TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK -- Menyusul kebijakan pemerintah pusat yang melarang masyarakat mudik, Pemerintah Provinsi Kalbar merespons dengan tindakan sama.
Salah satunya adalah dengan menutup penerbangan di Bandara Supadio, kecuali rute ke Jakarta.
Kepala Dinas Perhubungan Kalimantan Barat, Manto menjelaskan penutupan rute penerbangan lantaran Pemerintah Provinsi Kalbar, mengiidentifikasi ada loncakan yang sangat drastis terhadap masyarakat yang terpapar virus corona.
Penutupan rute penerbangan berdasarkan surat yang dikeluarkan Gubernur Kalbar, Sutarmidji per tanggal 23 April 2020.
Manto, menjelaskan, infeksi virus corona di Kalbar seakan seperti fenomena gunung es.
Baca: Selain Anggota DPRD, Warga Jakarta yang Sudah Meninggal Masih Terdaftar Penerima Bansos
Baca: Jadwal Buka Puasa DKI Jakarta, Jumat 24 April 2020 dan Doa Buka Puasa 1 Ramadhan 1441 H
Baca: Ilmuwan Hong Kong Sebut China Miliki Kasus Corona Empat Kali Lebih Banyak Dibanding yang Dilaporkan
Menurut analisis yang dilakukan Pemprov Kalbar, Manto menegaskan penyebaran virus corona yang begitu cepat dan meningkat, lantaran tidak disiplinnya para penumpang yang datang dari luar.
Mereka tidak taat dalam melakukan karantina mandiri, serta masyarakat Kalbar juga tidak mau sepenuhnya mengikuti imbauan pemerintah.
Kewenangan dari Dinas Perhubungan tentu terhadap mereka yang datang di Kalbar dan tidak disiplin untuk karantina mandiri.
Selain itu, pihaknya mengidentifikasi beberapa penerbangan yang masuk di Pontianak ternyata penerbangan diluar jalur Jakarta cukup besar menyebarkan infeksi virus corona.
"Penerbangan yang diluar dari Jakarta ini teridentifkasi cukup besar menyumbang penyebaran Covid-19 di Kalbar. Maka, akhirnya dengan pertimbamgam itu, titik penerbangan diluar Jakarta seluruhnya dihentikan," ucap Manto saat diwawancarai, Jumat (24/4/2020).
Sebetulnya dari Jakarta juga mau ditutup numun apabila ditutup semua, maka masalahanya sulit mengeluarkan masyrakat dari Kalbar.
Selain menutup penerbangan di titik luar Jakarta, Manto menegaskan Pemprov Kalbar juga menyetop atau menghentikan operasional kapal laus.
"Khususnya kapal yang datang dari luar.
Sedangkan keberangkan dari Kalbar tetap dilakukan karena untuk memulangkan TKI yang dideportasi dari Malaysia," tambah Manto.
Ia menjelaskan hampir setiap hari ratusan TKI dipulanglan dari Malaysia, sehingga harus dipulangkan ketempat asal mereka.