TRIBUNNEWS.COM - Pengamat pendidikan asal Surabaya, Moch Isa Anshori memberikan tanggapan terkait viralnya cuitan 'nyontek massal' saat UN.
Menurutnya, sekolah yang melakukan praktik nyontek massal ini, gagal menerapkan pendidikan karakter pada siswanya.
Terlebih, saat praktik nyontek massal ini diutus langsung oleh gurunya sendiri.
"Sekolah meluluskan anak tidak baik, dan hal tidak baik itu disuruh oleh gurunya sendiri."
"Itu sudah jauh dari nilai-nilai yang ada di pendidikan karakter."
"Saya kira gurunya yang harus diajari pendidikan karakter," ujar mantan Ketua Dewan Pendidikan Surabaya ini kepada Tribunnews, Jumat (26/6/2020).
Baca: Viral Pengalaman Nyontek Massal Saat UN untuk Jaga Nama Baik Sekolah, Pengamat: Ini Pembangkangan
Baca: Kisah Haru Wisudawan Terbaik soal Pendidikan di Tanah Papua, Hanya Miliki Satu Guru & Buku Terbatas
Isa mengatakan, buntut dari 'nyontek massal' ini, sekolah seharusnya bertanggung jawab untuk meningkatkan pendidikan karakter pada guru.
Hal itu supaya guru memahami apa yang harus diajarkan kepada siswa.
"Gurunya yang menjadi kunci, harus tahu mana yang jujur dan mana yang curang."
"Karena guru memiliki tanggung jawab untuk menjadikan anak-anak jujur dan bertanggung jawab," jelas Isa.
Lebih lanjut, Isa menyampaikan arah pendidikan sudah berubah menjadi lebih rasional.
Baca: Viral Wisuda Putra Papua Tak Dihadiri Orang Tua karena Biaya, Sosoknya Berprestasi Keliling Dunia
Hal itu bisa dilihat dari ujian nasional saat ini bukan lagi menjadi tolak ukur untuk menentukan kelulusan.
Meski Isa mengakui, kebijakan tersebut sedikit terlambat.
Pasalnya, dirinya sudah sejak 2010 tidak menyetujui atas tolak ukur kelulusan hanya dilihat dari UN.