TRIBUNNEWS.COM - Fenomena sekelebat cahaya dan suara dentuman menghebohkan masyarakat Pulau Belitung dan bahkan diketahui sampai ke Pulau Bangka.
Cahaya tersebut sangat terang, berwarna kuning kemerahan, dan menghilang di langit dengan buntut berapi.
Menanggapi hal ini, Koordinator Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan (Lapan) Republik Indonesia Emanuel Sungging Mumpuni mengatakan fenomena ini diprediksi dikarenakan meteor shower alias hujan meteor.
"Saat ini sedang puncak-puncaknya masa meteor shower Perseids. Tidak perlu dikhawatirkan oleh masyarakat. Justru bisa dinikmati oleh masyarakat karena fenomena alam ini tidak terjadi setiap hari," kata Sungging kepada posbelitung.co, Selasa (11/8/2020).
Ia mengatakan objek yang dilihat oleh masyarakat Belitung dimungkinkan adalah sebuah meteor yang meledak di atmosfir. Mengenai suara dentuman ia menjelaskan itu bisa jadi benda yang lebih besar, namun tidak perlu dicemaskan.
Biasanya, lanjutnya, objek tersebut terbakar atau meledak di atmosfer sebelum sampai di bumi makanya seperti ada percikan api atau biasa disebut sebagai fireball.
Baca: Jangan Lewatkan, Puncak Hujan Meteor Perseid 12-13 Agustus, Begini Cara Melihatnya
Baca: Peringatan Dini BMKG Rabu, 12 Agustus 2020: Hujan Lebat Disertai Angin Kencang di Sejumlah Wilayah
Baca: Viral Video Penampakan Awan Raksasa Mirip Gelombang Laut di Langit Aceh, Begini Kata BMKG
Sungging menerangkan yang dikhawatirkan malah benda jatuh buatan manusia. Namun, hal tersebut sudah dimonitor oleh Lapan RI dan jika ada potensi jatuh di Indonesia maka akan segera diinfokan ke masyarakat.
"Bisa dipantau di instagram kami @lapan_ri dan website kami untuk memantau realtime benda antariksa di wilayah kita," kata Sungging.
Ia menekankan pada masyarakat agar tidak perlu khawatir berlebihan karena ini hanya fenomena alam biasa.
Sebagai informasi, hujan meteor Perseid aktif sejak tanggal 17 Juli hingga 24 Agustus dan puncaknya terjadi pada 12 sampai 13 Agustus 2020. Hujan meteor ini dapat disaksikan mulai tengah malam hingga fajar bahari atau nautica berakhir atau sekitar 24 menit sebelum matahari terbit.
Itensitas maksimum hujan meteor ini mencapai 60 sampai 70 meter tiap jam dengan kelajuan meteor mencapai 212.400 km per jam. (Posbelitung.co/BryanBimantoro)
Artikel ini telah tayang di posbelitung.co dengan judul "Tak Perlu Cemas, Lapan RI Ungkap Dentuman dan Cahaya Terang di Langit Belitung adalah Hujan Meteor"