TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuannya dengan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memberikan peringatannya.
Jokowi meminta kepada semua pihak untuk memiliki perasaan yang sama soal penangan Covid-19, khususnya di Provinsi Jawa Timur.
"Yang pertama saya ingin mengingatkan kepada kita semua agar memiliki sebuah perasaan yang sama."
"Kita ini sedang menghadapi sebuah krisis kesehatan dan juga sekaligus ekonomi.
"Perasaan harus sama, jangan sampai ada yang masih memiliki perasaaan kita normal-normal saja," ujarnya dikutip dari siaran Breaking News KompasTV, Kamis (25/6/2020).
Baca: Mahfud MD Sampaikan Pesan Jokowi, Tegur Polri: Aparat Jangan Terlalu Sensi, Orang Gurau Biarkan Saja
Baca: Kunker Pertama Jokowi di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru Sudah Menerapkan Protokol Kesehatan yang Ketat
Jokowi menjelaskan kondisi di atas tidak hanya dialami oleh Indonesia saja.
Melainkan juga 215 negara lainnya juga terdampak Covid-19 baik dari segi kesehatan maupun ekonominya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menekankan, perasaan yang sama dalam memandang Covid-19 sebagai krisis tidak hanya dimiliki oleh pemangku kepentingan atau stakeholder saja.
Melainkan juga masyarakat juga harus memiliki perasaan ini.
"Sehingga kita mengajak sama agar memiliki perasaan yang sama kita memiliki sebuah masalah yaitu urusan Covid-19."
"Ini jangan ada masyarakat yang memiliki perasaan masih-masih normal saja."
"Kemana-mana tidak pakai masker, lupa cuci tangan sehabis berkegiatan, masih berkerumun di dalam kerumunan yang tidak perlu, ini terus kita ingatkan," imbuh Jokowi.
Baca: Presiden Tinjau Posko Penanganan dan Penanggulangan Covid-19 Jawa Timur
Baca: 65 Karyawan PT Timah Terpapar Covid-19, 58 di Antaranya Dinyatakan Sembuh
Jokowi dalam pertemuannya juga mengingatkan adanya dampak krisis ekonomi global karena pandemi Covid-19.
Ia mengatakan berdasarkan laporan International Monetary Fund (MF) memprediksi pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat minus 8 persen.
"Di Jepang minus 5,8 persen, Inggris akan minus 10,2 persen. Perancis minus 12,5 persen. Italia akan minus 12,8 persen. Spanyol minus 12,8 persen. Jerman minus 7,5 persen."
"Artinya apa? Demand akan terganggu. Kalau Demand terganggu supply terganggu, artinya produksi akan terganggu. Artinya Demand supply produksi rusak dan terganggu," ujar dia.
Sehingga menurut Jokowi, Covid-19 bukan hanya persoalan kesehatan, namun juga ada masalah lain, yaitu urusan ekonomi.
Jokowi kembali mengingatkan dalam manajemen krisis akibat pandemi Covid-19 harus dilakukan secara seimbang.
"Tidak bisa gas diurusan ekonomi, tetapi kesehatan menjadi terabaikan."
"Tidak bisa konsentrasi penuh di urusan kesehatan, tetapi ekonomi menjadi sangat terganggu."
"Gas dan rem selalu saya sampaikan kepada gubernur, bupati, wali kota, ini harus pas betul ada keseimbangan, sehingga semua dapat di kerjakan dalam waktu bersamaan," urai Jokowi.
Baca: Terjadi Pamekasan, Bayi Meninggal Diduga karena Corona Setelah Digendong Warga yang Membesuknya
Baca: 3 Polisi di Rembang Positif Corona, 1 Orang Meninggal Dunia, Derita Pneumonia dan Ada Riwayat Asma
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)