TRIBUNNEWS.COM, MALUKU - Sebuah foto yang memperlihatkan nelayan di Desa Sangowo, Kecamatan Moratai Timur, Kabupaten Morotai, Maluku Utara, mengubur dua ton ikan tuna viral di media sosial, Senin (6/4/2020).
Penyuplai ikan tuna, Kahar Lastori mengatakan, penyebab ikan itu dikubur karena sudah membusuk.
Rencananya, dua ton ikan itu akan diekspor ke Vietnam, namun PT Harta Samudra di Pulau Morotai menolak karena kualitas ikan yang sudah busuk.
Kahar mengaku, ikan tangkapan tersebut membusuk lantaran kekurangan pasokan es balok saat proses pendinginan.
"Kendalanya yaitu nelayan dari Haltim (Kabupaten Halmahera Timur) itu kekurangan es sehingga sekitar 2 ton ikan harus dikubur," kata Kahar, Senin (6/4/2020).
Perusahaan menolak mengekspor ikan itu karena sudah bau akibat darah ikan.
Baca: PDP Covid-19 di Maluku Naik 15 Pasien, ODP 141, dan 4 Orang Positif Versi Rapid Test
Baca: Koalisi Pemantau Peradilan Beberkan 5 PR Mahkamah Agung yang Harus Diselesaikan Syarifuddin
Baca: Dokter Boyke Kenang Momen Saat Pakar Seksologi Naek L Tobing Meyakinkan Dirinya Jelang Seminar
Saat perjalan pulang melaut, kata Kahar, para nelayan lupa mengganti air penyimpanan ikan.
Akibatnya, begitu tiba di Morotai, ikannya sudah bau tidak sedap karena darah ikan.
Kahar mengatakan, kejadian seperti ini bukan kali pertama terjadi, tapi sudah empat kali.
Setelah Korban Menikah Dalam kejadian serupa ini, Kahar mengaku rugi sekitar Rp 60 juta.
Kahar mengatakan, biasanya ia membeli es balok dari PT Harta Samudra dengan harga Rp 4.000 per balok.
Para nelayan yang melaut biasanya membawa sekitar 80 potong es balok untuk tiga hari.
"Hanya saja karena itu tadi faktor pertama itu, air yang tidak diganti dan darah ikan yang tidak dibersihkan sehingga meninggalkan bau tak sedap,” katanya. (Penulis : Kontributor Ternate, Fatimah Yamin)
rtikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Heboh Nelayan di Maluku Utara Kubur Ikan Tuna 2 Ton Hasil Tangkapan, Ini Penyebabnya"