News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perebutan Tahta Keraton Kasepuhan Memanas, Sejumlah Orang Ambil Alih, Walkot Cirebon Siap Jembatani

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rahardjo Djali (kiri) dan Elang Mas Upi Supriadi saat ditemui di Keraton Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu (28/6/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, berharap, Pemkot Cirebon dapat menjembatani pertemuan keluarga besar Keraton Kasepuhan.

Terutama pertemuan antara Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, dan pihak Rahardjo Djali yang mengaku sebagai keturunan asli Sultan Sepuh XI, Tadjoel Arifin Djamaluddin Aluda Mohammad Samsudin Radjanataningrat.

Menurut Azis, pertemuan itu untuk membahas perihal Keraton Kasepuhan yang berada di wilayah Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon.

"Saya kira itu hal positif dan kami berharap semoga pertemuan itu dapat terwujud secepatnya," ujar Nasrudin Azis.

Ia mengatakan, Ketua Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ), Dadang Sukandar, yang turut hadir dalam pertemuan itu mengaku siap membantu Pemkot Cirebon untuk memfasilitasi pertemuan kedua belah pihak.

Namun, Azis memastikan kalaupun pertemuan itu dapat terlaksana Pemkot Cirebon sekadar menjembatani kedua belah pihak.

Pihaknya menegaskan Pemkot Cirebon tidak akan ikut dalam musyawarah keluarga besar Keraton Kasepuhan itu.

Baca: Lagi, Bea Cukai Gagalkan Peredaran Rokok Ilegal di Bengkalis dan Cirebon

Baca: Muncul Klaim Hak Atas Keraton Kasepuhan Cirebon, Rahardjo Djali Mengaku Keturunan Sultan Sepuh XI

"Musyawarah itu internal keluarga, sepanjang itu permasalahan internal keluarga tentunya Pemkot Cirebon tidak akan ikut campur," kata Nasrudin Azis.

Ia hanya berpesan agar dalam penyelesaian ini jangan sampai menimbulkan kericuhan dan permasalahan baru yang malah akan merugikan Keraton Kasepuhan sendiri.

Jika hal semacam itu terjadi maka imbasnya bakal merugikan bangsa, khususnya Kota Cirebon.

Pasalnya, keraton merupakan aset bangsa dan secara kebetulan berada di wilayah Kota Udang.

"Pemkot Cirebon berkewajiban menjaga keraton-keraton yang ada di Kota Cirebon," ujar Nasrudin Azis.

Sejumlah orang ambil alih Keraton Kasepuhan datangi Wali Kota

Sejumlah orang yang mengambil alih Keraton Kasepuhan mendatangi Wali Kota Cirebon, Nasrudin Azis, pada Senin (29/6/2020) malam.

Mereka mendatangi Azis di rumah dinas Wali Kota Cirebon, Jalan Siliwangi, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon.

Bahkan, Rahardjo Djali yang menggembok pintu ruang Dalem Arum Keraton Kasepuhan datang langsung menemui Azis.

Kala itu, Rahardjo tampak didampingi Elang Heri, anak dari Elang Upi Supriadi yang dianggap layak menduduki posisi Sultan Keraton Kasepuhan.

Keduanya masuk ke rumah dinas Wali Kota Cirebon kira-kira pukul 19.30 WIB dan baru keluar pada pukul 20.30 WIB.

Pertemuan tersebut tampak berlangsung tertutup. Sejumlah awak media hanya diperkanankan menunggu di depan rumah.

"Kami bersilaturahmi dengan Pak Azis, menjelaskan duduk permasalahan Keraton Kasepuhan biar tidak simpang siur," kata Elang Heri saat ditemui usai bersilaturahmi dengan Azis.

Ia mengatakan, dalam pertemuan itupun turut menyampaikan permohonan maaf karena telah membuat gaduh situasi.

Namun, Heri mengakui Pemkot Cirebon tidak dapat campur tangan dalam pengambilalihan Keraton Kasepuhan yang beberapa waktu lalu sempat viral.

Pasalnya, hal tersebut merupakan ranah internal sehingga hanya dapat diselesaikan oleh keluarga besar keraton.

"Memang Pemkot tidak bisa masuk karena ini urusan keluarga, Pak Azis hanya berpesan untuk menjaga aset keraton," ujar Elang Heri

Kata Sultan Sepuh

Sultan Sepuh XIV, PRA Arief Natadiningrat, mengancam akan mempolisikan sejumlah orang yang mengambil alih Keraton Kasepuhan Cirebon.

Ia menilai perbuatan oknum tersebut telah melanggar hukum dikarenakan beberapa hal.

Di antaranya, mencemarkan nama baik, masuk tanpa izin, melakukan ancaman pembunuhan dan telah menyiarkan berita kebohongan.

"Hal-hal tersebut telah melanggar UU ITE dan KUHP yang masuk ranah pidana," kata Arief Nataningrat melalui pesan singkatnya, Senin (29/6/2020).

Ia mengatakan, pengambilalihan itupun layak dilaporkan secara hukum ke pihak berwajib dalam hal ini kepolisian.

Menurut dia, pelaporan tersebut dilakukan demi tegaknya hukum dan menjaga marwah Keraton Kasepuhan Cirebon.

Karenanya, Arief memohon doa dan dukungan dari semua kalangan agar permasalahan tersebut cepat terselesaikan.

"Mohon doa dan dukungan dari para wargi, pemerintah, dan aparat keamanan agar masalah yang memalukan ini dapat diselesaikan sebaik-baiknya," ujar Arief Natadiningrat.

Arief juga berharap, Keraton Kasepuhan sebagai bagian dari sejarah dan jatidiri bangsa tetap lestari, aman serta damai.

Diberitakan sebelumnya, rekaman video yang menampilkan sejumlah orang mengambil alih Keraton Kasepuhan Cirebon beredar di aplikasi WhatsApp, dan media sosial pada Minggu (28/6/2020).

Video itu menampilkan pria bernama Rahardjo Djalil yang mengaku sebagai keturunan asli Sultan Sepuh XI, Tadjoel Arifin Djamaluddin Aluda Mohammad Samsudin Radjanataningrat.

Dalam video itupun Rahardjo tampak menyegel pintu ruang Dalem Arum Keraton Kasepuhan dan menurunkan foto Sultan Arief beserta Permaisuri Keraton Kasepuhan, Ratu Isye Natadiningrat.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul 

Wali Kota Berharap Pemkot Cirebon Bisa Jembatani Pertemuan Keluarga Besar Keraton Kasepuhan

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul "Wali Kota Berharap Pemkot Cirebon Bisa Jembatani Pertemuan Keluarga Besar Keraton Kasepuhan" , "Sultan Sepuh XIV Ancam Polisikan Sejumlah Orang yang Ambil Alih Keraton Kasepuhan Cirebon" , "Sejumlah Orang yang Ambil Alih Keraton Kasepuhan Datangi Wali Kota Cirebon, Sampaikan Ini"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini