Dan sejauh ini baru tokek seberat 5 kg yang berhasil ditemuinya di daerah Bandung.
"Makanya kaget juga waktu baca Tribun trus ada tokek 64 kg. Luar biasa. Dulu saya pernah menawar tokek 1 kg yang per ons-nya saya hargai Rp 10 miliar. Sekarang untuk tokek 64 kilogram saya berani beli Rp 25 miliar per ons," katanya meyakinkan.
Andi memercayai bahwa tokek mampu mengobati penyakit HIV/AIDS.
Inilah yang membuat tokek banyak diburu, baik oleh orang Indonesia maupun dari luar negeri, dan harganya melambung tinggi.
Meski demikian, diakui Andi, selama ini bisnis jual beli tokek yang ditekuninya kerap tak selalu berjalan mulus.
"Seringnya ditipu, apalagi di daerah Jawa, itu banyak mafianya. Saya pernah dikasih tahu ada tokek seberat 1 kg, lalu saya datang ke sana dan berniat beli, tapi ternyata sampai di lokasi tokeknya cuma seberat 1 ons," ujarnya.
"Tapi kalau yang ditampilkan di koran Tribun ini kan memang besar, gambarnya saja besar, dan saya yakin lah ini tidak main-main," imbuhnya.
Tokek raksasa tersebut kini masih tersimpan di rumah si penemu di Kalabakan.
Setiap harinya hewan tersebut harus diberi makan daging, terutama hati ayam untuk dapat terus bertahan hidup.
Sebenarnya sudah banyak calon pembeli yang datang melihat langsung temuan tersebut. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan harga antara si penjual dan pembeli.
"Mudah-mudahan saya berhasil membeli tokek ini. Saya berani beli Rp 25 miliar per ons," ujar Andi.
Peminat untuk membeli tokek tersebut juga terus berdatangan ke kantor Tribun Kaltim.
Di antaranya, Nanang dan Marimin yang mengaku salah satu agen resmi pembeli tokek.
Bahkan, siap membeli tokek tersebut dengan harga yang diminta sang pemilik.
"Saya kaget dengan berita tokek sebesar itu dan beratnya mencapai 64 kg. Makanya saya ingin membeli tokek tersebut," kata Nanang saat bertandang ke kantor Tribun, (5/5/2010) malam.
Hal senada juga diutarakan oleh Marimin.
Ia mengaku sudah menghubungi kantor pusat pembeli tokek di Korea Utara terkait berita tentang tokek menghebohkan tersebut.
"Saya sudah menelpon bos saya di Korea.
Mereka siap membeli Rp 15 miliar, atau berapa pun harganya oke, asal tokek tersebut benar-benar ada," ujarnya.
"Bos saya dari Korea (hari ini) akan datang ke Indonesia untuk melihat langsung tokek tersebut," tegas Marimin.
Dikutip dari Kompas.com, hal itu ternyata bukan karena suaranya yang sering bunyi tanpa diduga dan berulang-ulang satu periode, tetapi lebih pada kandungan dari tokek itu sendiri, yang otomatis untuk memanfaatkannya harus disembelih atau dimatikan.
Tokek rumah atau cicak besar bernama latin Gekko gecko dikenal di beberapa tempat dengan sebutan berbeda, misalnya tekek atau tokek, (Jawa), tokok (Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (Inggris).
Tokek rumah memiliki bintil besar-besar di punggungnya dengan warna berbeda-beda dan hal ini satu di antara pembeda jika dibandingkan dengan cicak kecil.
Warnanya bermacam-macam, dari warna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga.
Adapun warna perut tokek abu-abu biru keputihan atau kekuningan dan ekornya juga memiliki enam baris bintil belang-belang.
Di bagian jari-jari kakinya terdapat bantalan pengisap sehingga ia bisa lengket di dinding tembok atau pohon.
Tokek menjadi mahal dan dicari orang karena konon bisa menyembuhkan orang yang mengidap HIV atau AIDS.
Penyakit mematikan itu menyerang sistem imun tubuh dan belum ada obat medis yang mampu mengatasinya.
Oleh sebab itu, ramuan tradisional dari tokek dipercaya sebagai ramuan paling mujarab untuk hal itu.
Bagian lidah tokek dan darahnya dikabarkan mengandung zat yang bisa melawan virus HIV.
Tokek yang memiliki khasiat itu adalah tokek berbobot lebih dari 3 ons dan dalam keadaan hidup.
Selain lidah, empedu tokek konon juga mujarab untuk pengobatan orang yang mengidap AIDS.
Kabar beginilah yang membuat orang harus membelinya dengan harga mahal demi menyelamatkan nyawanya.
Bagian empedu tokek juga mengandung senyawa anti-tumor dan kanker sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh.
Adapun sejak zaman nenek moyang, daging tokek secara keseluruhan bisa menyembuhkan berbagai penyakit gatal.
Banyak orang memberikan kesaksian bahwa penyakit kulit gatal-gatal bisa sembuh dengan tokek yang dibakar atau digoreng.
Harga tokek bervariasi tergantung berat badan dan usia tokek itu sendiri.
Lokasi khusus penjualan tokek ada di beberapa daerah, seperti Jakarta, Batam, Banjarmasin, Makassar, Pontianak, Surabaya, dan Solo serta kota lainnya.
Di Pasar Jatinegara, Jakarta, juga terdapat pasar hewan yang menyediakan berbagai macam satwa, dan langka sekalipun, dengan harga murah.
Harga tokek dengan berat badan kurang dari 1,5 ons masih pada kisaran Rp 200.000.
Namun, bila sudah besar, sekitar 2 ons, dan sudah tua, maka harganya bisa mencapai Rp 5 juta.
Jika nasib mujur, maka penjual bisa melepas tokek seberat lebih dari 3 ons atau 4 ons dengan harga Rp 100 juta.
Harganya akan lebih mahal lagi jika sudah mencapai 1 kilogram dan dibeli langsung dari pembeli Korea, China, atau Malaysia dan harganya bisa lebih dari Rp 200 juta. (Serambinews.com/Yeni Hardika)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Video Kolektor Beli Tokek Rp 10 Miliar Heboh di Medsos, Banyak Netizen Pertanyakan Keaslian Uang