News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Bayi Positif Corona karena Dicium Orang, Ada yang Meninggal Tertular Covid-19 setelah Digendong

Penulis: Ifa Nabila
Editor: Ayu Miftakhul Husna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi bayi

TRIBUNNEWS.COM - Pada akhir Juni 2020 ini, tercatat sudah ada dua bayi yang positif terinfeksi virus corona akibat sentuhan orang-orang.

Yang terbaru adalah bayi berinisial JPL yang berusia 10 bulan asal Pekanbaru, Riau.

Dikutip Tribunnews.com dari TribunPekanbaru.com, bayi JPL dinyatakan positif Covid-19 setelah diajak orangtuanya untuk melayat.

Kini, bayi JPL tercatat sebagai pasien corona nomor 208 di Riau.

Bayi JPL menjadi bagian dari klaster penularan Palembang.

Baca: Bayi 10 Bulan Positif Corona gara-gara Diajak Melayat, Sempat Dicium-cium Para Pelayat

Baca: Bayi 40 Hari di Pamekasan Meninggal Akibat Covid-19, Diduga Tertular dari Para Penjenguk

Ilustrasi bayi (Pexels)

Klaster ini berawal dari pasien positif berinisial NC yang memiliki riwayat perjalanan dari Palembang dan kini sudah meninggal dunia.

"Balita ini merupakan hasil tracing dan kontak erat dengan pasien nomor 134 yakni tuan NC usia 47 tahun," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Rabu (24/6/2020).

Saat ini, bayi JPL harus menjalani isolasi dan perawatan di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.

Mimi menjelaskan, bayi JPL sempat diajak melayat oleh orangtuanya yang merupakan kerabat dari pasien NC.

Di acara takziah tersebut, JPL dicium-cium oleh banyak pelayat yang gemas padanya.

“Bayi ini diajak ke takziah. Dia dicium-cium orang di sana karena lucu, dan yang hadir di sana sudah ada yang positif (Covid-19),” ungkap Mimi.

Mimi menyebut, berdasarkan hasil tes, kedua orangtua JPL tidak tertular corona.

Mimi pun mengingatkan bahwa penularan corona memang begitu cepat, terlebih untuk usia rentan seperti bayi dan lansia.

“Penyebaran dari klaster ini sangat cepat. Ini juga jadi peringatan untuk masyarakat karena yang rentan tertular itu balita dan manula,” tegasnya.

Adapun di Pekanbaru sudah ada dua klaster penularan besar, yakni klaster Palembang dengan 13 pasien positif dan klaster BRI dengan 17 pasien.

Baca: Ibu Kecapekan hingga Tertidur, Balita Tewas Tercebur Kolam Ikan, Diduga Ingin Ambil Mainan

Baca: Daerah Lain Rawan Corona, 8 Desa di Ambon Ini Diklaim Bebas Wabah Covid-19

Bayi di Pamekasan Meninggal Dunia

Sebelumnya, seorang bayi berusia 40 hari meninggal dunia akibat tertular corona.

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, bayi tersebut berasal dari Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur.

Bayi malang itu sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Smart Pamekasan hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

Padahal, bayi tersebut terlahir dalam kondisi sehat dan orangtuanya juga sehat.

Hal ini diungkapkan Ketua Satgas Penanganan Pasien Covid-19 RSUD Smart Pamekasan Syaiful Hidayat.

Namun, bayi tersebut dibawa pulang hingga para tetangga pun menjenguk dan menggendongnya.

Tak berselang lama, bayi itu mengalami demam, batuk, hingga sesak napas.

Orangtua si bayi langsung memeriksakan buah hati mereka di RSUD Smart Pamekasan pada 9 Juni 2020.

Bayi itu dirawat di ruang isolasi lantaran gejala awalnya sudah mengarah ke Covid-19.

Pada usia 28 hari, bayi itu dinyatakan positif terinfenksi corona.

Baca: Cerita Lengkap Tertukarnya Jenazah Covid-19 Saat Akan Dimakamkan, Mayat Laki-laki Jadi Perempuan

Baca: 16 Anggota Keluarga di Lampung Terpapar Covid-19, 7 di Antaranya Berasal dari Klaster Lapo Tuak

Syaiful menyebut bayi itu tertular dari para penjenguk yang menyentuhnya.

"Kalau kedua orangtuanya negatif setelah dilakukan rapid test. Bayinya yang positif karena terserang melalui warga yang menjenguk saat kelahiran," jelas Syaiful.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Pamekasan, Sigit Priyono, juga menyebut hal yang sama bahwa bayi itu tertular dari penjenguk.

Terlebih di kecamatan tempat tinggal korban sudah ada banyak warga yang berstatus pasien dalam pemantauan (PDP) yang masih beraktivitas seperti biasa.

Akhirnya bayi itu meninggal dunia di usia 40 hari lantaran kondisi terus memburuk.

(Tribunnews.com/ Ifa Nabila) (TribunPekanbaru.com/ Syaiful Misgiono) (Kompas.com/ Taufiqurrahman)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini