Atas nama pemerintahan desa, Ardani juga menyatakan menimbau para orangtua, agar mengawasi anak-anak mereka.
Apalagi musim wabah corona yang membuat anak-anak dan remaja, diimbau agar di rumah saja dan tidak kumpul-kumpul dengan teman-teman.
Telah diberitakan sebelumnya, empat remaja di Desa Kamawakan, Kecamatan Loksado, Kabupaten HSS. menderita mules-mules, setelah melaksanakan reunian.
Mereka diketahui mengonsumsi minuman suplemen, dicampur cairan disinfektan yang sudah bercampur alkohol.
Empat orang tersebut, Junet (18) meninggal dunia di rumah temanya Rinto. Sedangkan Kurdi dan Rinto kritis, setelah sempat dirawat di Puskesmas Loksado lalu dirujuk ke RS H Hasan Basry Kota Kandangan. Satu orang lagi, Anta (20), kembali sehat dan diizinkan pulan ke rumah.
Mengenai kronologis kejadian, menurut Ardani, berawal saat korban Junet yang pulang kampung ke Kamawakan, mengajak teman-temannya bertemu untuk reunian.
Mereka pun kemudian minum minuman suplemen dan mencampurnya dengan cairan disinfektan merk V-Clen dan alkohol yang terdapat di kantor desa.
Dijelaskan, cairan itu sebenarnya tersedia di kantor desa untuk penyemprotan, sehubungan dengan pencegahan virus corona atau Covid-19. “Aparat kami tidak ada yang tahu, kalau mereka mencampurnya untuk diminum,” ungkap Kades.
Setelah meminum oplosan tersebut, kata Kades, empat remaja itu pulang ke rumah masing-masing. Hingga kemudian, Junet minta antar salah satu temannya, Agus, ke rumah Rinto. Di rumah Rinto, mereka ngobrol.
“Saat ngobrol, Junet merasakan perutnya mules, lalu langsung ambruk dan meninggal dunia,” kata Kades.
Kondisi perut mules juga dialami tiga orang lainnya yang ikut minum oplosan dan dibawa warga ke Puskesmas Loksado.
Perkembangan Kurdi dan Rinto memburuk, segera dibawa ke RS H Hasan Basry. Untuk Kurdi, nyawanya tak tertolong. Sedangkan Rinto masih kritis.
(Banjarmasinpost.co/Hanani)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Tewas Minum Oplosan Disinfektan, Jenazah Dibawa Ojek ke Loksado Kabupaten HSS