"Bilangnya di atas takut, ada boneka dalam rumah. Anak berumur sekitar lima tahun itu naik lagi," ujar Dewi, saat diwawancara Tribunjabar.id di lokasi kejadian, Jumat (17/7/2020).
Tak lama berselang, dia pun menuju lantai dua untuk mengecek.
Penutup bagian atas toren itu sudah dala keadaan terbuka.
Selama ini, sepengetahuannya, penutup itu tidak pernah terbuka sama sekali.
Air toren masih dalam keadaan penuh dan bocah 5 tahun itu sudah dalam keadaan mengambang.
"Aku melihat kondisi tangan dan kepalanya. Enggak tega lama lihat, habis itu turun," katanya.
Menurutnya, setelah itu mulai berdatangan beberapa penghuni lain, warga sekitar, kepolisian hingga petugas pemadam kebakaran.
"Air dalam toren itu aku dengar dikuras dulu oleh damkar. Baru jenazah dikeluarkan," ujarnya.
Bocah yang tewas dalam toren itu berasal dari keluarga pengamen.
Ia tinggal di lantai dua rumah kontrakan tersebut.
Ia tinggal bersama ibu kandungnya, Asih‎, dan bapak tirinya, Hamid Arifin (25) lalu kedua paman tiri berinisial Rf (13) dan Ih (8).
"Betul, korban sering mengamen dengan orang tuanya di Kota Bandung," ujar Kapolsek Cicalengka, Kompol Aep Suhendi, via ponselnya, Jumat (17/7/2020).
Bocah tersebut sempat hilang dan dicari orangtuanya sejak Kamis (16/7/2020).
Orangtuanya kembali dari mengamen dan tidak menemukan keberadaan AP.