TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Ahmad Yani Semarang, Achadi Subarkah Raharjo memberikan penjelasannya soal fenomena munculnya kristal es yang menyelimuti tanaman di dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah.
Achadi menjelaskan fenomena yang viral tersebut oleh warga sekitar disebut dengan embun upas.
Fenomena embun upas sendiri biasa dan sering terjadi di kawasan wisata tersebut sekitar Juni hingga Agustus.
"Ketika di Jawa tengah telah memasuki musim kemarau tepatnya di dataran tinggi Dieng, sudah sering terjadi adanya pembentukan es di permukaan bumi."
"Termasuk penampakan kristal es pada tanaman serta benda-benda lainnya tersebut, oleh masyarakat sekitar peristiwa ini dinamakan embun upas," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Senin (27/7/2020).
Baca: VIRAL Video TikTok Reaksi Ibu Mengetahui Anaknya yang Berusia 17 Tahun Hamil, Tawarkan 3 Pilihan
Achadi melanjutkan penjelasannya, secara fisis, peristiwa terbentuknya embun upas merupakan proses perubahan wujud benda secara alami yang terjadi dalam waktu singkat.
Yakni dari mengembun-membeku dan mencair.
"Sedangkan musim kemarau di Indonesia secara regional dipengaruhi oleh mesin cuaca dinamakan Monsoon Australia," ungkapnya.
Achadi mengandaikan, pada musim tersebut, benua Australia ibarat memiliki mesin kipas angin raksasa, yang mengembuskan massa udara bersifat kering dan dingin ke wilayah selatan garis ekuator Indonesia.
"Dataran Tinggi Dieng berada pada ketinggian rata-rata ± 2000 mdpl."
"Saat musim kemarau, suhu dapat mencapai 0 ºC atau lebih rendah lagi."
"Pola suhunya banyak dipengaruhi perpindahan dan pertukaran radiasi di permukaan, sirkulasi angin lembah dan angin gunung, serta sistem konvektif skala meso," bebernya.
Achadi juga menambahkan, tingginya kelembaban udara tersebut akibat kompleksitas pegunungan dan tutupan lahan.
Di sinilah embun upas terbentuk.