TRIBUNNEWS.COM - Pemudik asal Kulon Progo, Poniran punya inisiatif membangun gubuk sebagai tempat isolasi mandirinya setelah mudik dari Tangerang.
Poniran mengaku mudik dengan mengendarai mobil dari Tangerang ke Kulon Progo.
Alasannya memilih mudik karena ia diliburkan dari tempatnya bekerja selama dua bulan.
Sebelum ada pandemi virus corona, Poniran memang kerap pulang ke Kulon Progo sebulan sekali.
"Saya sebagai kepala keluarga itu tulang punggung keluarga, anak istri di kampung, setiap bulan saya rutinitas pulang," ujarnya, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (30/4/2020).
"Berhubung pandemi, jadi untuk rutinitas pulang saya siapkan tempat untuk isolasi mandiri," jelasnya.
Baca: Evaluasi Larangan Mudik, Jubir Kemenhub: Masyarakat Masih Penyesuaian
Baca: Uang Refund Tiket Mudik Kembali 3 Hari via KAI Access, Belum Punya Aplikasinya? Ini Cara Registrasi
Baca: Kemenpan RB: PNS Wajib Patuhi Larangan Mudik
Ia menyebut, pihak kelurahan tempat tinggalnya tak menyediakan lokasi karantina bagi pemudik.
Sehingga, ia memilih untuk mendirikan gubuk sebagai tempatnya isolasi mandiri.
"Berhubung dari pihak kelurahan saya hubungi enggak menyediakan, saya inisiatif untuk membangun tempat karantina di kebun saya sendiri," ungkapnya.
Poniran mengaku sebelumnya sudah mempertimbangkan keputusannya untuk mudik ke Kulon Progo.
"Anak, istri, keluarga saya di kampung, kalau di sana enggak kerja cuma istilahnya tidur makan, tidur makan, enggak dapat apa-apa."
"Sedangkan kalau saya dua bulan ada di kampung, saya bisa bertemu keluarga, saya bisa mengolah hasil pertanian," terangnya.
Ia lalu menjelaskan soal kegiatan pertanian yang ia lakukan selama berada di kampung.
"Ini sudah mulai bertani selama isolasi, jadi di tempat kebun itu saya benar-benar sendiri, enggak ada siapa-siapa," katanya.
Baca: Najwa Shihab Jelaskan Sanksi Bila Mudik, Driver Ojol : Makan Aja Bingung Boro-boro Bayar Denda
Baca: Minta Warganya Tak Mudik, Anies Baswedan: Berani Datang ke Jakarta Artinya Berani Mengambil Risiko
Baca: Komisi IX DPR: Pelarangan Mudik Harus Dibarengi Kompensasi