TRIBUNNEWS.COM - Sebuah unggahan yang menceritakan adanya seorang pria yang bertahun-tahun tinggal puncak Gunung Wilis viral di media sosial.
Dalam unggahan akun Instagram @pendakilawas, tampak foto sebuah bivak sederhana yang dilengkapi dengan bendera merah putih.
Adapun foto seorang pria yang tampak tersenyum mengenakan jaket dan topi hitamnya.
Baca: VIRAL Temuan Bayi Dikubur Hidup-hidup Hebohkan Warga, Korban Masih Hidup dan Menangis saat Ditemukan
Dijelaskan dalam unggahan viral tersebut, pria yang memilih tinggal seorang diri di puncak Gunung Wilis sejak 2,5 tahun terakhir itu bernama Hamzah (47).
Hamzah tinggal seorang diri di dalam bivak yang didirikan di Puncak Trogati Gunung Wilis 2.563 Mdpl.
Pengunggah menyebutkan, sehari-hari, Hamzah mengonsumsi tiwul sebagai makanan pokoknya.
Ia juga memanfaatkan tumbuh-tumbuhan di sekitarnya untuk bertahan hidup.
Sementara itu, untuk memenuhi kebutuhan air, Hamzah memanfaatkan air hujan serta mata air yang mengalir di dasar jurang.
"Ultimate Survival and BushCrafter.
Pak Hamzah, 47 thn asal Kalidawir, Tulungagung, selama 2.5 tahun tinggal seorang diri di puncak tertinggi pegunungan Wilis.
Beliau tinggal di dalam bivak yang didirikannya di Puncak Trogati Gunung Wilis 2563 Mdpl.
Makanan pokoknya adalah tiwul. Selain itu beliau memanfaatkan tumbuh tumbuhan yang ada disekitar puncak sebagai sumber makanan.
Contoh tumbuhan tersebut adalah Bayam Hutan, Ginseng Hutan, Sawi Hutan, Manis Rejo ( Cantigi), selada air, dll.
Untuk kebutuhan air minum beliau memanfaatkan air hujan atau mengambil air dari mata air yang mengalir di dasar jurang di kiri kanan puncak.
Saat itu beliau belum bisa memutuskan kapan akan turun gunung.
Source : Mas Ari Purnomo Adi (FB)," tulis akun @pendakilawas, Selasa (2/9/2020).
Kisah yang diunggah ulang oleh akun @pendakilawas itupun langsung mengundang perhatian warganet.
Hingga Rabu (3/9/2020) siang, unggahan tersebut telah disukai lebih dari 10 ribu orang.
Kisah di Baliknya
Diketahui, kisah ini awalnya dibagikan oleh pemilik akun Facebook Mas Ari Purnomo Adi pada Senin (31/8/2020) lalu.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Ari membenarkan kisah yang ia bagikan tersebut.
Pendaki asal Wates, Kediri, itu mengatakan ia bersama rombongannya bertemu dengan Hamzah di Puncak Trogati Gunung Wilis pada Minggu (23/8/2020) lalu.
Baca: Viral Foto Spiderman Jualan Petai di Jalanan, Celetuk Warganet: Pete Parker
Ari menceritakan, ia dan rombongannya memang sedang menjalankan ekspedisi menjelajahi puncak-puncak utama Gunung Wilis.
Secara tidak sengaja, ia bertemu dengan Hamzah saat berada di Puncak Trigoti Gunung Wilis.
"Nggak sengaja, nggak ada rencana, dan kita tidak tahu ada orang di situ sebenarnya," ungkap Ari saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Rabu (3/9/2020).
Ari menyebutkan, ia sempat berbincang dengan Hamzah sekitar 1 jam lamanya.
Dalam perbincangan tersebut, Ari mengetahui bahwa Hamzah merupakan pria asal Kalidawir, Tulungagung, Jawa Timur.
Saat inipun, menurut Ari, keluarga Hamzah masih berada di daerah Kalidawir.
Lebih lanjut, Ari menyebutkan, latar belakang Hamzah memilih tinggal di puncak gunung adalah belajar.
Menurut Ari, Hamzah mengungkapkan dirinya mendalami ilmu yang berfokus untuk mengenal diri sendiri sebagai langkah mendekatkan diri pada Tuhan.
Baca: Viral Video Candaan Andre Taulany pada Betrand Peto, Ruben Onsu: Dia Bukan Ngatain ke Onyo Juga
Hal itulah yang kemudian membawa Hamzah untuk memilih puncak gunung sebagai tempat tinggalnya.
"Prinsipnya, beliau itu belajar tentang ilmu yang intinya adalah mengenal diri sendiri, yang bisa saya tangkap itu, karena dengan mengenal diri sendiri itu adalah salah satu cara untuk mengenal Tuhan," ungkapnya.
"Kalau di dalam ajaran Jawa kan ada 'manunggaling kawula Gusti', jadi dia menerapkan ilmu itu yang diajarkan guru beliau," sambung Ari.
Oleh karena itu, Ari menambahkan, puncak gunung yang sepi dan sunyi menjadi pilihan Hamzah untuk dapat lebih fokus mendekatkan diri pada Tuhan.
Ari menyebutkan, Hamzah sudah menjalani kehidupannya di puncak gunung sejak tahun 2000-an.
"Memang beliaunya kan sudah menjalani hidup seperti itu, bertapa mungkin sejak tahun 2000-an, jadi dia bertapanya bukan 2,5 tahun tapi sejak tahun 2000," jelas Ari.
Ari menambahkan, sejak tahun 2000, Hamzah pun berpindah-pindah tempat untuk mencari lokasi yang mampu membuatnya fokus.
"Iya (berpindah-pindah), yang pertama dia di Sadepok terus karena Sadepok mulai ramai, dia pindah ke Trogati," kata Ari.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)