TRIBUNNEWS.COM - Seorang bocah perempuan berinisial P (10) ditemukan tewas tergantung di depan kamar indekos di Kelurahan Tanjung, Kecamatan Rasanae Barat, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (14/5/2020).
Bocah 10 tahun itu merupakan warga Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Korban adalah anak pertama dari pasangan M (30) dan IS (27).
Jenazah korban ditemukan pertama kali oleh sekelompok anak kecil sekitar pukul 14.30 WITA.
Baca: Bocah 10 Tahun Tewas Tergantung di Bima, Dibunuh dengan Sadis hingga Diperkosa
Baca: Ayah dan Anak di Jepang Tewas Terbakar di Rumahnya, Diduga Bunuh Diri
Berikut fakta selengkapnya yang Tribunnews.com rangkum dari berbagai sumber:
Ditemukan Anak-anak
Kepala Subbagian Humas Polres Bima Kota, AKP Hasnun menjelaskan, saat peristiwa itu terjadi, orangtua korban sedang pergi ke pasar.
Hasnun mengatakan, bocah 10 tahun itu ditemukan tergantung dengan tali yang diikat di ventilasi kamar.
"Saat itu, anak-anak tersebut melihat korban dalam keadaan tergantung di depan kamar indekosnya," kata AKP Hasnun dalam keterangan tertulis, Kamis, dikutip dari Kompas.com.
Sekelompok anak yang sedang bermain itu melihat P dalam kondisi tergantung.
Mereka terkejut dan berteriak minta tolong.
Baca: Gara-gara Sering Dimaki, Mertua Tega Bunuh Menantu, setelah Beraksi Lalu Kunci Rumah dan Bunuh Diri
Baca: FAKTA Anggota TNI Tewas Dianiaya Pemuda di Baubau: Tak Terima Ditegur, Kini Pelaku jadi DPO
Baca: 2 Hari Ponselnya Tak Bisa Dihubungi, Garry Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Rumahnya
Warga sekitar langsung mendatangi lokasi kejadian setelah mendengar teriakan minta tolong anak-anak itu.
Mereka langsung melaporkan temuan itu ke pihak kepolisian.
"Anggota langsung menuju lokasi untuk melakukan didentifikasi," ucap Hasnun.
Ditinggal Orangtua ke Pasar
Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, korban ditinggal orangtuanya ke pasar sejak siang.
Sehingga, korban hanya bersama adik bungsunya di indekos.
Mengetahui kejadian itu, warga langsung memberitahu orangtua korban.
Sesampainya orangtua korban di rumah, mereka kaget dan histeris melihat jenazah anaknya.
Baca: Suami Tusuk Istri Hingga Tewas di Pidie, Sebelumnya Sudah Pernah Mencekik
Baca: Tiga Hari Dilaporkan Hilang, Henri Ditemukan Tewas Dengan Tanga, Kaki dan Leher Terikat di Bengkel
“Kedua orangtua korban saat kejadian tidak ada TKP," papar Hasnun.
"Mereka baru mengetahui anaknya tewas setelah dihubungi warga," tambahnya.
Diperkosa dan Dibunuh
Korban ini rupanya tewas setelah diperkosa dan dianiaya sebelum akhirnya digantung oleh pelaku di atas tali jemuran.
Kapolres Bima Kota, AKPB Haryo Tejo Wicaksono mengatakan, di tubuh mayat korban ditemukan sejumlah luka gores.
Beberapa bagian tubuhnya juga terdapat luka memar.
Temuan itu berdasarkan hasil visum awal yang dilakukan pihak rumah sakit.
Bahkan, dari hasil pemeriksaan juga ditemukan cairan aneh di alat vital korban.
Tak hanya itu, Haryo mengatakan, di sekitar bagian intim korban ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Baca: Nasib Empat Pemuda yang Keroyok Anggota TNI AL: Mengaku dalam Kondisi Mabuk
Baca: Seorang Polisi Tembak Istri dan Anggota TNI, Kepergok Berduaan di Kamar, Masih Ada Hubungan Saudara
Baca: Sejumlah Remaja Diduga Keroyok dan Bakar Transgender Hidup-hidup Dikenal Sering Tawuran dan Ngelem
Luka di Kemaluan
"Dari hasil visum memang korban mengalami luka di bagian kemaluannya," ujar AKBP Haryo Tejo, dikutip dari Kompas.com.
"Selain itu, ada cairan di vaginannya, apakah itu merupakan cairan sperma atau cairan lain perlu cek forensik," sambungnya.
Ia menambahkan, luka di tubuh korban diduga adanya tanda-tanda perlawanan.
Korban diduga sempat menolak upaya pemerkosaan yang dilakukan pelaku.
Namun, pelaku justru menganiaya korban hingga pingsan serta digantung di depan pintu indekos.
(Tribunnews.com/Indah Aprilin) (Kompas.com/Kontributor Bima, Syarifudin)