"Ada mobil dinas Wakapolres, dan mobil warga serta beberapa sepeda motor warga yang ada di lokasi unjuk rasa," terangnya.
Jadi, kata Tatan, masyarakat yang demo meminta agar Kades Mompang Julu dipecat dari jabatannya.
"Itu tuntutan dari para pengunjuk rasa," ujarnya.
Sampai saat ini, akunya, petugas tengah melakukan negosiasi dengan para pengunjuk rasa agar tindakan anarkis tidak berkepanjangan.
"Petugas sudah dilapangan untuk melakukan penertiban kepada pengunjuk rasa. Kita upayakan agar masalah ini bisa cepat diselesaikan tanpa ada unjuk rasa lanjutan," katanya.
Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa terkait bansos yang tidak transparan
Warga Madina melakukan aksi unjuk rasa terkait bansos yang dianggap tidak transparan dari Kepala Desa (TRIBUN-MEDAN.COM/HO)
Aksi Serupa 2 Pekan lalu
Kasus serupa sebelumnya terjadi sekitar dua pekan lalu, tepatnya pada Selasa (16/6/2020) silam.
Warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara, memblokade Jalinsum.
Aksi ini dilakukan warga terkait dana bantuan langsung tunai (BLT) bagi masyarakat terdampak covid-19.
Pascaaksi demo tersebut, kepala desa (Kades) Hutapuli, Hanafi Nasution akhirnya memilih mundur dari jabatannya.
Informasi yang dihimpun, pengunduran diri tersebut dilakukannya setelah mendapat desakan dari warga yang melakukan aksi blokade Jalinsum.
Unsur muspika setempat sempat mencoba memediasi, namun belum berhasil mengatasi kekisruhan.
Hanafi Nasution akhirnya memutuskan menanggalkan jabatannya sebagai Kades Hutapuli.
Kepala desa membuat surat pengunduran diri lalu membacakan surat tersebut di hadapan peserta musyawarah.
Terkait kabar pengunduran diri kades tersebut, Camat Siabu Madina, Ali Siabu mengatakan pengunduran diri tersebut atas kejadian tudingan masyarakat bahwa penerima BLT tidak tepat sasaran, yang akhirnya masyarakat mengambil tindakan pemblokiran jalan.
"Benar telah menyatakan pengunduran diri," ujarnya saat dihubungi Tribun Medan pada Selasa (16/6/2020) malam.
Terkait pengunduran diri, kecamatan sendiri akan mengambil beberapa langkah awal.
"Langkah awal adalah membuat laporan ke Bupati tentang kronologi kejadian yang mengakibatkan kepala desa mundur. Sekaligus memintak petunjuk," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, warga Desa Hutapuli Kecamatan Siabu Mandailing Natal (Madina) melakukan aksi blokade Jalinsum, Selasa (16/6/2020).
Informasi yang berhasil dihimpun Tri bun-Medan.com, aksi ini merupakan butut dari kekecewaan warga dalam penyaluran BLT.
Kejadian dipicu dari adanya penambahan peserta penerima untuk penyaluran BLT di Desa Hutapuli.
Rapat keputusan soal penambahan penerima BLT tersebut tanpa diikuti dan diketahui Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Camat Siabu Ali Himsar Nasution membenarkan penyebab demo warga tersebut.
"Informasinya begitu. Kami baru tiba ke lokasi untuk melakukan mediasi. Penyebab sementara kami ketahui karena BPD tidak menerima keputusan terkait penambahan jumlah penerima BLT," ujarnya.
Terkait kejadian tersebut Tribun Medan mengkonfirmasi kepada Kapolsek Siabu AKP Ayub Nasution melalui WhatsApp.
Saat dihubungi, ia mengatakan kondisi sudah aman. Jalan sudah dibuka dan sudah normal kembali.
"Kalau untuk detailnya, silakan ke camat. Karena ia yang bisa memberikan keterangan detailnya. Karena sifatnya, kami hanya pengamanan saja.
Kami di situ hadir untuk pengamanan dan yang mediasi camat. Kami tidak ngomong sama masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, Kades Hutapuli Hanafi Nasution mengatakan, jumlah penerima BLT ini sesuai dengan daftar penerima sebelumnya yakni sebanyak 70 orang.
"BLT kami bagikan kepada 70 orang warga dan tidak ada penambahan penerima. Kalau soal blokade jalan apa penyebabnya saya tidak tahu," ujar Kades saat dikonfirmasi awak media.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "6 Anggota Polisi Jadi Korban Saat Unjuk Rasa Warga di Madina, Berikut Identitasnya"