News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Misteri Bau Busuk dari Rumah Pemuka Agama di Medan Belum Terungkap, Keramik Dibongkar Hasilnya Nihil

Editor: Miftah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga kian ramai meihat kondisi rumah di Gang Kancil, Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang lantaran tercium aroma busuk dari dalam kamar tersebut, Senin (14/9/2020)

TRIBUNNEWS.COM - Misteri bau busuk dari rumah seorang pemuka agama di Medan masih belum terungkap.

Warga dan pihak kepolisian yang membongkar keramik yang diduga dipakai untuk mengubur manusia tak membuahkan hasil.

Tidak ditemukan apa pun di tempat tersebut.

Hasil pembongkaran semen keramik rumah Tahfiz Quran Ustaz Haji Taufik di Gang kancil, Pasar I Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang berujung nihil pada Senin (14/9/2020) siang.

Amatan Tri bun, belasan polisi bersama perangkat desa setempat telah memasuki rumah yang bergerbang hitam tersebut.

Sesaat kemudian para petugas meminta tangga besi dikarenakan kondisi lobang yang dalam.

"Minta dulu tangga besi, ini dalam lubangnya," kata seorang petugas.

Lalu, sekitar pukul 12.45 WIB, seorang petugas kembali meminta cangkul.

Kepala Lingkungan VI Tanjung Sari Medan, Dayat Iskandar menerangkan, setalah melakukan pencarian tidak ada ditemukan apa-apa di dalam lantai keramik tersebut.

Ia menyebut pihaknya sudah menggali sedalam satu meter bersama ahli kubur dan hanya ditemukan pasir.

Baca: Terkait Kabar Adanya Mayat di Rumah Tokoh Pemuka Agama di Medan Selayang, Begini Penjelasan Polisi

Baca: Tak Mayat di Rumah yang Bikin Heboh di Medan, Oknum Pengasuh Raib Sejak Agustus

Baca: Berawal Dari Kesurupan, Rumah Berbau Busuk Dibongkar, Diduga Ada Mayat Dikubur

Warga kian ramai meihat kondisi rumah di Gang Kancil, Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang lantaran tercium aroma busuk dari dalam kamar tersebut, Senin (14/9/2020) (T R IBUN-MEDAN.com/Victory Arrival)

"Ternyata dugaan yang diduga ada di dalam keramik ditanam manusia katanya namun nihil tidak ada setelah kami bongkar melalui penggali kubur. Tidak ada temuan apapun. Logikanya bila terjadi mayat di dalam itu atau sudah membusuk tanah itu pasti berubah warna ini tanah tersebut tidak berubah warna, isinya pasir sudah digali sedalam satu meter jadi tidak ada temuan apapun," tuturnya, Senin (14/9/2020).

Ia menyebutkan, penggalian tersebut telah disaksikan oleh warga dan tidak ada penipuan.

"Disaksikan oleh warga Nenek Purnama dan Ibu Yuni mereka menyaksikan. Ini jelas fakta bukan main-main tidak disembunyikan tidak ada bohong-bohong.Kami menyaksikan penggalian di dalam apa yang kami risaukan apa yang kami curigakan ternyata tidak ada," tambah Dayat.

Namun, ia menegaskan bahwa pihak perangkat desa akan tetap menindaklanjuti kasus ini.

"Namun demikian bila nanti ada yang mencurigakan kami tetap menindak lanjuti apa yang menjadi keluhan masyarakat khususnya Bapak dari pihak polisi Polda Sumut, kami aparat kelurahan dan Babinsa TNI kita sama-sama bekerja untuk menjawab seluruh oertanyaan yang ada keluhan dari masyarakat," terangnya.

Mendengar pernyataan tersebut, warga tampak kecewa, dan meminta untuk membuktikan langsung.

"Tadi ada sekarang kenapa tidak ada, kami mau lihat langsung ke dalam," kata seorang warga.

Sesaat kemudian para warga tersebut tampak memanjat pagar dan masuk ke dalam halaman rumah tersebut.

Dayat menuturkan bahwa pihaknya telah berkoodinasi dengan pemilik rumah yang berada di Bogor bahwa dirinya tidak pernah melakukan pergantian keramik.

"Ada empat buah keramik yang berbeda dan kelihatannya baru. Karena pemilik rumah mengatakan tidak pernah mengganti keramik," ungkapnya.

Kepling juga membenarkan bahwa pengurus Tahfiz yang bernama Ustaz Haji Taufik Bin Azis pernah ditangkap kasus penyodoman terhadap santri.

"Betul pengurusnya Ustaz Taufikaufik sempat tersandung perkara pencabulan di bulan April. Pada saat disodomi pertama yang ditangkap Polrestatabes ada dua orang. lalu damai lalu lepas," tuturnya.

Iskandar menyebutkan Tahfiz tersebut sudah dua tahun berdiri dan tak pernah meminta izin.

"Sudah ada sekitar dua tahun, tapi tempat ini tidak ada lapor ke kami. Dan sudah sebulan ini kosong," jelasnya.

Pengakuan dari warga setempat Ibu Sembiring (55) yang rumahnya tepat di lokasi kejadian menyebutkan bahwa awalnya kejadian tersebut bermula pada 10 September 2020 lalu.

"Jadi awalnya itu ketahuan bau busuk dimana ada delapan orang yang mau bagikan donatur ke Tahfiz ini tiba-tiba ada satu yang kesurupan waktu megang pintu gerbang dan sebut untuk membongkar keramik di rumah tersebut," tuturnya saat diwawancarai di lokasi.

"Waktu kejadian kesurupan itu lebih bau lagi, sampai banyak yang muntah," tambahnya.

Lalu setelah itu ia menyebutkan warga langsung memanggil Kepala lingkungan setempat untuk memeriksa kejadian tersebut.

"Kita langsung panggil kepling dan pengurus Masjid Al-Furqon untuk lihat keramik. Ternyata benar bahwa warna keramik itu ada empat berbeda dari keramik lainnya dan waktu menokok keramik terdengar bunyi kopong," ungkap Sembiring.

Sembiring juga menuturkan sebelumnya pada masa awal mula Covid-19 dirinya dan keluarga sempat diminta membersihkan rumah Tahfiz tersebut.

"Pernah datang abangnya suruh bersihin rumahnya, lalu saya ajak anak dan menantu saya bersihkan. Waktu bersihkan itu rupanya bau sekali enggak tahan," tuturnya.

Ia juga membeberkan bahwa di lokasi keramik tersebut memang didapati informasi dari para santri menjadi ruang penyiksaan dan penyodoman.

Sembiring bahkan menyebutkan pada bulan Maret 2020, pemilik Tahfiz yang bernama Ustaz Haji Taufik Bin Azis pernah tersandung kasus hukum karena menyodomi empat anak.

"Di dalam kamar kosong yang keramiknya berbeda itu informasi dari para santri memang meniadi penyiksaan para santri. Pada bulan Maret kemarin Ustaz Taufik itu pernah ditahan polisi karena diduga sodomi dua laki-laki, sempat ditahan tapi bulan Mei udah keluar lagi," ungkapnya.

Namun, ia menyebutkan pihaknya ingin agar rumah tersebut segera dibongkar agar kasus ini dapat titik terang.

"Keputusannya kita tidak tahu isinya karena kita ingin tahu juga agar warga tidak penasaran. Dan supaya kampung ini bersih dari maksiat," tegasnya.

Sembiring menyebutkan bahwa Tahfiz Quran Ustaz Haji Taufik telah berdiri sejak Februari 2019 lalu.

Seorang santri bernama yanto (17) asal Sidikalang di lokasi menerangkan bahwa benar dia pernah melihat temannya disiksa dan disodomi di rungan kamar tersebut.

"Saya tidak pernah dipanggil, tapi kawan saya santri namanya Ilham umur 13 tahun pernah dipanggil ke kamar itu arena melanggar peraturan. Dan disitu dia disodomi pengakuan dari dia. Kami juga sempat ngerekam," tuturnya.

(vic/tri-bun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul "Hasil Pembongkaran Keramik di Tahfiz Quran Tanjung Sari Nihil Mayat, Warga Kecewa dan Terobos Masuk"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini