TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Kematian dua anak kakak beradik berinisial IF (10) dan RA (5) menyisakan duka mendalam bagi keluarga.
Suasana duka masih terasa tatkala menyambangi kediaman Nenek Anik yang berada di pinggir Sungai Deli, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara, Senin (22/6/2020).
Baca: Ada Tanah Kuburan dan Kain Kafan, Pelaku Pembunuhan 2 Anak Tiri Disebut Memperdalam Ilmu Hitam
Rumah tersebut merupakan tempat tinggal IF dan RA, sebelum keduanya ditemukan tewas mengenaskan di parit dekat Sekolah Global di Jalan Brigjend Katamso.
Terlihat warga sekitar banyak yang datang bertakziah.
Terpal biru sudah terpasang di halaman rumah, kursi-kursi juga sudah dipenuhi warga.
Pihak keluarga mengaku masih syok dan tak menyangka R, ayah tiri korban tega melakukan pembunuhan tersebut.
Dilansir TribunMedan, aksi nekat itu rupanya bukan pertama kali dilakukan oleh R.
Dikatakan kakek korban, Zainal Abidin (65), tersangka pernah melakukan percobaan pembunuhan terhadap sang istri, Fathulzanah.
• Terungkap Cara Ayah di Medan Habisi 2 Anak Tiri Saat Nonton Tv, Ngaku Sakit Hati Disebut Pelit
Pelaku pernah mau membunuh sang istri dengan cara dicekik, namun usaha itu gagal.
Zainal sempat ingin melaporkan perbuatan R terhadap anaknya ke polisi.
Tapi Fathulzanah menahan Zainal untuk tidak melakukannya.
"Kami mau laporkan tapi istrinya menahan kami. Kalau istrinya bilang gitu, ya kami pun engak melanjutkan lagi lah kan," katanya.
Tangis Ibu Korban Pecah Lihat Jasad Sang Anak
Saat tiba di rumah duka di Gang Ksatria, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Medan, Sumatera Utara, Senin (22/6/2020), ibu korban tak kuasa menanahan tangis melihat jasad kedua anaknya sudah terbujur kaku.
Betapa tidak, ia harus kehilangan dua anaknya sekaligus.
"Aku tak punya apa-apa lagi. Anakku dibunuh," kata Fathulzanah dengan suara parau.
Tak hanya di rumah duka, saat proses pemakaman kedua anaknya di Perkuburan Jawa, Jalan Brigjen Katamso, Gang Perwira, Kelurahan Sei Mati, ibu korban pun hanya terdiam dan tak kuasa menahan air matanya.
"Aku pun enggak nyangka dia itu setega itu," ujarnya
Sosok Ayah Tiri Pelaku Pembunuhan
Menurut Sukri warga sekitar, R saat ini sudah ditangkap polisi.
Sukri mengatakan, R yang merupakan ayah tiri IF dan RA, selama ini tidak pernah berinteraksi dengan warga sekitar.
Padahal, R sudah 2 tahun tinggal di rumah Nenek Anik.
"Kalau jumpa, cuma bilang bang, sambil menunduk. Jadi memang dia membatasi interaksi dengan warga," kata Sukri.
Menurut Sukri, wajah R sama sekali tidak menunjukkan kesedihan dan penyesalan saat ditangkap polisi.
"Ini bukan pembunuhan biasa. Kalau lihat posisinya, ini sudah pembantaian," kata Sukri.
Sakit Hati Disebut Pelit
R telah ditetapkan tersangka atas kasus pembunuhan sadis terhadap dua bocah berinisial IF (10) dan RA (5), yang merupakan anak tirinya.
Dari pemeriksaan yang dilakukan polisi, pelaku mengakui perbuatannya.
Adapun motifnya, karena sakit hati setelah disebut pelit oleh korban. Kapolres Medan Kombes Riko Sunarko mengatakan, kasus pembunuhan itu terjadi pada Sabtu (20/6/2020) sore.
Menurut pengakuan tersangka, pembunuhan itu dilakukan setelah korban meminta dibelikan es krim.
Mengetahui permintaannya tidak dituruti, korban kemudian menyebut ayah tirinya pelit dan meminta ibunya mencari Bapak baru.
Mendengar perkataan anaknya tersebut, tersangka geram.
Lalu membawa mereka ke samping gedung bangunan Global Prima dan menganiayanya hingga tewas.
• Diajak Baim Wong Beli Perabotan Rumah ke Toko Furnitur, Pak Slamet Tak Menyangka: Biasanya di Pasar
Diwartakan sebelumnya, dua bocah berinisial IF (10) dan RA (5) tewas mengenaskan di tangan ayah tirinya R, pada Jumat (19/6/2020).
Menurut penyelidikan sementara, kedua anak malang itu mengalami luka parah di bagian kepala.
Diduga kedua anak itu dianiaya hingga tewas oleh pelaku.
Kepala Polrestabes Medan, Kombes Riko Sunarko menjelaskan, pembunuhan sadis itu berawal saat ibu korban, F mengantarkan kedua anaknya ke rumah neneknya pada pagi hari di Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun.
Setelah itu, F kemudian berangkat kerja.
Lalu, sore harinya kedua korban pulang ke rumah kontrakan tersangka di Gang Abadi, tak jauh dari rumah neneknya.
Saat menonton televisi bersama anak tersebut minta dibelikan es krim kepada tersangka.
Namun tersangka bilang tak punya uang, dan korban mengucapkan kata-kata yang membuat tersangka tersinggung.
• Nus Kei Mengaku Ingin Berdamai, Polisi Pastikan John Kei Tetap Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana
Sementara itu, R mengaku menghabisi nyawa anak tirinya tersebut karena merasa sakit hati atas ucapan korban.
“Mereka (korban) nonton televisi bersama Bapak tirinya. Pukul 20.00 WIB, si anak ini minta ke Bapaknya dibelikan es, tapi Bapaknya bilang tak punya uang. Ini baru pengakuan awal dari tersangka ya,” kata Riko Sunarko, Senin (22/6/2020).
(tribunjakarta/tribunmedan/kompas.com)