TRIBUNNEWS.COM - Gara-gara harga cabai mengalami penurunan, petani di Jeneponto memilih mencabut pohonnya.
Harga cabai di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan terus mengalami penurunan.
Nilai jual yang tak sebanding dengan ongkos produksi dan ongkos panen membuat sejumlah petani di Jeneponto lebih memilih mencabuti pohon cabainya.
Seperti yang dilakukan petani cabai, Dedi. Ia menuturkan pohon cabainya lebih baik dicabut dan diganti dengan tanaman lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
Baca: Ini Cara Petani Mencegah Kebakaran di Lahan Gambut
Baca: Kisah Hijrah Para Petani Boyolali : Dari Bahan Kimia Beralih ke Organik
"Lebih banyak ongkosnya kalau dipetik ketimbang dijualki. Jadi kucabut baru rencananya kuganti tanaman lain yang lebih tinggi nilai jualnya," ujar Dedi ke TribunJeneponto.com, Kamis (13/8/2020).
Harga cabai paling tinggi saat ini hanya mencapai Rp 3.000 per kilonya.
"Saat ini harganya hanya Rp 3.000 per kilo beda dengan beberapa bulan lalu bisa mencapai harga Rp 5.000 per kilo bahkan lebih diatasnya lagi," ungkapnya.
Ia berharap pemerintah terkait bisa memperhatikan masyarakat, khususnya para petani.
"Berharapka harga cabai bisa dinaikkan seperti bulan bulan lalu Rp 5.000 per kilo sampai Rp 7.000 per kilo," tuturnya.
Laporan Wartawan Tribun Jeneponto, Muh Rakib
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul "Gegara Harga Anjlok, Petani di Jeneponto Cabut Pohon Cabai"