TRIBUNNEWS.COM - Seorang desainer grafis menjadi perbincangan setelah curhatan jasanya ditawar oleh klien dengan 'harga teman' viral di jagat maya.
Pakar Ekonomi dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Retno Tanding Suryandari, SE ME PhD turut memberikan pendapatnya mengenai hal tersebut.
Menurutnya, permintaan 'harga teman' sudah sering kali terjadi di lingkungan sekitar.
Namun, sebenarnya hal tersebut justru menandakan sikap tidak menghargai.
"Kebiasaan meminta 'harga teman' ini seolah-olah wajar tapi sebenarnya tidak wajar."
"Artinya kita tidak menghargai proses profesionalisme seorang teman," ujar Retno kepada Tribunnews, Selasa (28/7/2020).
Baca: VIRAL Akang Gendang di CCTV Lalu Lintas, ATCS Dishub Bandung Ikuti Tren untuk Edukasi Masyarakat
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS ini juga tidak menyarankan berbisnis dengan dalih 'harga teman'.
Sebab, usaha apapun, pasti seorang pelaku bisnis sudah memperhitungkan matang-matang harga yang ditawarkan.
"Dalam etika pergaulan dan etika bisnis, kalau dengan teman sebisa mungkin jangan minta diskon."
"Bayarlah dengan harga yang wajar, kita dukung dan promosikan produknya, kalau kualitasnya tidak sesuai harapan kita, berikan masukan yang baik."
"Itu adalah bagian dari mendukung usaha teman-teman kita," tegasnya.
Disisi lain, Retno juga mengatakan, pelaku yang meminta 'harga teman' biasanya dibarengi dengan sikap menggampangkan.
Seperti yang menimpa sosok Jesslyn, desainer grafis yang curhatannya viral di jagat maya lantaran mendapat klien bersikap buruk.
Baca: Viral Cuitan Soal Kondisi Pasien Kanker Membaik karena Hati yang Gembira, Begini Tanggapan Dokter
Pelaku yang meminta 'harga teman' dalam kasus ini, justru menggampangkan kerja desainer.