TRIBUNNEWS.COM, JAYAPURA - Buntut penembakan yang menewaskan tiga anggota polisi, Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen Herman Asaribab meminta maaf.
Tiga anggota Polres Mamberamo Raya tewas setelah bentrok dengan anggota Satgas Yonif 755 di Kampung Kasonaweja, Distrik Mamberamo Tengah, Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, Minggu pagi.
"Jajaran TNI menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh jajaran kepolisian," ujar Asaribab usai bersama Kapolda Papua Irjen Pol Pulus Waterpauw.
Hal itu disampaikan Pangdam Cendrawasih saat datang bersama Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw ke pos Yonif 754 ke lokasi kejadian di kampung Kasonaweja Kabupaten Mamberamo Raya, Papua, Senin (13/4/2020).
Ia mengatakan tim investigasi gabungan dari Polda Papua dan Kodam Cendrawasih telah berada di lokasi kejadian di Mamberamo Raya dan sudah mulai bekerja untuk mencari fakta di lapangan.
Ia memastikan oknum anggotanya yang terlibat dalam insiden bentrok TNI-Polri itu akan diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
"Saya tegaskan, bahwa proses hukum akan dilakukan bagi kalian yang berbuat pelanggaran," tegas Herman.
Selain itu Herman juga mengevaluasi unsur pimpinan pos yang kurang mampu berkoordinasi dengan baik dengan institusi kepolisian.
"Ini tidak boleh terjadi lagi. Semua anggota TNI di wilayah harus saling mengenal dengan rekan dari kepolisian. Bila kalian saling mengenal, maka persoalan di lapangan akan cepat terselesaikan," tandasnya.
Baca: Cristiano Ronaldo dan Buffon Buat Matthijs De Ligt seperti Anak Kecil di Toko Permen
Baca: Lebih dari 700 Mayat Dikumpulkan Polisi Ekuador di Guayaquil yang Jadi Episentrum Covid-19
Baca: Putri Sulungnya Menyambut Kepulangannya dan Ucapkan Bolehkah Aku Peluk, Bima Arya Katakan Not Yet
Selain untuk melihat langsung lokasi kejadian, kedatangan Pangdam Cendrawasih dan kapolda Papua ini juga untuk memastikan bahwa investigasi gabungan TNI-Polri masih melakukan penyelidikan kasus ini.
Keduanya juga menyaksikan proses pemeriksaan terhadap oknum-oknum anggota yang terlibat bentrok yang menewaskan tiga anggota kepolisian itu.
Keduanya juga turut mengunjungi dan Polres Mamberamo Raya dan Kodim setempat serta memberikan arahan kepada para anggota di kedua markas tersebut.
Asaribab memastikan sinergi antara TNI-Polri tetap terjaga meski ada insiden itu.
Menurut Asaribab, ia bersama Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw akan terus menjaga kesolidan antara dua instansi tersebut.
Sementara itu, Paulus menjelaskan penyidik gabungan tersebut terdiri dari Dir Krimum Polda Papua, Dirintelkam Polda Papua dan Kabid Propam Polda Papua bersinergi dengan yang sudah di perintahkan oleh Pangdam yaitu Danrem, Danbrigif, Danpomdam dan komandan satuan di bawahnya.
"Kami harus sampaikan hal-hal yang menjadi sangat prihatin, kenapa di tengah hari besar umat kristiani yaitu hari paskah sampai bisa terjadi hal seperti ini. Kami berharap kejadian ini tidak terulang lagi, apa yang sudah terjadi biar terjadi kita hadapi proses kedepan," imbuhnya.
Jenderal bintang dua ini meminta seluruh anggota kepolisian di Mamberamo Raya agar tetap bertugas seperti biasa untuk melayani masyarakat.
Dia juga minta anggota Polres Mamberamo Raya dan brimob setempat untuk menjalin sinergitas dan kerjasama yang baik dengan setiap institusi yang ada.
Tiga anggota Polres Mamberamo Raya, Papua, tewas tertembak setelah terlibat bentrok dengan Satgas Yonif 755 Kostrad di kampung Kasonaweja Kabupaten Mamberamo Raya pada Minggu pagi.
Tiga korban meninggal adalah Briptu Marcelino Rumaikewi, Briptu Alexander Ndun dan Bripda Yosias Dibangga.
Jenazah ketiganya sudah diterbangkan ke Merauke pada Senin (13/4/2020) pagi, untuk segera dimakamkan.
Selain korban jiwa, dua anggota Polres Mamberamo Raya juga mengalami luka tembak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrok oknum kelompok anggota TNI dan Polri ini dipicu pengeroyokan terhadap Bripda Petrus Douw pada Sabtu dan berlanjut hingga Minggu dini hari.
Kapolres Mamberamo Raya AKBP Alexander Louw, Sabtu (11/4/2020) sempat mengunjungi korban pengeroyokan tersebut.
Kapolres berpesan agar korban tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan karena pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan Komandan Kodim 1712 Sarmi, Pabung Mamberamo Raya dan Komandan Pos 755/20/3-Kostrad, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Namun ternyata, sejumlah rekan korban dari Polres Mamberamo Raya mendatangi Pospam Satgas 755, tanpa sepengetahuan Kapolres dan para perwira lain.
Mereka mempertanyakan pengeroyokan terhadap rekan mereka, Bripda Petrus Douw.
Seketika, keributan tak terelekkan dan beberapa oknum TNI melepaskan tembakan.
Senjata Ditarik
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw meminta seluruh anggota Polri dan TNI di Mamberamo Raya agar tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakuan aksi balasan.
Paulus juga meminta seluruh perwira dapat menenangkan anggotanya dan tetap terkoordinasi.
“Kami akan konsolidasi untuk menenangkan semua anggota kami, prajurit kami, terutama perwira di lapangan untuk bisa menenangankan semuanya dan tidak keluar dari komando,” kata Paulus.
Paulus mengaku telah menginstruksikan untuk menarik senjata yang dipegang anggotanya di masing-masing satuan.
"Semua yang memegang senjata kami tarik, dan kami amankan agar tidak ada aksi balasan," kata Paulus.
Tak hanya itu, Waterpauw juga telah memerintahkan seluruh anggota Mapolres Mamberamo Raya beserta dengan keluarganya untuk tidak keluar dari Mako sampai masalah tersebut tuntas. (Tribun network/fel/kompas.com)