TRIBUNNEWS.COM - Pelaku kasus pemerkosaan bocah SMP di kandang ayam dikabarkan masih berkeliaran.
Padahal kasus tersebut telah dilaporkan ke polisi sejak beberapa waktu lalu.
Kini bahkan muncul tawaran uang Rp 1 M.
Beberapa waktu lalu, warga Gresik dihebohkan dengan kasus seorang pria berusia 50 tahun yang tega memperkosa gadis di bawah umur.
Pelaku tak lain adalah S (50), yang tega merudapaksa korban, MD (16).
S telah dilaporkan oleh ibu korban, IS (49), ke pihak berwajib.
Namun, dua pekan sejak laporan dilayangkan, pelaku masih bisa berkeliaran.
Berikut ini fakta baru kasus bocah SMP diperkosa dikandang ayam dirangkum Tribunnews dari Tribun Jatim.
1. Pelaku masih berkeliaran
Selang dua minggu pasca pelaporan ke Unit PPA Satrekrim Polres Gresik, pelaku pemerkosaan tak kunjung dipanggil.
Mengutip dari Tribun Jatim, hingga saat ini S masih bebas berkeliaran di desa.
Pria 50 tahun tersebut masih tampak wira-wiri.
Kakak kandung korban yakni C mengungkap, tak ada penahanan terhadap pelaku hingga saat ini.
C mengaku, meskipun pelaku masih berkeliaran, pihaknya tak mendapat ancaman.
Namun, ada upaya penyuapan kepada keluarganya agar mencabut laporan.
"Pengancaman tidak ada mas, tetapi percobaan penyuapan agar keluarga mencabut laporan," kata C, Senin (11/5/2020).
Baca: Motif Satu Keluarga Bunuh Gadis 16 Tahun di Bantaeng Diduga Terkait Budaya Siri, Seperti Apa?
Baca: Detik-detik Gadis Kalimantan Diterkam Hidup-hidup Buaya, Korban Sempat Teriak
2. Ibu korban jatuh sakit
Pelaku yang masih berkeliaran dan tak kunjung ditangkap membuat ibu korban jatuh sakit.
Menurut kakak korban, MD hingga merawat ibunya yang memiliki riwayat sakit darah tinggi.
"Kasian ibu sampai sakit mikir terduga pelaku belum ditahan," kata C.
IS kini dirawat di rumah oleh MD.
"Ibu dirawat adik (MD) dirumah," tambahnya.
3. Muncul tawaran Rp 1 M
Di tengah kasus yang menimpa keluarga MD, tawaran uang Rp 1 M muncul.
Kakak korban mengatakan, pada Jumat (1/5/2020) siang, anggota DPRD Gresik Nur Hudi mendatangi rumah keluarganya.
C menuturkan, Nur Hudi datang ke rumahnya sendirian menemui ibunya.
Keduanya pun terlibat pembicaraan di ruang tamu.
Menurut C, Nur Hudi memberikan tawaran uang.
Nilainya cukup fantastis mencapai Rp 1 miliar.
Uang tersebut sebagai bentuk upaya penyelesaian secara kekeluargaan.
Lalu keluarga korban diminta untuk mencabut laporan polisi.
Dikatakan C, uang tersebut berasal dari pelaku S yang dititipkan lewat Nur Hudi.
"Pak Nur hudi ke rumah saya sendiri menemui ibu. Malah dinaikkan 1 Miliar, kalo ibu mau langsung adik saya diajak ke notaris katanya. Itu uang dari pelaku katanya tapi lewat pak Nur Hudi niatnya memberi solusi bilangnya gitu," ucap C, Senin (11/5/2020), dikutip Tribunnews dari Tribun Jatim.
4. Nur Hudi sempat ingin beri Rp 500 juta
Diceritakan C, usaha Nur Hudi tersebut bukan kali pertama.
Nur Hudi sebelumnya sempat menawarkan bantuan uang Rp 500 juta kepada keluarga korban.
Uang tersebut dimaksudkan untuk membangun rumah bagi keluarga MD mengingat kini mereka tinggal di sebuah kontrakan.
Keluarga MD pun menolak tawaran tersebut.
Mereka bertekad untuk tetap membawa kasus tersebut ke jalur hukum.
5. Klarifikasi Nur Hudi
Nur Hudi tak menampik adanya pertemuan dan tawaran uang terhadap keluarga korban.
Menurutnya hal tersebut sebagai bentuk keprihatinannya terhadap keluarga MD.
Ia ingin MD dan keluarga mempunyai rumah pribadi, terlebih tak lama lagi MD akan memiliki anak.
Nur Hudi juga mengklaim apa yang dilakukannya adalah inisiatifnya sendiri.
”Semua ini karena bentuk keprihatinan saya terhadap keluarga Korban MD supaya punya rumah sendiri dan ada untuk masa depan bayinya. Padahal ini saya melancangi sendiri karena tidak disuruh tersangka menjanjikan seperti itu. Karena keluarga korban tidak setuju, saya juga tidak jadi menyampaikan ke keluarga tersangka," kata Nur Hudi.
Nur Hudi menegaskan, pihaknya tak melakukan upaya loby terhadap pihak berwajib dan tak menghalangi proses hukum.
Lebih lanjut, Nur Hudi menyebut, uang yang ditawarkan merupakan uang warisan terduga pelaku.
Dalam hal ini, Nur Hudi dan pelaku tak memiliki hubungan saudara.
Sementara itu, Nur Hudi mengaku hanya memposisikan diri sebagai wakil rakyat.
Untuk diketahui, MD (16) menjadi korban rudapaksa S.
Baca: FAKTA 1 Keluarga di Bantaeng Bunuh Remaja dan Sandera 3 Warga, Motif Malu hingga Dugaan Kerasukan
Baca: Kronologi Serta Motif Ayah Bunuh Anak Gadisnya di Bantaeng dan Sempat Sandera Warga
S tak lain dan tak bukan adalah tetangga sekaligus masih bersaudara dengan keluarga MD.
Aksi S dilakukan pertama kali pada Maret 2019.
Saat itu, MD dan sang ibu IS (49) membantu membuat kue pernikahan saudara mereka.
Keduanya membuat kue bersama dengan istri S.
MD lalu diminta untuk mengantarkan kue tersebut ke rumah S.
Saat itulah S mulai melancarkan aksinya tersebut.
Mengutip dari Surya.co.id, S memperkosa MD di dalam rumahnya.
S mengiming-imingi uang hingga memberi ancaman.
Total, S telah beraksi sebanyak enam kali.
MD bahkan pernah diperkosa di kandang ayam yang berada di pinggir jalan, tak jauh dari rumahnya.
"Pernah satu kali di kandang ayam, anak saya diancam. Padahal Sugianto itu masih saudara saya," kata Istiana dengan nada jengkel, Jumat (1/5/2020), dikutip Tribunnews dari Tribun Jatim.
Dalam melancarkan aksinya, S kerap mengancam akan membunuh ibu MD.
S bahkan sempat memberi MD obat pil yang disebut sebagai obat anti hamil.
Kehamilan MD baru terbongkar pada Rabu (22/4/2020).
Kini MD tengah hamil kurang lebih 7 bulan dari hasil perbuatan S.
(Tribunnews.com/Miftah, Tribun Jatim/Willy Abraham)