langkah tersebut, maka tidak akan bisa menekan kemungkinan lonjakan manusia yang memilih untuk mudik.

Pulangnya pendatang dari DKI Jakarta memang akan membuat wilayah tersebut berangsur membaik, namun tidak bagi provinsi lain tempat tujuan mereka.

"Tapi (zona) merah di daerah akan jadi lebih tinggi. Ini jadi salah satu solusi bagaimana mengendalikan pemudik agar proporsional," tambahnya.

Selanjutnya, ketika DKI Jakarta dan sekitarnya dinyatakan sebagai wilayah yang ditutup dalam kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maka ia dan gubernur lain berharap bahwa pemerintah pusat akan mengumumkan wilayah mana saja yang harus ditutup.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini